Lima Tokoh Batak Paling Berpengaruh, Nomor 4 Bikin Kaget

Tak bisa dipungkiri, peran orang Batak dalam dinamika pembangunan di Indonesia cukup menonjol dan punya pengaruh signifikan.
Foto: Instagram

Jakarta - Tak bisa dipungkiri, peran orang Batak dalam dinamika pembangunan di Indonesia cukup menonjol dan punya pengaruh signifikan, bersanding dengan sumbangsih tokoh-tokoh dari suku lain.

Tagar mencoba merangkum lima tokoh dari suku Batak yang cukup berpengaruh saat ini di Indonesia. Kriteria yang ditonjolkan memilih lima nama ini adalah profesi yang digeluti, menjadi trend setter (pembuat trend), punya pengaruh di kalangan tertentu, punya followers atau pengikut, dan tentu saja populer. Pemilihan lima nama ini tak bermaksud mengabaikan banyak nama lain yang juga punya peran menonjol dalam dinamika kehidupan di Indonesia.

1. Luhut Pandjaitan

Namanya tak diragukan lagi sebagai salah satu orang terdekat Jokowi di Kabinet Kerja. Dengan latar belakang militernya yang kerap banyak mendapatkan penghargaan, Luhut selalu menjadi orang kepercayaan presiden. Ia kini menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman, dimulai sejak 27 Juli 2016 menggantikan Rizal Ramli.

Banyak yang meyakini, kebijakan yang diambil Jokowi sebagai presiden sedikit banyak dipengaruhi oleh saran dari Luhut.  

Ia mendirikan Tim Bravo 5 yang terdiri dari para purnawirawan TNI yang sebagian besar merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1970-an, atau se-leting dengannya. Tim ini terbentuk sejak 2013. Tujuannya untuk memenangkan Jokowi-JK di pemilu 2014.

Luhut merupakan lulusan terbaik dari Akademi Militer nasional angkatan 1970. Menjadi lulusan terbaik, Luhut mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa tahun 1970.

Luhut Binsar PandjaitanLuhut Binsar Pandjaitan. (Foto : Instagram/@luhut_binsar_pandjaitan)

Ucapannya sering dikutip media dan menjadi perbincangan. Ia dikenal suka bicara ceplas-ceplos sesuai karakter Batak yang tak kenal basa-basi. 

Status-statusnya di media sosial juga kerap viral dan menjadi trending, tentu dengan pro kontra komentar yang silih berganti. 

Selain sebagai menteri, Luhut juga dikenal punya banyak usaha dan mendirikan lembaga pendidikan DEL di Laguboti, Sumatera Utara. Ia mempekerjakan ribuan karyawan dan melalui sekolah sudah ribuan lulusan diterima di dunia kerja. 

2. Adian Napitupulu

Adian Napitupulu dikenal sebagai salah satu bintang di DPR dan garda terdepan bagi Jokowi di banyak forum. Ia hampir tiap hari menghiasi layar televisi dan berbagai forum debat dan diskusi sebagai wakil dari Jokowi.

Namanya dikenal sebagai aktivis mahasiswa. Ia merupakan salah seorang pendiri Komunitas Mahasiswa Se-Jabodetabek yang bernama Forum Kota (Forkot). Organisasi yang beranggotakan 16 kampus itu menjadi salah satu organisasi pertama yang menduduki gedung DPR/MPR Senayan pada 18 Mei 1998.

Ia juga dikenal aktif di Pena 98, sebuah jaringan dari kelompok aktivis mahasiswa Indonesia era 1998. Dari Pena 98, ia ikut mendirikan Pospera (Posko Perjuangan Rakyat) sebuah organisasi masyarakat yang sangat aktif dalam memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Adian lahir di Manado pada 9 Januari 1971 hasil pernikahan Ishak Parluhutan Napitupulu yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kejaksaan Republik Indonesia dan ibunya Soeparti Esther. Ayahnya pernah menjadi kepala kejaksaan di beberapa kota, di antaranya di Kota Kotamobagu, Barabai, dan Kupang.

Adian NapitupuluAdian Napitupulu. (Foto : Instagram/@adianna70fanbase)

Adian kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Fakultas Hukum. Semasa kuliah ia sangat aktif dalam sejumlah kegiatan aktivis dan ia kerap mengikuti sejumlah kegiatan yang membuat dirinya menyelesaikan masa studi S-1 nya pada tahun 2007.

Pernyataannya dalam berbagai forum debat sering menjadi trending dan dibagikan di berbagai platform media sosial. Ucapannya juga sering menjadi rujukan banyak orang dan dikutip menjadi bahan di berbagai forum diskusi atau hanya sekadar menjadi status seseorang di media sosial. Ia menjadi salah satu tokoh muda yang paling ditunggu dan punya pengaruh.

3. Chairul Tanjung

Ia dikenal sebagai pengusaha sukses dan salah satu orang terkaya di Indonesia. Chairul Tanjung yang lahir 16 Juni 1962 ini mempunyai unit usaha seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources dengan puluhan anak usaha lainnya.

Sebelum sukses sekarang ini, dia pernah mengalami kesulitan dalam keuangan. Saat kuliah, Chairul sempat berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan fotokopi di kampus. Bahkan dia juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun bangkrut.

