Laporan Khusus: Tersesat di Belantara Investasi Bodong

Mereka tersesat di belantara investasi bodong. Setelah segalanya habis, mereka bangkit bersatu dan melawan, mengobrak-abrik ilusi crazy rich.
Laporan Khusus: Tersesat di Belantara Investasi Bodong. (Ilustrasi Tagar/Regita Putri)

Laki-laki berkumis dan berjenggot panjang itu menutupi rambutnya dengan kupluk hitam. Ia memakai kacamata. Namanya Maru Nazara. Usia sekitar 45 tahun. Kepada Tagar di pengujung Januari 2022, ia menceritakan bagaimana kehilangan Rp 500 juta dari judi online binary option Binomo yang ia kira investasi. Maru menimpakan nasib buruknya ini kepada Indra Kenz dan Doni Salmanan - yang katanya crazy rich, yang katanya sultan -- istilah kekinian untuk menyebut orang-orang yang super duper kaya.

"Tanpa mereka, saya tidak mungkin tertarik binary option." Maru mengumpulkan orang-orang yang bernasib seperti dirinya. Mereka bersatu dengan target memenjarakan Indra Kenz dan Doni Salmanan.

Harapan yang tidak sia-sia. Indra Kenz ditetapkan sebagai tersangka kasus penipuan dan judi online lewat aplikasi Binomo pada Kamis, 24 Februari 2022. Ia terancam hukuman 20 tahun penjara dan menjadi miskin. Sedangkan Doni Salmanan sedang dalam penyidikan polisi.

Indra Kenz tampak lesu dalam balutan baju tahanan berwarna oranye. Kontras dengan tampilan foto-foto yang ia tebarkan di Instagram: kesan metroseksual, muda, kaya, dermawan.

Satu di antara foto, Indra Kenz memajang potret dirinya bersama mobil BMW dan melengkapinya dengan caption yang memikat:

"Kenalin, ini BMW pertama gua namanya Berlin.

Gua beli BMW ini sebagai self-reward untuk achivement gua mendapatkan (kembali) 1 Miliar pertama di usia 22 tahun.

Secara harga mungkin sekarang ini mobil emang udah turun , tapi tetap aja si Berlin punya sentimental Value yg priceless untuk Indrakenz.

Mobil ini gak akan pernah gua jual sampai kapan pun. Mungkin saat waktunya tiba, bakal gua donasikan atau diberikan kepada org terpilih."

Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia ‎ Rhenald Kasali menyebut perilaku Indra Kenz sebagai flexing: pamer kemewahan di media sosial dengan tujuan tertentu. Memamerkan benda-benda simbol kesuksesan. Memikat orang-orang untuk mengikuti jejaknya.

Kalau mau kaya kayak gue, ikuti cara gue, kira-kira seperti inilah yang ingin dikatakan Indra Kenz.

Rhenald Kasali menduga orang-orang seperti Indra Kenz, influencer yang gemar flexing untuk mengajak masyarakat ber-"investasi" tidak bermain sendirian.

"Kalau mereka sangat berani kemungkinan besar juga di belakangnya ada orang yang cukup berani. Jadi memang ini bukan permainan satu orang, dua orang, tapi ada suatu komplotan yang kalau kita ketemu wajahnya wajah komplotan," kata Rhenald kepada Tagar, 4 Februari 2022.

Indra Kenz setelah menjadi tersangka mengaku mempunyai seorang mentor dalam berbisnis trading. Namanya Fakar Suhartami Pratama. Namun kabarnya mentornya ini raib.

Indra Kenz pada awalnya memang "sukses". Orang-orang seperti Maru Nazara datang kepadanya.

Maru terpukau pada Indra Kenz dan Doni Salmanan yang pamer profit di YouTube. Ia merasa teredukasi.

"Mereka kan trading ya, ada lima juta per hari, ada sepuluh juta, ada lima puluh juta, ada ratusan, ada lima ratus juta. Jadi dalam pikiran kami, wah ini pasti bisa dipelajari, iya kan? Jadi, karena mereka bilang ini caranya mudah, strateginya sudah ada, bisa join dengan grup di Telegram. Jadi mereka kan membuka edukasi," Maru mengenang awal mulanya.

Penyesalan datang belakangan. Setelah loss demi loss, Maru merasakan ada yang janggal. "Akhirnya saya trading dan akhirnya loss gitu ya. Dan setelah loss kita penasaran kenapa bisa seperti ini. Kita pelajari, ternyata di balik ini ada penipuan. Dan penipuan itu adalah mereka ini sebenarnya bukan trading. Jadi mereka ini affiliator. Mereka punya aplikasi itu saldo palsu. Saldo palsu ini yang mereka mainkan tapi seakan-akan real."

Maru sepanjang wawancara sering menyebut kami atau kita. Ia adalah koordinator korban penipuan binary option. Ia seperti mewakili dirinya dan teman-temannya saat menyebut kami atau kita.


