Liga Baru Mulai dan Terhenti, PT LIB Justru Kisruh

Liga 1 dan Liga 2 2020 baru dimulai yang kemudian berhenti karena Covid-19, para petinggi PT LIB sebagai operator liga justru ribut dan berselisih.
Liga 1 dan Liga 2 2020 baru dimulai yang kemudian berhenti karena Covid-19, para petinggi PT LIB sebagai operator liga justru ribut dan berselisih. Tampak pertandingan Liga 1 2020 sebelum dihentikannya kompetisi.(Foto: Antara/Fikri Yusuf)

Jakarta - Kompetisi Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 baru dimulai yang kemudian berhenti karena pandemi Covid-19. Namun PT LIB sebagai operator liga justru dilanda kekisruhan saat para direktur mempertanyakan sikap monopoli direktur utama.

Perselisihan para petinggi PT LIB yang menjadikan adanya perpecahan di tubuh operator liga. Direktur Utama PT LIB, Cucu Somantri mendapat perlawanan dai 3 direksinya. Mereka yang meradang melihat sepak terjang sang dirut adalah Direktur Operasional Sudjarno, Direktur Bisnis Rudy Kangdra, dan Direktur Anthony Chandra Kartawiria.

Mereka pun mengirim surat kepada klub-klub Liga 1 yang merupakan pemilik saham PT LIB. Mereka berharap klub-klub mengambil tindakan penyelamatan. Pasalnya, 3 direktur itu menilai pengelolaan PT LIB sudah salah urus.

Dikhawatirkan hal ini bisa menimbulkan demoralisasi di kalangan karyawan serta berpotensi menimbulkan permasalahan hukum yang dapat merugikan perseroan

Surat yang merupakan pengaduan mengenai keresahan di internal perseroan  (PT LIB) itu ditujukan kepada klub sebagai pemegang saham. Surat itu juga ditembuskan kepada Ketua Umum PSSI, Wakil Ketua Umum, Exco, Plt Sekjen, dan Dewan Komisaris PT LIB.

Dalam pengertian mereka, pengambilan keputusan PT LIB sudah sepenuhnya dimonopoli dan diputuskan secara sepihak oleh direktur utama. Termasuk di antaranya kebijakan terkait kepersonaliaan, keuangan, dan sponsorship. 

Keputusan dilakukan tanpa melalui mekanisme rapat direksi sebagaimana mestinya. Mereka menilai pengambilan keputusan secara sepihak tersebut telah menimbulkan keresahan di kalangan internal perseroan.

"Dikhawatirkan hal ini bisa menimbulkan demoralisasi di kalangan karyawan serta berpotensi menimbulkan permasalahan hukum yang dapat merugikan perseroan di kemudian hari," demikian rilis dari 3 direktur tersebut, Jumat, 8 Mei 2020.

Para direksi perseroan tersebut menyangkal keterlibatan dan tanggung jawab atas keputusan-keputusan yang dibuat sepihak oleh direktur utama. Pasalnya keputusan diambil tanpa persetujuan dan melalui rapat direksi.

"Dengan adanya persoalan itu, para direksi memohon kepada para pemegang saham perseroan agar menggelar rapat umum pemegang saham. Ini untuk meneliti pengaduan terkait keresahan internal perseroan, melakukan evakuasi terhadap kepengurusan perseroan, serta mengambil langkah-langkah penyelamatan demi kebaikan perseroan." Demikian penjelasan dari pengaduan tersebut.

PT LIB Harus Sejalan dengan PSSI

PT LIB adalah operator kompetisi Liga 1. Pemilik saham perusahaan tersebut adalah klub-klub peserta kompetisi. Kompetisinya sendiri milik PSSI.

Meski merupakan lembaga independen, tetapi semua langkah PT LIB harus sejalan dengan kebijakan PSSI. Untuk itu, PSSI membentuk komite tetap kompetisi untuk mengawasi seluruh kegiatan kompetisi dan pengelolaan kompetisi tersebut.

Atas pengertian itu, 3 anggota direksi menilai kewenangan direktur utama PT LIB sudah melampaui batas. Apalagi direktur utama menganggap PSSI sebagai badan yang berbeda sehingga tidak boleh mencampuri urusan PT LIB. Bahkan suasana di internal operator liga kian panas setelah Cucu menempatkan anaknya sebagai general manager tanpa melalui rapat direksi.

Sementara, anggota Komite Eksekutif PSSI, Haruna Soemitro, menuturkan munculnya surat itu merupakan bentuk kegelisahan direksi terhadap dirut. Menurut Haruna, para direksi itu hanya ingin menyampaikannya kepada klub sebagai pemegang saham.

"Surat mosi tidak percaya ini adalah ungkapan kegelisahan dan keresahan para direktur. Mereka memberitahukan kepada pemegang saham PT LIB dalam hal ini 18 klub Liga 1, tentang kondisi internal perusahaan," kata Haruna.    

Sebuah ironi karena kompetisi baru dimulai dan kemudian dihentikan karena pandemi Covid-19, PT LIB yang menjadi pengelola liga justru mengalami konflik internal. Liga 1 baru menjalani 3 laga dan Liga 2 baru memulai kompetisi. []

Berita terkait
Imbas Covid-19 PSSI Akan Diskusikan Pemotongan Gaji
Di tengah-tengah pandemi Covid-19 pihak PSSI akan mendiskusikan soal pemotongan gaji pemain Liga 1 dan Liga 2 pada musim 2020
Jadwal Liga, Persita Tangerang Minta Kejelasan PSSI
Persita Tangerang meminta kejelasan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) soal jadwal Shopee Liga 1 2020 setelah mengalami penundaan.
Pandemi Covid-19 Tak berakhir, Liga 1 Setop Saja
Kompetisi Liga 1 2020 sebaiknya setop saja atau tidak dilanjutkan jika pandemi Covid-19 tak berakhir. Situasinya tak memungkinkan menggelar laga.