Semarang- Lokalisasi Gambilangu di perbatasan Semarang-Kendal, Jawa Tengah ditutup Selasa, 19 November 2019 besok. Seremoni penutupan aktivitas prostitusi di tempat yang dikenal dengan sebutan GBL tersebut itu dilakukan di Terminal Mangkang.
“Seremoninya mulai pukul 09.00 WIB, digabung jadi satu di Terminal Mangkang,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Muthohar, saat dihubungi Tagar, Senin, 18 November 2019.
Muthohar menuturkan, seremoni penutupan tidak jauh beda dengan yang di Sunan Kuning. Hanya saja, di GBL, selain akan dihadiri oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, juga bakal dihadiri oleh Bupati Kendal Mirna Anissa.
“Ya karena Gambilangu masuk dua wilayah, Kota Semarang dan Kabupaten Kendal. Jadi bakal ramai nanti, juga dihadiri oleh Kementerian Sosial (Kemensos),” ucapnya.
Untuk tali asih, lanjut dia, ada perbedaan jumlah yang diterima wanita pekerja seks (WPS) GBL dengan Sunan Kuning. Di GBL, tiap WPS akan mendapatkan Rp 6 juta, yang bersumber dari anggaran APBN lewat Kemensos.
Sebelumnya saat penutupan prostitusi di Sunan Kuning, 18 Oktober 2019 lalu, tiap WPS mendapat bantuan sosial dari APBD Kota Semarang sebanyak Rp 5 juta. Total ada 448 WPS Sunan Kuning yang menerima tali asih tersebut.
Ya kalau kami manut saja, tidak ada masalah.
Muthohar berharap perbedaan tersebut tidak menjadi persoalan mengingat kemampuan anggaran pemerintah daerah dan pusat juga beda. Tali asih di GBL di-handle pusat karena mencakup dua kabupaten kota.
“Kalau yang di Sunan Kuning dari APBD Kota Semarang. Ketika sudah dianggarkan APBD maka tidak boleh dobel anggaran,” ujarnya.
Koordinator GBL Semarang Kaningsih membenarkan ada rencana pembagian tali asih Rp 6 juta untuk 126 anak asuh yang biasa operasional di kawasan Kampung Rowosari Atas. Pencairan dilakukan saat seremoni penutupan besok.
“Iya kami sudah tahu informasi itu. Tapi kami kan yang dari Rowosari Atas, Semarang, ada 126 anak asuh,” ucapnya.
Kaningsih mengaku siap mengikuti kebijakan kebijakan dari pemerintah. “Ya kalau kami manut saja, tidak ada masalah. Kan itu program pemerintah untuk menutup seluruh tempat prostitusi di Indonesia. Termasuk yang di sini,” imbuh perempuan yang akrab disapa Mami ini.
Penyaluran dana bantuan sosial menggandeng Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Attauhid. Uang Rp 6 juta untuk modal usaha ekonomi kreatif Rp 5 juta, jaminan hidup selama sebulan Rp 750 ribu dan Rp 250 ribu biaya kepulangan WPS ke daerah asal.
“Nanti akan diberikan dalam bentuk tabungan dan ATM. Kemensos sudah menunjuk Bank Mandiri untuk penyaluran ini,” kata Ketua Yayasan Attauhid Singgih Yongki Nugroho.
Ditambahkan, LKS Attauhid diminta untuk mendampingi sekaligus memastikan tali asih digunakan sesuai peruntukannya. Semisal Rp 5 juta akan digunakan untuk membuka usaha kuliner maka WPS wajib membuktikan penggunaan uang tersebut.
"Semisal untuk pembelanjaan barang, ada bukti nota dan dokumentasi yang diserahkan ke petugas damping. Karena uang Rp 5 juta ini harus digunakan sebagaimana mestinya. Diharapkan dengan modal itu bisa dimanfaatkan untuk merintis wirausaha,” jelasnya.
Karena itu, imbuh Yongki, pihaknya akan menerjunkan 15 petugas pendamping guna mengawasi pemanfaatan uang Rp 5 juta. “Kami hanya mendampingi untuk mbak-mbak di GBL wilayah Semarang. Ada 15 orang, maksimal mengawasi 10 orang," tutur dia. []
Baca juga:
- Lokalisasi Gambilangu Semarang, Dulu dan Sekarang
- Pemkot Semarang Akan Tutup Tempat Prostitusi Gambilangu
- Berapa Jumlah Pesangon WTS Sunan Kuning dan Gambilangu?