Tanpa mereka, saya tidak mungkin tertarik binary option.


Binary OptionMaru Nazara (kanan), korban affiliator binary option, diwawancarai CEO Tagar.id Yossy Girsang di kanal YouTube Tagar TV, Minggu, 30 Januari 2022. (Foto: Dok Tagar)


***


Maru Nazara adalah satu di antara sekian banyak korban penipuan berkedok investasi.

Satgas Waspada Investasi (SWI) mencatat nilai kerugian masyarakat akibat investasi bodong hingga sebesar Rp 117,4 triliun, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2007-2021). Tidak ada penjelasan angka ini bersumber dari berapa korban.

Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L. Tobing menjelaskan kegiatan perdagangan online yang dilakukan binary option seperti Binomo itu ilegal karena bersifat judi. Tidak ada barang yang diperdagangkan.

"Sifatnya hanya untung-untungan. Menang atau kalah dalam menebak harga suatu komoditi dan naik atau turunnya dalam periode tertentu, yang bisa merugikan masyarakat," kata Tongam, Kamis, 17 Februari 2022.

Binomo tidak terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Tapi Binomo dipromosikan afiliator atau influencer sejenis Indra Kenz hingga jatuh korban seperti Maru Nazara.

Indra Kenz alias Indra Kesuma dan Doni Salmanan alias Doni Muhammad Taufik. Bukan hanya mereka influencer yang menjadi afiliator binary option. Ada juga Vincent Raditya, Erwin Laisuman dan Kenneth William. Nama-nama tersebut dipanggil SWI untuk diperiksa dalam rangka melindungi dana masyarakat.

Mereka diduga telah memfasilitasi produk binary option dan broker ilegal yang tidak terdaftar di Bappebti seperti Binomo, Olymptrade, Quotex dan Octa FX serta melakukan kegiatan pelatihan perdagangan tanpa izin.

SWI meminta mereka menghentikan kegiatan promosi dan pelatihan trading serta menghapus semua konten promosi dan pelatihan trading yang ada di media sosial masing-masing.

Mereka memanfaatkan ketidakpahaman masyarakat untuk menipu dengan cara iming-iming pemberian imbal hasil yang sangat tinggi, tidak wajar, dan terlebih dulu masyarakat diminta menempatkan atau menyetorkan dananya.


Infografis Investasi BodongSatgas Waspada Investasi (SWI) mencatat nilai kerugian masyarakat akibat investasi bodong hingga sebesar Rp 117,4 triliun, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2007-2021). (Infografis: Tagar/Regita Setiawan Putri)


***


Wawancara Kementerian Komunikasi dan Informatika

Satgas Waspada Investasi (SWI) beranggotakan 13 Kementerian dan lembaga. Yaitu Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Koperasi dan UKM, Kejaksaan Agung, Polri, Badan Koordinasi Penanaman Modal, serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Tugas mereka adalah melindungi dana masyarakat dari ancaman investasi bodong atau investasi ilegal.

Lantas, apa peran Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo yang seperti kejar-kejaran dengan web investasi ilegal ini. Karena begitu mudahnya membuat web investasi ilegal. Rasanya tidak berlebihan dikatakan web semacam ini dibunuh satu tumbuh seribu. 

Untuk mengetahui peran Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pemimpin Redaksi Tagar.id Siti Afifiyah mewawancarai Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi, Jumat, 4 Maret 2022.

Kita sering mendengar keluhan masyarakat yang mengalami investasi bodong dalam berbagai bentuk yang mereka temui di internet. Kita juga mendengar Kominfo juga sudah melakukan upaya pemblokiran terhadap ratusan hingga ribuan web investasi bodong. Sebenarnya bagaimana Pak Dedy, peta masalah web investasi bodong ini? Sepertinya kan dibunuh satu tumbuh seribu, ibaratnya seperti itu, terus bertumbuhan. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah. Bagaimana strategi Kominfo, Pak?

Terkait dengan pertanyaan mengapa investasi bodong atau ilegal itu masih marak di ruang digital kita padahal sudah dilakukan pemutusan akses sebetulnya bisa kita jelaskan sebagai berikut. Pada prinsipnya, upaya pemutusan akses yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo adalah bersifat permanen terhadap aplikasi atau website investasi ilegal ini. Namun kita juga memiliki kendala atau tantangan untuk memastikan bahwa aplikasi yang sudah take down atau sudah diputus aksesnya tidak dipublikasi kembali. 

Jadi masalahnya itu adalah duplikasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebetulnya website atau aplikasi yang sudah kita lakukan pemutusan akses tetapi kemudian dilakukan duplikasi, inilah yang menjadi masalah. Maka dari itu sebetulnya, pemutusan akses terhadap website atau aplikasi investasi ilegal itu hanya satu dari sekian banyak solusi yang ada. Jadi kita tidak bisa mengandalkan satu solusi saja. Misalnya pemutusan akses kemudian akan menyelesaikan seluruh masalah, tidak. 

