Jakarta – LG, Perusahaan raksasa elektronik Korea Selatan, mengumumkan menyuntik mati bisnis smartphone mereka Senin, 5 April 2021. Pasalnya, anak usahanya ini terus merugi. Total kerugian divisi smartphone LG mencapai sekitar US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp65,3 triliun (kurs Rp14.524,75) selama hampir enam tahun.
LG berharap bisa fokus lagi pada pengembangan bisnis lainnya dengan menutup bisnis smartphone yang berdarah-darah ini. Fokus tersebut adalah mengembangkan area yang punya potensi tumbuh di masa depan seperti komponen kendaraan listrik, perangkat yang terhubung dengan rumah pintar.
Sementara Ponsel yang ada di pasaran saat ini akan tetap dijual dan tidak akan ditarik. Sejatinya, rumor penutupan bisnis smartphone LG telah berhembus beberapa bulan belakangan ini. Kebijakan itu, sekaligus membuat LG jadi perusahaan besar pertama yang benar-benar menutup bisnis smartphone mereka dari pasar.
LG juga masuk dalam perusahaan yang menyerah di bisnis smartphone. Sebelumnya, beberapa merek telah menyerah terlebih dahulu mengalihkan divisi smartphone mereka kepada pihak ketiga. Seperti Nokia yang menyerahkan bisnis mereka ke HMD, Blackberry ke TCL dan tahun ini diserahkan lagi ke OnwardMobility. Motorola juga tak ketinggalan dan sempat berpindah tangan ke Lenovo.
- Baca juga : Microsoft Resmi Tutup Asisten Virtual Cortana
Ponsel-ponsel high-end buatan LG sulit bersaing dibanding dengan rival senegara, Samsung. Sedangkan ponselnya di segmen yang lebih murah mendapat saingan keras dari Tiongkok. LG, Sebelumnya sempat berharap bisa membuat divisi smartphone mereka menguntungkan pada 2021.
Bahkan, LG sempat memamerkan ponsel gulung yang sudah digaungkan sejak bertahun-tahun yang lalu pada gelaran CES 2021 lalu. Kala itu LG menyebut perangkat ini akan meluncur tahun ini. Tetapi kabar mengejutkan datang pada Maret lalu, dimana LG dilaporkan tengah mencari pembeli untuk divisi smartphone miliknya.
Di Masa lalu, LG kerap membawa sejumlah inovasi di industri smartphone seperti kamera sudut ultra lebar hingga mengenalkan ponsel modular. Ini sempat menjadi salah satu produsen ponsel ternama di masa lampau.
Dalam Ponsel modular kita bisa mengganti tiap komponennya sendiri tanpa perlu bantuan teknisi. Sebagai contoh, jika ingin meningkatkan kapasitas memori, baterai, atau memperbarui kamera, pengguna tinggal membeli bagian tersebut dan memasangnya sendiri di bodi ponsel.
Bahkan, LG sempat dan pernah menjadi produsen smartphone terbesar ketiga di dunia di tahun 2013 setelah Samsung dan Apple. Namun, pasar LG terus mengkerut lantaran ponsel besutannya tak setangguh kompetitor dari Negeri Tirai bambu.
Keputusan LG ini, juga membuat bisnis smartphone mereka yang kuat di Amerika Utara kosong. Padahal perusahaan ini memegang 10 persen pangsa pasar di kawasan itu setelah Apple dan Samsung. []