Aktivitas Malioboro Usai PKL Meninggal karena C-19

Aktivitas Malioboro Yogyakarta tetap normal meski ada satu PKL di kawasan wisata tersebut meninggal terpapar C-19.
Pasca adanya PKL yang meninggal dunia dan terkonfirmasi positif Covid-19, denyut kehidupan di kawasan tersebut tetap berjalan normal. (Foto Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Satu Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Malioboro meninggal dunia dan terkonfirmasi positif Covid-19. Meski begitu, tak ada denyut kehidupan yang mati di salah satu lokasi jujugan favorit wisatawan tersebut. Seperti tak ada ketakutan, bahkan sampai saat ini, para pedagang masih berjualan secara normal.

Paguyuban pedagang-pedagang kaki lima di Malioboro melalui Ketua Paguyuban Tri Darma, Paul Zulkarnain mengatakan PKL di Malioboro tetap berjualan seperti biasa. Namun, beberapa pedagang yang lokasinya berdekatan dengan kios milik pasien meninggal dunia, telah meliburkan aktivitasnya sejak 5 September 2020.

"Tidak ada (ketakutan), secara umum memang masih jualan normal, yang tidak, hanya beberapa pedagang yang diminta Wakil Wali Kota, Heroe Poerwadi itu, karena harus isolasi mandiri. Itu ada di Zona 3," ungkap Paul, Selasa, 8 September 2020.

Menurut Paul sebagai ketua paguyuban yang menaungi sekitar 50 pedagang, pihaknya selalu mengkampanyekan protokol kesehatan. Oleh sebab itu, dirinya memastikan, selama ini, pemilik kios sudah tertib dan menjalankan setiap anjuran pemerintah dengan baik.

Kami sangat getol mengingatkan, kalau ada pengunjung yang tidak mau memakai masker, ya tidak usah masuk Malioboro.

"PKL bahkan ikut mengingatkan pengunjung, agar tertib memakai masker. Kami sangat getol mengingatkan, kalau ada pengunjung yang tidak mau memakai masker, ya tidak usah masuk Malioboro," tegasnya.

Paul pun mengakui, PKL yang meninggal dunia itu, merupakan salah satu anggota kelompoknya. Menurutnya, yang bersangkutan selama ini sangat tertib menjalankan protokol kesehatan ketika berdagang, dengan selalu memakai masker dan rajin cuci tangan.

Dia mengungkapkan, pada 24 dan 25 Agustus 2020 yang bersangkutan sudah tidak jualan, tidak enak badan, karena lambungnya sakit, penyakit bawaan. Pihaknya saat itu, karena sebelum weekend sibuk mengatur ramainya Malioboro.

"Kemudian, tanggal 5 September 2020 kami dengar kabar kalau beliau meninggal dunia. Itu dari rumah sakit tidak memperbolehkan kamk ke rumah duka, karena lansung dibawa ke Sentolo, Kulonprogo untuk dimakamkan," jelasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta juga belum mengambil langkah penutupan sementara objek wisata Malioboro, meski muncul kasus Covid-19 yang menyerang seorang PKL di kawasan tersebut.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, sejauh ini para pedagang masih diizinkan membuka lapak, kecuali beberapa PKL yang lokasinya berdekatan dengan kios milik pasien tersebut. Ia pun memastikan, mereka sekarang melakoni isolasi mandiri.

"Yang diliburkan hanya dua ruas (di Zona 3 pedestrian sisi barat) itu saja, karena kontak eratnya dengan almarhumah cukup tinggi. Jadi, selain di ruas-ruas itu, masih dibolehkan berjualan," tandas pria yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut. []

Berita terkait
Sikap Pemkot Jogja soal PKL Malioboro Meninggal C-19
Pemkot Yogyakarta belum berencana menutup kawasan wisata Malioboro menyusul satu PKL di lokasi tersebut meninggal positif corona. Begini alasannya.
Setelah PKL Malioboro Meninggal Gegara C-19
Seorang PKL Malioboro meninggal positif C-19. DPRD DIY meminta tes swab bagi PKL di kawasan cagar budaya di Yogyakarta tersebut.
PKL di Malioboro Yogyakarta Meninggal Karena C-19
Seorang pedagang tas dan dompet di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta meninggal dunia akibat positif C-19.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.