Kita menyelesaikan masalah itu dalam konteks yang komprehensif, bekerja sama dengan lintas Kementerian Lembaga. Misalnya kalau untuk investasi ilegal itu ada dua pihak yang terkait di sini, yakni Otoritas Jasa Keuangan dan juga Bappebti di bawah Kementerian Perdagangan.

Kalau itu terkait dengan investasi dengan apa namanya, Criptocurrency atau berjangka, itu adalah domain dari Bappebti Kementerian Perdagangan. 

Kalau itu terkait dengan investasi maka itu adalah ranah Otoritas Jasa Keuangan. 

Kementerian Kominfo fokus pada penanganan kontennya, fokus pada pemutusan akses jika Bappebti atau OJK memberikan permintaan atau menyampaikan permintaan kepada Kementerian Kominfo bahwa website atau aplikasi A, B, C, D, diminta untuk di-take down karena tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 

Jadi, kira-kira prosesnya seperti itu. 

Maka dari itu sebetulnya yang pertama ingin kami sampaikan adalah bahwa pemutusan akses bukanlah satu-satunya solusi, itu hanya satu dari sekian banyak hal yang harus kita lakukan secara bersama-sama dan yang kedua ini adalah otoritas bersama. Koordinasi lintas Kementerian Lembaga maupun partisipasi dari masyarakat juga kita harapkan untuk semakin aware atau paham atau mengerti, memilah dan memilih investasi mana yang selayaknya diikuti dan mana yang tidak.


Dedy PermadiJuru Bicara Kominfo Dedy Permadi (kanan) diwawancarai Pemimpin Redaksi Tagar.id Siti Afifiyah di kanal YouTube Tagar TV, Jumat, 4 Maret 2022. (Foto: Dok Tagar)


Jadi, Kominfo sifatnya menunggu dari OJK dan Bappebti ya, Pak Dedy, ya? Tanpa itu tidak melakukan apa pun ya?

Sebetulnya ada beberapa cara yang dilakukan oleh Kominfo untuk melakukan pemutusan akses di internet. Setidaknya ada tiga cara, yang pertama adalah Kominfo melakukan patroli siber yang dilakukan selama 24 jam nonstop, 7 hari berturut-turut, jadi tidak ada jedanya. 

Terus dilakukan patroli siber melalui mesin AIS yang berbasis kecerdasan buatan dan didukung oleh lebih dari 100 SDM yang bekerja bersama-sama dengan kecerdasan buatan itu untuk melakukan patroli siber. Kami memiliki sistemnya di gedung Kementerian Kominfo ini. 

Yang kedua adalah laporan dari masyarakat, jadi laporan dari masyarakat itu bisa ditujukan kepada Kementerian Kominfo, bisa kepada OJK, dan juga kepada Bappebti. Dan yang terakhir adalah permintaan dari Bappebti ataupun OJK. 

Jadi tiga sumber itu sebetulnya yang bisa digunakan oleh Kominfo untuk memproses kemungkinan pelanggaran atau aktivitas ilegal di dunia digital. 

Nah dalam hal patroli siber maupun laporan masyarakat, itu pun kami harus meminta klarifikasi atau meminta konfirmasi dari Bappebti ataupun OJK, apakah betul yang dilaporkan oleh masyarakat itu apakah betul yang direkam oleh patroli siber Kominfo itu memang betul-betul aplikasi atau website yang ilegal. Jika sudah ada konfirmasi dari Bappebti ataupun OJK maka kita akan segera melakukan tindak lanjut berupa pemutusan akses.

Lebih dari 100 SDM patroli siber, 24 jam setiap hari, itu bagaimana cara kerjanya, Pak? Terus kemudian yang kabar Binomo sudah di-banned tapi masih bisa diakses, apakah itu duplikasi atau itu benar seperti itu?

Kalau cara kerja mesin AIS yang kita miliki itu sebetulnya tidak hanya spesifik pada urusan investasi ilegal, tetapi itu untuk menjangkau seluruh konten negatif yang melanggar undang-undang, yang dilanggar oleh penyedia sistem elektronik ya dan itu sudah tertuang sebetulnya dalam amanat Undang-Undang ITE PP 71 Tentang PE atau Penyelenggara Sistem Elektronik dan kemudian juga di dalam Permen Kominfo Nomor 5 Tahun 2020. 

Jadi payung hukum itu memberikan dasar kepada Kominfo untuk melakukan pengelolaan akses terhadap konten tertentu dalam hal ini adalah penanganan konten negatif. 

Jadi kategori konten negatif itu sudah tertuang secara jelas dalam Undang-Undang maupun peraturan turunannya. Sehingga Kominfo bisa memilah dan memilih mana konten yang melanggar Undang-Undang atau tidak. 

