Jakarta – RedMart, supermarket daring milik Lazada, dilaporkan telah mengalami peretasan data 1,1 juta penggunanya. RedMart, menjual berbagai bahan pokok makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Akibat peretasan tersebut, sejumlah informasi pribadi seperti nama, nomor telepon, email, alamat, password, dan nomor kartu kredit para pengguna RedMart dijual secara ilegal di internet.
Data yang diretas tidak lagi digunakan. Alhasil data pelanggan Lazada di Asia Tenggara tidak terpengaruh atas kejadian ini.
Lazada pun, telah mengonfirmasi adanya upaya peretasan tersebut. Melalui keterangan tertulisnya kepada Reuters Minggu, 1 November 2020, Lazada mengatakan bahwa data-data yang dicuri dari database RedMart di-hosting oleh penyedia layanan pihak ketiga.
Meski demikian, Lazada mengklaim bahwa data yang dicuri oleh peretas merupakan data lama yang tak lagi digunakan selama 18 bulan atau sejak Maret 2019.
Adapun Lazada, mengintegrasikan akun RedMart sejak 15 Maret 2019. Sementara RedMart diakuisisi oleh Lazada pada November 2016.
- Baca juga : Jadi Duta Lazada, Lee Min Ho dan Agnez Mo Siap Kolaborasi
- Baca juga : Chun Li, CEO Lazada Group yang Baru
Lazada juga menegaskan bahwa data penggunanya di Asia Tenggara dipastikan aman. "Data yang diretas tidak lagi digunakan. Alhasil data pelanggan Lazada di Asia Tenggara tidak terpengaruh atas kejadian ini," sebut Lazada.
Sebelumnya, pada 30 Oktober 2020, RedMart sempat meminta pelanggannya untuk keluar (log-off) dari akun dan menyetel ulang kata sandi. Lazada pun memberitahukan bahwa insiden keamanan data tersebut telah diumumkan sehari sebelumnya.[]