Jakarta – Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) telah meluncurkan gerakan Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak (Jagoan) pada Sabtu, 2 Oktober 2021. Gerakan Jagian ini didasari dengan keresahan terhadap anak-anak yang semakin kecanduan akan penggunaan gawai.
Saat ini gawai selalu dianggap sebagai kebutuhan utama, khususnya pada era pandemi. Kondisi ini dianggap perlu untuk diperhatikan lebih dalam lagi oleh setiap kalangan, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, lembaga masyarakat, sekolah, orang tua, hingga para remaja dan orang dewasa.
Melalui konferensi pers yang juga diadakan pada Sabtu, 2 Oktober 2021, Dr. Uswadin selaku Pengembang Labschool UNJ sekaligus Perwakilan dari Mitra Program Jagoan ikut menyuarakan pendapatnya akan pentingnya peran sekolah dalam mendampingi muridnya.
Jadi guru harus praktis dalam melaksanakan adiksi gawai agar anak bisa memanfaatkan gawai dengan bijak namanya smartphone, yang menggunakan ponsel juga harus smart people.
Sekolah juga dianggap penting dalam membantu anak-anak didiknya agar terhindar dari adiksi gawai. Menurut Uswadin, sekolah harus bisa melaksanakan pendidikan yang sesungguhnya kepada para peserta didik melalui kegiatan berkarakter atau soft skill.
- Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Mencegah Adiksi Gawai pada Anak
- Baca Juga: Peran Orang Tua Redakan Anak Bertengkar di Medsos
Kegiatan berkarakter ini dianggap memberikan kontribusi lebih besar karena merujuk pada penelitian Harvard University, peran soft skill lebih besar atau mendominasi sebanyak 80 persen dibandingkan dengan hard skill yang hanya 20 persen.
Uswadin juga menjelaskan bahwa sekolah bisa merancang pendidikan karakter melalui kegiatan yang ada di sekolah. Peserta didik juga bisa melupakan gawai mereka sejenak untuk beberapa waktu jika sekolahnya memberikan kegiatan berupa proyek yang bersifat kreatif tanpa harus menggunakan gawai.
“Guru saling berkolaborasi agar tugas tidak menumpuk, khususnya saat pandemi karena bisa membuat anak stres. Seperti satu tugas sekolah, kalau bisa sudah bisa mendapatkan nilai untuk 2 hingga 3 mata pelajaran,” ujarnya.
Tak hanya kepada pihak sekolah, Uswadin juga mengatakan bahwa para pengajar harus bisa lebih praktis dalam menghindari adiksi gawai pada peserta didiknya. Jika para pengajar bisa lebih praktis dalam menggunakan gawai kepada peserta didiknya, para pengajar sudah turut membantu anak dalam memanfaatkan gawai mereka secara bijak.
- Baca Juga: Cara Mendidik Anak Menurut Psikologi
- Baca Juga: Kemensos Tekankan Peran Penting Keluarga Pada Peringatan HLUN ke-25
“Jadi guru harus praktis dalam melaksanakan adiksi gawai agar anak bisa memanfaatkan gawai dengan bijak. Namanya smartphone, yang menggunakan ponsel juga harus smart people. Jangankan untuk anak, orang tua juga kadang masih tidak smart menggunakan smartphone,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Uswadin terus menekankan akan pentingnya pendidikan karakter yang baik, khususnya pada lingkungan sekolah anak karena sekolah sangat membantu anak, khususnya remaja dalam mengembangkan karakter mereka.
(Rana Maheswari Ummairah)