Jadi yang saya ceritakan sebagai mesin berbasis kecerdasan buatan dengan SDM yang cukup besar itu konteksnya adalah untuk konten negatif secara umum, mulai dari pornografi, penipuan online, radikalisme di ruang digital, kemudian pornografi anak, kekerasan seksual pada anak, dan lain sebagainya. 

Itu adalah konteksnya dan mesin maupun sumber daya manusia ini bekerja dengan SOP yang sudah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku ya. 

Jadi kita juga bekerja sama dengan internet service provider maupun dengan platform digital atau media sosial misalnya untuk berkoordinasi ketika ada satu konten negatif yang ditemukan. Maka kita berkoordinasi dengan mereka untuk melakukan pemutusan akses. 

Terkait dengan beberapa situs dan juga aplikasi ilegal yang masih bisa diakses seperti kami sampaikan tadi di awal, bahwa ini adalah bentuk duplikasi. 

Jadi makanya kalau dulu misalnya ada aplikasi TikTok misalnya sempat di-banned oleh Kominfo gitu ya. Ada proses normalisasi yang kita sebut sebagai normalisasi yaitu ketika platform tersebut sudah memenuhi peraturan perundangan yang di Indonesia, maka platform tersebut bisa dilakukan normalisasi atau dibuka kembali. 

TikTok sangat susah untuk dilakukan duplikasi. Pada waktu di-banned ya memang tidak bisa diakses dan kemudian orang susah untuk melakukan duplikasi atas aplikasi ini. 

Tetapi untuk investasi ilegal ini, ada ciri khas khususnya yaitu mudah diduplikasi. Sehingga inilah yang membuat kesulitan aparat penegak hukum maupun Kominfo untuk melakukan identifikasi duplikasi-duplikasi website dan duplikasi-duplikasi aplikasi yang sebetulnya sudah di-banned tetapi kemudian muncul sebagai bentuk baru atau yang kami sebut sebagai duplikasi tadi.

Ini kan seperti kejar-kejaran ya, Pak, antara Kominfo dan web investasi ilegal. Seberapa cepat sih, Pak, pertumbuhannya, setelah ditutup terus mereka buka dengan sangat cepat dalam hitungan menit? Bagaimaan itu petanya untuk, memetakannya seperti apa?

Iya, sebetulnya itu sangat tergantung dengan kasusnya ya, case by case. Kita bisa menemui suatu aplikasi setelah dilakukan pemutusan akses, dia selama beberapa bulan tidak ada yang melakukan duplikasi, tetapi ada yang dalam hitungan jam atau hari, itu sudah muncul duplikasinya. Jadi tergantung kasusunya.

PlayStore, Telegram, semua dalam pengawasan Kominfo ya, Pak, ya? Kan banyak juga aplikasi-aplikasi di PlayStore yang ternyata trading ilegal. Apakah itu masuk dalam jangkauan pengawasan Kominfo juga?

Oh, iya. Jadi kalau kita punya Google Store, atau PlayStore gitu ya, AppStore juga, kita menangani satu konten atau aplikasi yang melanggar peraturan perundangan yang berlaku, kita bisa menghubungi Google ataupun Apple untuk menurunkan aplikasi tersebut dari AppStore maupun Google Play Store. 

Jadi itu sangat dimungkinkan, kita terus berkoordinasi bahkan kami sedang mempersiapkan satu regulasi tertentu bersama dengan OJK maupun Bappebti, bekerja sama dengan Google dan juga Apple jika aplikasi itu tidak terdaftar, maka aplikasi itu tidak terdaftar di OJK dan Bappebti misalnya, maka aplikasi itu tidak bisa diakses di AppStore maupun Google Play Store. 

Jadi ini mungkin satu langkah maju yang akan kita lakukan tetapi masalahnya adalah walaupun aplikasi itu tidak bisa diunduh melalui platform Google dan Apple, tetapi biasanya mereka bisa menduplikasi itu dalam bentuk website. Jadi mereka menyediakan link-nya, kemudian dari link itu kemudian bisa men-download. 

Ini sebetulnya yang paling banyak terjadi ketika investasi ilegal atau aplikasi ilegal ini tumbuh marak di masyarakat biasanya tandanya adalah dia di-download tidak dari Google Play Store dan tidak dari AppStore, di luar itu. Kalau men-download-nya dari website itu sangat riskan. Makanya kami sarankan kepada masyarakat untuk menemukan ciri-ciri kalau itu sudah di luar AppStore dan Google Play Store, maka itu bisa diindikasikan sebagai aplikasi yang ilegal. 

Laporan menunjukkan semangat investasi saat ini meningkat tajam, dikhawatirkan banyaknya investasi bodong itu membuat orang menjadi trauma terutama anak-anak-anak muda, dan masih banyak laporan masyarakat yang mengalaminya. Tentu Kominfo tidak mau disebut dianggap gagal melindungi masyarakat ya, Pak?

Masing-masing itu kan punya tugas dan kewenangannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kewenangan Kominfo, sesuai dengan Undang-Undang ITE, PP 71, maupun Permen Kominfo 5 Tahun 2020 adalah pemutusan akses konten ilegal atau melanggar Undang-Undang. 

