Lockdown, PM India Minta Maaf Sulitkan Warga Miskin

Perdana Menteri India, Narenda Modi menyampaikan permintaan maaaf khususnya kepada warga miskin terkait kebijakan karantina total (lockdown).
Narendra Modi (Foto: dw.com)

Jakarta -  Perdana Menteri India, Narenda Modi menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat khususnya warga miskin terkait kebijakan karantina total (lockdown) yang semakin menyulitkan kehidupan mereka.

Ia mengaku kebijakan lockdown selama 21 hari itu ditempuh tanpa perencanaan yang matang. Atas langkah itu, Modi mendapat kritikan tajam dari banyak pihak. "Kami minta maaf karena mengambil langkah-langkah kasar yang menyebabkan kehidupan Anda semakin sulit, khususnya orang-orang miskin," ucap Modi dalam pidato yang disiarkan di radio pemerintah, Minggu, seperti diberitakan dari aljazeera.com, Senin 30 Maret 2020.

Baca Juga: Nasib Buruh Harian di India Pasca Lockdown

"Saya tahu banyak diantara kalian yang marah dan kecewa kepada pemerintah khususnya kepada saya. Namun pmerintah terpaksa menempuh tindakan lockdown untuk menekan penyebaran virus corona. Supaya kita bisa menang melawan pertempuran ini," ucap Modi.

Lockdown membuat banyak pekerja migran yang menjadi pengangguran

Seperti diketahui, Modi mengumumkan kebijakan lockdown yang mulai berlaku pada 25 Maret untuk menekan penyebaran virus corona. Namun keputusan itu membuat jutaan warga miskin terkena dampak paling parah, banyak pekerja migran yang menjadi pengangguran karena tempat kerjanya tutup, membuat mereka kelaparan. Mereka terpaksa meninggalkan kota dan pulang ke desa berjalan hingga ratusan kilometer.

"Orang-orang miskin pasti berpikiran, seperti apa perdana menteri kita yang menempatkan kita dalam banyak masalah. Namun saya harap, masyarakat India bisa memahami bahwa pemerintah tidak ada pilihan lain. Saya yakin, langkah yang kita tempuh ini akan membawa kemenangan India melawan corona," ucap Modi.

Lockdown IndiaPekerja migran memadati terminal bus untuk kembali ke kampung halaman mereka saat diberlakukan penguncian atau lockdown 21 hari secara nasional untuk menekan penyebaran virus corona Covid-19, di Ghaziabad, pinggiran New Delhi, India, Sabtu, 28 Maret 2020. (Foto: Antara/Reuters/Anushree Fadnavis)

Berdasarkan data yang dirilis Minggu, 29 Maret 2020, jumlah kasus terinfeksi virus corona di India naik menjadi 979 orang, dengan jumlah kematian 25. Pemerintah India mengumumkan rencana untuk meluncurkan paket stimulus senilai 22,6 miliar dolar AS untuk penanganan virus corona dan bantuan pangan untuk warga miskin.

Seperti diketahui, seperempat dari 1,3 miliar penduduk India hidup di bawah garis kemiskinan. Dalam sebuah opini yang dipublikasikan Minggu, dua pemenang Nobel tahun 2019, Abhijit Banerjee dan Esther Duflo mengatakan pemerintah harus lebih banyak memberikan bantuan untuk warga miskin karena yang paling terkena dampak lockdown.

Lockdown membuat ekonomi India semakin terpuruk

"Kalau itu tidak dilakukan, maka krisis kepercayaan terhadap pemerintah semakin tinggi, orang-orang tidak punya pilihan lain selain menentang kebijakan lockdown," tulis mereka di India Express.

Lockdown IndiaPara pekerja migran dan keluarganya berlari di belakang bus saat mereka kembali ke desa mereka, saat lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona Covid-19 di Ghaziabad, pinggiran kota New Delhi, India, Minggu, 29 Maret 2020. (Foto: Antara/Reuters/Adnan Abidi)

Ditambahkan bahwa lockdown diperkirakan akan semakin memperburuk perekomian India yang pertumbuhannya sudah merosot ke laju paling lambat dalam enam tahun terakhir.

Tampaknya masih ada dukungan luas untuk langkah-langkah kuat menghindari bencana virus corona di India - negara dengan sistem kesehatan masyarakatnya yang buruk. Namun para pemimpin oposisi, analis, dan sebagian besar warga mengkritik implementasi kebijakan lockdown. Secara khusus mereka menyatakan pemerintah tampaknya telah lengah oleh gerakan massa migran setelah Modi menyampaikan pengumuman lockdown, yang mengancam akan menyebarkan penyakit ke daerah pedalaman.

"Pemerintah tidak memiliki rencana kontingensi untuk eksodus ini," kicau politisi oposisi, Rahul Gandhi dalam akun twitter-nya. Ia mengkritik foto ribuaan pekerja migra yang berjalan jauh pulang ke rumahmnya di desa, yang dimua banyak media lokal. Tagar #ModiMadeDisaster menjadi tranding topik di India pada Minggu, 29 Maret 2020.

Baca Juga: Indonesia Jangan Tiru Lockdown Cegah Corona di India

Kita akan mati kelaparan sebelum terbunuh corona

Polisi mengatakan empat migran tewas pada hari Sabtu ketika sebuah truk menabrak mereka di negara bagian barat Maharashtra, India. Pada hari yang sama, seorang pekerja migran pingsan dan meninggal di negara bagian utara Uttar Paradeh, menurut seorang pejabat polisi.

"Kita akan mati karena berjalan dan kelaparan sebelum terbunuh oleh corona," kata pekerja migran, Madhav Raj, 28 tahun, saat berjalan di sepanjang jalan di Uttar Paradesh, India. Pada Minggu, ratusan migran di kota Paippad, negara bagian Kerala selatan, berkumpul di sebuah lapangan menuntut transportasi yang akan membawa pulang mereka.[]

Berita terkait
Indonesia Jangan Tiru Lockdown Cegah Corona di India
Kebijakan lockdown atau karantina wilayah di India dapat menjadi pelajaran dalam menanggulangi virus corona di Indonesia.
Lockdown di Amerika Tidak Bikin Hancur Ekonomi
Amerika sedang dihadapkan pada dua pilihan: nyawa manusia atau ketahanan ekonomi. Tulisan seorang WNI yang bekerja di New York, Amerika Serikat.
Indonesia Optimis Tak Lockdown Corona Seperti Italia
Jubir penanganan corona Achmad Yurianto optimis Indonesia tidak akan mengambil langkah lockdown seperti di Italia.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.