Ia berasal dari keluarga sederhana, anak dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah. Namun, kepiawaiannya dalam membangun usaha membuat dia sukses. Baginya mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Dimana membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring dalam menjalankan bisnis.

Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.

Dia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahi beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti). 

Chairul TanjungChairul Tanjung. (Foto : Instagram/@anita_chairultanjung)

Pada  1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan nama Para Group menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.

Sukses dalam usaha bisnisnya, Chairul Tanjung juga dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ia menjadi guru besar ke-438 Unair.

Pada 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Ia menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri.

4. Raditya Dika

Anda mungkin heran kalau Raditya Dika masuk sebagai salah satu orang Batak paling berpengaruh. Apakah Raditya Dika orang Batak? Ya, nama lengkapnya Dika Angkasa Moewarni Nasution.

Darah Batak yang mengalir dalam tubuh pria kelahiran Jakarta, 28 Desember 1984 itu diturunkan dari sang ayah, seorang pengusaha bernama Joeslin Nasution. Sedangkan ibunya merupakan akademisi di Universitas Indonesia bernama Etty Purnamawati.

Radit mengawali kariernya sebagai penulis novel bergenre komedi. Buku pertama berjudul 'Kambing Jantan, Catatan Harian Pelajar Bodoh', yang dirilis tahun 2005, menuai sukses di pasaran dengan menembus angka penjualan hingga ratusan ribu eksemplar dan dicetak ulang lebih dari 23 kali. Kesuksesan nyaris serupa juga dituai karya tulis Radit yang lain seperti Cinta Brontosaurus, Radikus Makan Kakus (2007), Babi Ngesot (2008), hingga Marmut Merah Jambu (2010).

Dia juga punya andil besar dalam memajukan tren lawak tunggal di Indonesia. Bersama empat teman lain, suami dari pesinetron Anissa Aziza itu memperkenalkan, membangun dan membentuk budaya stand up comedy ke dunia hiburan di televisi.

Raditya DikaRaditya Dika. (Foto : Instagram/@raditya_dika)

Selain dikenal sebagai penulis dan komedian, Raditya Dika juga merupakan seorang pelakon film, sutradara dan influencer mumpuni di media sosial. Sewaktu masih aktif sebagai selebtwit di Twitter, Radit kerap mencipta trending topic melalui cuitan-cuitan konyol dan tak penting yang dia lontarkan ke lini masa.

Secara tidak langsung, Raditya Dika merupakan angkatan awal budaya selebriti media sosial. Bersama Arief Muhammad atau @Poconggg dan Alexander Thian atau @aMrazing, Radit kerap dipercaya untuk mempromosikan produk dari berbagai perusahaan melalui cuitan di Twitter.

5. Denny Siregar

Nama Denny Siregar mungkin sudah tidak asing lagi bagi pengguna media sosial, khususnya Facebook. Pria yang lahir di Medan pada 3 Oktober 1971 itu sangat dikenal sebagai seorang influencer atau orang yang sangat berpengaruh di media sosial.

Dia mengawali karirnya menulis melalui blog atau website yang kerap mengusung tema politik yang sedang hangat diperbincangkan. Apalagi menjelang pemilu 2019, secara terbuka dia menyatakan dukungannya kepada capres dan cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Jauh sebelum Denny menulis sosok tokoh politik, ia lebih dulu dikenal seorang jurnalis. Dalam menulis, ia sering membahas hal-hal spiritual yang dituangkan di blog-nya yang dibuatnya sejak 2012.

Keuletan yang dimilikinya semakin mengasah kepiawaiannya dalam menulis hingga dia merilis buku pertamanya yang berjudul "Tuhan dalam Secangkir Kopi". Melihat sepak terjangnya dalam menulis, dan namanya terbilang menjual, beberapa media online mempercayainya sebagai kontributor.

"Saya menulis buat beberapa media sebenarnya. Mereka mengontrak saya selama sebulan dengan beberapa tulisan dan dibayar per-tulisan," ujar pria berdarah Batak Mandailing itu.

Tulisan ayah tiga anak itu dianggap memiliki karakter sehingga sangat berpengaruh bagi pembacanya. Hal itu terbukti dari akun Facebook-nya yang telah diikuti 822.006 orang dan disukai 748.973 orang.  

Tidak hanya dibutuhkan sebagai influencer saja, namun juga sebagai konsultan tokoh atau partai politik.

Denny SiregarDenny Siregar. (Foto : Instagram/@dennysiregar)

"Dalam pilpres kali ini saya dibutuhkan sebagai konsultan. Tapi tidak mau masuk ke dalam tim," ujar Denny dalam satu kesempatan.

Meski namanya sudah dikenal banyak orang, dia tidak memanfaatkan kesempatan  itu untuk terjun ke panggung politik. Kepopulerannya justru disalurkan melalui menciptakan startup kepenulisan bernama Baboo yang berfokus pada platform self-publishing dan ia juga kerap mendapat tawaran untuk berbicara diberbagai forum, seperti undangan untuk mengisi bahkan ia membangun sebuah forum yang diberi nama Seruput Kopi. []

Baca juga: Lima Tokoh Sunda Berpengaruh

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.