Mengatakan bahwa konten itu ilegal dan melanggar Undang-Undang, kita harus konsultasikan kepada Kementerian Lembaga yang punya otoritas dalam bidang itu. Untuk hal ikhwal investasi dan semacamnya otoritas itu ada di Otoritas Jasa Keuangan ataupun ada di Bappebti, tergantung kasusnya yang mana. 

Jadi kami pun tidak bisa menentukan, Kominfo tidak bisa menentukan ini adalah investasi ilegal sebelum kami menanyakan kepada otoritas yang terkait. 

Bisa dibayangkan jika Kominfo dengan sesuka hati menentukan bahwa ini adalah konten dan aplikasi yang melanggar Undang-Undang, maka itu pun bisa sangat berbahaya bagi sehatnya ruang digital kita. 

Jadi masing-masing Kementerian Lembaga punya tugas dan fungsinya masing-masing. 

Kominfo sudah melakukan tugas sesuai dengan kewenangannya. Kalau kita melihat data dari tahun 2016 sampai dengan yang terakhir di 3 Maret kemarin 2022, Kominfo sudah melakukan pemutusan akses terhadap 3.716 konten terkait investasi ilegal sesuai dengan permintaan dari instansi yang berwenang. 

Dari 2016 itu baru ada 20 konten tetapi itu terus meningkat dari 2017 itu ada 103 konten yang kami putus aksesnya, 2018 itu ada 167 konten, 2019 ada 381, 2020 melonjak tajam ada 1.146, 2021 naik sedikit 1.222 buah. 

Kemudian di sepanjang tahun 2022 yang baru beberapa bulan ini sudah ada 137 konten. 

Jadi Kominfo telah melaksanakan fungsinya sesuai dengan kewenangan Undang-Undang yang berlaku. Jika Kominfo melakukan sesuatu tanpa dasar peraturan perundangan dan kewenangannya tentu itu tidak bisa dilakukan karena bukan kewenangan Kominfo.

Di media sosial orang-orang yang disebut influencer mereka leluasa mempromosikan yang katanya trading atau investasi ternyata ilegal. Belakangan setelah banyak orang mengaku menjadi korban tertarik dengan investasi itu karena persuasi influencer mereka lapor ke polisi baru itu ditangani sebut saja iIndra Kenz, Doni Salmanan. Apakah media sosial para orang-orang terkenal yang menyebutkan crazy rich mengajak banyak orang untuk investasi yang ternyata ilegal itu tidak dipantau oleh tadi patrol siber tadi, Pak?

Saya sampaikan sekali lagi ya, ini sudah berulang saya sampaikan bahwa Kominfo melakukan penanganan konten itu atas dasar sesuatu dan sesuatunya itu adalah peraturan perundangan yang berlaku. Jika Kementerian Kominfo melakukan pemutusan akses tanpa dasar, maka itu akan menjadi masalah besar. 

Bayangkan Kominfo dengan sesuka hati misalnya melakukan pemutusan akses terhadap konten tertentu tanpa ada dasar hukumnya maka itu bisa berpengaruh banyak terhadap besarnya pembungkaman terhadap kebebasan pers, pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi, dan lain sebagainya. 

Jadi kami melakukan pemutusan akses harus ada dasar hukumnya, harus basisnya, harus ada otoritas yang menyatakan bahwa konten itu adalah konten ilegal, seperti pornografi itu yang paling mudah kita identifikasi. 

Sampai hari ini kita sudah memblokir jutaan konten pornografi. Itu bisa kita dengan mudah melakukan pemutusan akses, tetapi kalau terkait dengan konten yang terkait dengan investasi, terkait dengan apa, trading dan lain sebagainya tentu kewenangan untuk menyatakan bahwa konten itu, bahwa influencer itu, bahwa akun itu adalah melanggar hukum, melanggar Undang-Undang, kewenangannya tentu harus kita konsultasikan kepada pihak yang terkait. 

Kominfo tidak bisa dengan sembarangan itu namanya abuse of power jika kemudian Kominfo dengan seenaknya tanpa landasan hukum tertentu melakukan pemutusan akses.

Kominfo melalui patroli siber juga berinisiatif melihat indikasi pelanggaran lalu melaporkan ke OJK dan Bappebti perlu atau tidak?

Itu sudah kami lakukan dan hasilnya sudah kami sampaikan bahwa ribuan konten yang sudah kita lakukan pemutusan akses selama ini.

Apa pendapat bapak mengenai orang-orang seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan itu, yang membuat banyak orang menderita?

Kementerian Kominfo sudah mengeluarkan rilis, saya pun menyampaikan kepada rekan-rekan media, bahwa untuk berinvestasi di ruang digital, kami harapkan masyarakat bisa bijak memilah dan memilih manakah investasi yang betul-betul legal dan mana yang tidak. 

