Liem Swie King, Si "Raja" Bulu Tangkis

Liem Swie King, pebulu tangkis nasional yang dikenal dengan King Smash mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia perbulutangksian
Liem Swie King (Foto: Screenshot YouTube)

Jakarta - Pukulannya dijuluki "King Smash". Atlet bulu tangkis kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956, ini pernah mengharumkan nama Indonesia di berbagai kompetisi internasional. Bahkan Liem Swie King pernah mencatatkan namanya dalam jajaran 10 atlet terbaik Asia pada 1984.

Kesuksesannya pada cabang olahraga bulu tangkis tak luput dari peran serta keluarganya. Tumbuh dan besar di keluarga penggemar bulu tangkis, sejak kecil King sudah menunjukan minat besarnya pada bulu tangkis.

Sejak usia belia, King sudah sering berlatih bulu tangkis di belakang halaman rumahnya. Difasilitasi sepetak lapangan bulu tangkis, ia sering bertanding bersama ayahnya.

Latihan King pada saat itu tak dilengkapi alat-alat profesional. Ia pernah berlatih dengan raket papan dan tetap bergerak lincah meski tanpa sepatu. Meski begitu, King tetap konsisten pada minatnya.

Perlahan, bakatnya mulai berkembang. Puas berlatih dengan sang ayah, King kemudian 'diasuh' oleh kakak iparnya, Agus Susanto.

Pada 1969, King mulai menekuni bulu tangkis lebih serius dan tergabung dalam Persatuan Bulu Tangkis (PB) Djarum Kudus. Di sini, kariernya sebagai atlet mulai melambung.

Pada usia 16 tahun, King berhasil meraih gelar juara di pertandingan bulu tangkis tingkat junior di Magelang pada 1972.

Selain itu, ia juga sukses menjuarai ajang Munadi Cup dan Kejuaraan Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) tunggal putra dan ganda putra bersama rekannya Kartono. Sejak saat itu, nama Liem Swie King mulai menjadi sorotan para penggemar bulu tangkis khususnya di Jawa Tengah.

Pada 1972, King memulai debutnya di kancah internasional dalam Invitasi Kejuaraan Dunia. Namun, ia berhasil ditundukan oleh atlet muda Thailand saat itu, Sangob Ratatanusorn. Pertandingan King dan Sangob menyuguhkan tontonan menarik saat itu.

Penampilan King di Ajang tersebut menginspirasi Budi Hartono selaku pemilik PB Djarum untuk mengembangkan komunitas PB Djarum Kudus menjadi organisasi PB Djarum.

Pada 1974, dengan diketuai oleh Setyo Margono, PB Djarum Kudus pun diresmikan.

Di tahun yang sama, King sempat bimbang antara melanjutkan karier bulu tangkisnya atau melanjutkan studinya ke jenjang universitas. King akhirnya mendaftar di Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.

Setelah kurang lebih 2 tahun menjalani kuliah dan bulu tangkis. King memutuskan untuk berhenti kuliah. Hal tersebut dipicu oleh karier bulu tangkisnya yang semakin melonjak.

Di tahun yang sama pula, Liem Swie King pernah mengganti namanya menjadi Guntur. Hal tersebut dilakukan King guna menaati kebijakan pemerintah terkait naturalisasi terhadap warga Tionghoa. Meski begitu, namanya sebagai King sudah terlanjur dikenal masyarakat luas.

Komitmennya pada bulu tangkis membuahkan hasil. Pada 1978, 1979, dan 1981, King sukses meraih gelar juara All England.

Tak hanya itu, King juga pernah menyabet gelar juara Thomas Cup pada 1976, 1979, 1982, 1984, dan 1986.

Karir bulutangkisnya sempat terhambat. Saat ajang internasional SEA Games 1979 di Jakarta tengah berlangsung, King mangkir karena ketiduran. Akibatnya, ia harus menerima sanksi berupa skorsing selama tiga bulan.

Menjalani masa hukuman, King sempat menjajaki karir di dunia akting. Ia tampil bersama aktor dan aktris berbakat lainnya seperti Awang Darmawan, Ida Leman, Tatiek Tito, dan Eva Arnaz dalam film "Sakura dalam Pelukan (1979)".

Tak terlalu menikmati dunia perfilman, King kembali menggeluti olahraga kecintaannya.

Liem Swie KingLegenda bulu tangkis Indonesia Liem Swie King merupakan jebolan pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England pada tahun 1978

Pada 1982, King menikah dengan Lucia Sumiati. dari pernikahannya, ia dikarunia tiga orang anak, Alexander King, Stevani King dan Michele King.

Empat tahun kemudian, kala usianya menginjak kepala tiga, King memutuskan meninggalkan tunggal putra dan bergabung ke sektor ganda. Keputusannya dipicu oleh berat badan dan staminanya yang semakin menurun.

Pada akhirnya, dua tahun kemudian, King gantung raket. Ia pun mulai berkecimpung di dunia bisnis perhotelan dan griya pijat kesehatan. Pada 2009, King merilis buku biografinya berjudul "Panggil Aku King".

Terinspirasi kisah hidup Liem Swie King, pada 2009, sutradara kenamaan Indonesia Ari Sihasale merilis sebuah film berjudul "King" yang menceritakan kisah hidup sang legenda bulu tangkis Indonesia itu.

1. Kompetisi Nasional

1972: Juara I Junior se-Jawa Tengah

1973: Juara II PON

1974 dan 1975: Juara Kejurnas

2. Kompetisi International

Tunggal

1974: Semi Finalis Asian Games Tehran

1976: Finalis All England Open dan Kejuaraan Asia

1977: Finalis All England Open, Juara Denmark Open, Swedia Open, dan SEA Games

1978: Juara All England Open dan Asian Games Bangkok

1979: Juara All England Open

1980: Finalis Kejuaraan Dunia dan All England

1981: Juara All England Open, Semi Finalis World Games St.Clara, dan Juara SEA Games

1982: Finalis Asian Games New Delhi, dan Juara Piala Dunia

1983: Finalis Kejuaraan Dunia, Juara Indonesia Open dan Malaysia Open

1984: Finalis All England Open dan World Badminton Grand Prix

1985: Semi Finalis All England Open

Ganda

1983: Bersama Hadibowo, Finalis SEA Games, bersama Hadibowo

1984: Bersama kartono Hariamanto, Juara Piala Dunia

1985: Bersama Kartono Hariamanto, Juara Piala Dunia dan Indonesia Open, Semifinalis Kejuaraan Dunia, Finalis SEA Games

1986: Juara Piala Dunia, Semifinalis Asian Games Seoul (bersama Bobby Ertanto); Juara Indonesia Open (bersama Kartono Hariamanto)

1987: Juara Asia (bersama Bobby Ertanto); Juara SEA Games, Juara Japan Open, Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Finalis Thailand Open (bersama Eddy Hartono)

Beregu

1976: Juara Piala Thomas

1977: Juara SEA Games

1978: Juara Asian Games

1979: Juara Piala Thomas, Juara SEA Games

1981: Finalis SEA Games

1982: Finalis Piala Thomas, Finalis Asian Games

1983: Juara SEA Games

1984: Juara Piala Thomas

1985: Juara SEA Games

1986: Finalis Piala Thomas, Semi Finalis Asian Games

1987: Juara SEA Games

Berita terkait
Susi Susanti, Putri Emas Bulu Tangkis Indonesia
Susi Susanti, pebulutangkis kenamaan Indonesia, berpesan kepada para atlet bulu tangkis untuk tampil lebih konsisten dalam tiap pertandingan
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.