Kita menyediakan berbagai kanal misalnya, teman-teman di OJK memiliki satgas waspada investasi yang bisa melakukan pengecekan, apakah investasi itu sudah legal dan terdaftar di OJK atau tidak. 

Jika investasi itu tidak terdaftar di OJK, maka kami sangat berharap masyarakat tidak melakukan transaksi melalui aplikasi ataupun website tersebut. 

Demikian juga dengan peminjaman online, Satgas Waspada Investasi ini juga memberikan list, mana aplikasi peminjaman online yang legal dan mana yang tidak. Saya rasa masyarakat saat ini sudah cukup dewasa di dalam memilah dan memilih manakah platform yang seharusnya digunakan dan mana yang tidak.

Apakah pemilik akun yang yang akhirnya diblokir oleh Kominfo itu apakah bisa ditelusuri untuk diadili, Pak?

Lagi-lagi itu sesuai kewenangan ya. Kewenangan untuk menghakimi, mohon maaf. Kewenangan untuk memproses secara hukum itu tentu ada di kepolisian. Apa tugas dan kewenangan Kominfo? Kominfo mendukung proses hukum yang dilakukan oleh kepolisian. 

Dalam hal investigasi hukum itu memerlukan informasi lebih dalam dari Kominfo, tim kami tentu akan menyediakan informasi-informasi sesuai dengan permintaan dari Bareskrim Mabes Polri dan itu sudah sangat sering kami lakukan. Kominfo menyediakan dan bekerja sama dengan Bareskrim Mabes Polri untuk penanganan kasus-kasus di ruang digital selama ini.

Karena sekarang itu masih banyak orang awam yang tidak mengerti trading, tau-tau ikutan. Akhirnya kehilangan 100 juta dalam 2 minggu. Gimana ini kalau terus terjadi, Pak?

Kami mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan literasi finansial digital. Itu adalah kesadaran, pemahaman, pengetahuan masyarakat terkait dengan investasi maupun aktivitas finansial di ruang digital. 

Masyarakat kami sangat harapkan untuk bisa memilih dan memilah manakah ruang digital yang sebetulnya aman untuk berinvestasi atau bertransaksi dan mana yang tidak aman. Ketika masyarakat sudah bisa mengidentifikasi mana yang aman dan mana yang tidak, maka kami yakin bahwa masyarakat bisa melakukan transaksi itu secara aman. 

Cara melakukan atau mengidentifikasi bahwa investasi maupun trading itu aman atau tidak adalah masyarakat bisa merujuk pada ada otoritas terkait baik itu OJK maupun Bappebti. Jika platform ataupun aplikasi ataupun website itu sudah terdaftar di dua lembaga itu, maka masyarakat akan lebih aman di dalam melakukan transaksi. Tetapi jika belum terdaftar di dalam dua lembaga itu, maka hampir pasti itu adalah ilegal dan kami sarankan masyarakat untuk tidak sekali-kali, tidak mencoba sekalipun untuk terlibat di dalam investasi ataupun perdagangan itu.


***


Wawancara Rhenald Kasali Tentang Gaya Hidup Indra Kenz

Banyak yang tertipu dengan penampilan Indra Kenz di media sosial yang tampak adalah orang baik, orang yang sangat kaya dan murah hati. Sempurna. Kesan yang didapat dengan melihat unggahan-unggahan Indra Kenz di Instagram, mobilnya banyak dan mewah-mewah. Sungguh menyilakukan mata.  

Apa yang dilakukan Indra dengan pamer harta di media sosial populer disebut flexing.

Untuk membahas hubungan flexing dan trading bodong, CEO Tagar.id Yossy Girsang mewawancarai Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Profesor Rhenald Kasali, Jumat, 4 Februari 2022.

Sebenarnya trending dari flexing ini memang hanya akhir-akhir ini atau sebenarnya itu sudah dimulai dari masa lampau atau dari beberapa puluh tahun yang lalu? 

Jadi dunia internet memang mempunyai banyak istilah baru karena internet ini membentuk perilaku-perilaku baru. Tetapi banyak hal sebetulnya memindahkan dari dunia real ke dunia internet. Hanya saja sifatnya menjadi berbeda. 

Dulu misalnya terjadi, siapa ya, kalau orang sudah nggak ada kita boleh sebut nama lah ya. Dulu ada terkenal LPKIA (Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Amerika) populer, bagus sekali, nah tokohnya namanya Yusuf Frandi, sekarang sudah enggak ada kayaknya ya. Dia itu juga melakukan flexing, bentuknya adalah menyampaikan bahwa dia mempunyai teknologi baru, itu temuan dia, terus membagikan makanan ke anak-anak yatim secara rutin, diberitakan secara besar-besaran pada media. 

Ternyata itu adalah marketing bagi dia untuk mendapatkan popularitas dan belakangan diketahui dia men-supplay produk ke pemerintah dan itu bodong semua. Jual, mereknya diganti, sebagainya. Sampai dia buron, itu salah satunya. 

Jadi dari masa ke masa sebenarnya banyak sekali kejadian, kejadian bahkan kira-kira sepuluh tahun yang lalu terjadi pada koperasi apa ya namanya, itu ketua-ketua partai mereka menunjukkan ada pertanian, orang rindu dengan pertanian, masa kecil itu kan ya. Kebun tomat, cabai, dan sebagainya, bagus sekali, di arah Sukabumi kalau tidak salah, Cianjur. 

Ternyata orang harus beli itu satu kavling, satu kavling, harganya berapa. Hasilnya ditunjukkan seperti itu, ternyata itu bodong. Nilainya triliunan terus hilang orangnya. 

Kemudian yang seru juga pernah ada Koperasi Langit Biru, itu daging itu, 6,6 triliun itu. Jadi orang beli daging, satu apalah itu, satu gebukan atau apa. 

Pernah juga ada namanya apa ya Forbes atau apa itu jadi dulu orang taruh uang 2 juta, terus kemudian dalam waktu satu minggu atau dua minggu sudah jadi 4 juta, jadi sepuluh juta, tapi syaratnya dia harus bawa teman, multi level begitu ya. 

Nanti kalau kasi 2 juta, dapat payung. Barangnya hanya payung. Ada yang payung, terus ada model lain yang mengikuti, kaos, dan lain sebagainya. Pokoknya ada barang sebagai syarat. Lama-lama dia bisa dapat 100 juta, bagi yang ingin dapat 100 juta, itu tergoda sekali, dia jual rumah, dia ngajak teman, uang keluar diambil, invest di sana, harapannya dapat 1 miliar, 2 miliar, dan sebagainya. Ketika begitu ramai, hilang bosnya, duit tersedot begitu. 

Nah jadi ini bukan hal yang baru, hanya saja dulu pemiliknya tidak kelihatan, nah sekarang justru ada orang yang menjalankan peran baru karena rupaya kalau saya lihat-lihat ada yang merasa algoritmanya kalau laki-laki itu adalah memang pamer harta. 

Ada yang mengaku begitu karena dia pamer harta dia berhasil, entah dirinya sendiri yang mengarahkan atau ada orang lain yang mengarahkan mereka. Menggunakan orang ini karena memiliki network besar subscribernya, ini sekarang di dunia internet ini menjadi sesuatu yang sangat berharga. 

Ketika mereka memiliki barang itu, berpengaruh, maka mereka bisa mempengaruhi orang lain dan orang lain ikut, seakan-akan bisa menjadi kaya, orang yang ikut itu bisa menjadi kaya seperti dia. Uang di sini berubah menjadi seperti bensin, berbeda dengan uang dulu, kalau dulu uangnya harus disetor, datang ke Pasar Senen, 2 juta begitu ya, kerumunan itu banyak. 

Kalau sekarang nggak perlu, karena uang itu tidak perku dibawa, uang itu dengan telunjuk, jempol kita saja sudah berpindah. Ini seperti beli bensin. Jadi kalau dia terbakar di sini, itu daya bakarnya akan luas sekali, nah anak-anak muda yang memiliki keahlian untuk melarikan diri atau keluar dari kebakaran yang melanda mereka ketika mereka mengalami suatu musibah di situ, itu yang berbeda.


Rhenald KasaliProf Rhenald Kasali. (Foto: Tagar/Instagram/@rumah_perubahan)


Prof, sedikit tadi agak kembali dengan pernyataan prof, karena saya juga pernah melihat kalau tidak salah di podcast Profesor ataupun nggak salah di podcast lain, Professor pernah menyebutkan bahwa influencer ini bukan pemilik bisnis utamanya, jadi dia ibaratnya mengelola dana seseorang di belakangnya, mungkin orang besar yang benar-benar kaya di belakangnya tadi dan kemudian menarik orang untuk melakukan investasi lewat orang yang digunakan ini yang punya followers besar di media sosial atau di channel, chennel YouTube maupun Tiktok ataupun yang lainnya. Sekarang itu trennya lebih ke sana atau memang langsung muncul pemilik bisnis tadi untuk melakukan marketing, Prof?

Jadi mereka sebetulnya awalnya mereka nggak punya modal, tidak punya modal. Menjadi youtuber itu tidak cukup untuk menggaji katakanlah empat, lima orang yang mengelola algoritma, tidak cukup harus mencari modal. Dia harus menyewa kantor, harus membeli macam-macam begitu. 

Nah jadi tahap awal kemungkinan besar mereka ini adalah orang yang dibiayai oleh orang lain. Dibiayai orang lain ini bukan cerita baru, terutama ketika negara kita mengenal istilah money laundry, itu sangat marak sekali terjadi. Itu satu hal, tapi sebagian di antara mereka itu pandai, tidak memerlukan orang lain lagi. 

Saya perhatikan video-video mereka, setahun yang lalu, dua tahun yang lalu, hari ini kepandaian mereka sudah berbeda, convidence mereka sudah berbeda. Kemudian kelihatannya rezeki yang mereka dapatkan terus saja berbeda. 

Setahun terakhir ini rezekinya bagus sekali karena pandemi dan banyak orang berada di depan komputer dan bunga makin turun jadi orang mengalihkan investasinya ke sini. Yang menjanjikan pendapatan yang besar, tetapi tidak disebutkan risikonya. Atau risikonya ada tetapi orang tidak bisa membaca. 

Jadi ada orang, kelompok yang besarnya mereka itu dimodali orang lain, kita bisa hitunglah kemampuan mereka dan yang kedua ada yang mereka kemudian bermutasi karena mereka menjadi semakin pandai, orang yang ada di belakangnya semakin sedikit. 

Menariknya, kalau mereka sangat berani kemungkinan besar juga di belakangnya ada orang yang cukup berani. Jadi memang ini tidak permainan satu orang, dua orang, tapi ada suatu komplotan yang kalau kita ketemu wajahnya wajah komplotan. Wajahnya handsome-handsome, wajahnya orang-orang baik, ini kan generasi baru yang memang metroseksual, istilahnya begitu ya. Mereka menyukai penampilan, kantornya serba komputer, dan lain sebagainya. Jadi, memang ada hubungan kedua pihak itu.

Katakanlah misalkan ada orang di belakang atau pemain utamanya yang tidak muncul ya, kita ngomong mungkin kasus yang sedikit spesifik yang Profesor juga sempat bahas di poscastnya soal Binary Option, Prof ya. Yang mana flexing dilakukan oleh beberapa influencer menunjukkan mereka berhasil punya rumah besar, rumah mewah kemudian kendaraan mewah juga, sport car, segala macam sehingga akhirnya orang tertarik dan kalau nggak salah sekarang kasusnya sedang bergulir bahkan sudah pagi ini kita terima laporan dari wartawan kita di lapangan, sudah ada laporan dari Bareskrim. 

Cuman kalau kita lihat Prof, brand dari perusahaan-perusahaan tersebut yang hubungannya tadi dengan Binary Option itu metodenya kurang lebih sama, Prof. Kalau menurut Profesor ini sebenarnya yang tadi orang yang behind bisnisnya itu apakah orang yang sama atau mungkin komunitas atau karena dia modelnya kayak mirip semua, Prof. Walaupun brandnya ada beberapa macam ya, kita sebut aja karena pemerintah juga ya sudah nyebutin beberapa ya, ada Binomo, ada Olymp Trade yang semua pemain bisa dikatakan ilegal yang perusahaannya nggak ada di Indonesia juga gitu. Tapi dia memiliki apa ya, metode, cara yang kurang lebih sama terus gitu. Gimana pendapat Profesor?

Ya, jadi kemungkinan besar ini ada induknya, yang hanya terdiri dari satu atau dua komplotan yang tersendiri yang tahu bagaimana mendirikan yang disebut dengan offshore company jadi of offshore company itu didirikan di Vanuatu, di Cayman island, di manalah begitu ya, di tax heaven country yang mana mereka memang mereka tidak akan dikejar di sana, pajak yang rendah, legalnya memang di negara-negara seperti itu atau suatu kepulauan tertentu. 

Kemudian mereka mengoperasikan secara internasional dan mereka melihat di negara mana yang paling mudah mereka bidik. Maka mereka kemudian mulai men-setup siapa yang bisa mereka hire. Mereka bisa hire untuk bikin iklannya, disesuaikan dengan bahasanya. Ya, bahasanya terpilihlah yang bisa berbahasa Indonesia misalnya begitu, nah terus kemudian tentu ada orang yang Indonesianya yang ada masuk dalam komplotan mereka. Setelah itu mereka mulai melakukan aksi scammernya ini. Scammingnya ini mereka lakukan dan mereka mempengaruhi sejumlah orang yang bisa menjadi pigeon, nah ini yang disebut sebagai affiliator.

Iya

Affiliator itu syaratnya itu harus mempunyai keberanian tertentu agak sedikit gambling begitu ya, berani dan kemudian mereka bisa menunjukkan model-modelan menunjukkan kekayaan sebagai alat karena ini adalah memancing orang untuk yang berlangsung untuk menjadi cepat kaya. 

Jadi, disebar lah itu kemudian ini menjadi magnet dan akhirnya menarik orang-orang yang mereka bisa menjadi setengah kaya lah, kaya sekali bahkan. Lumayanlah kalau disebut miliarder ada begitu ya. Mereka bisa memainkan itu, ini bisa ketarik dalam sistem ini. 

Nah ini yang kita tidak tahu karena offshore company melacaknya tidak mudah. Saya pernah menjadi konsultan bagi suatu perusahaan, saya terkejut sekali dulu ya. Back to 1998, pada saat Indonesia mengalami krisis moneter, banyak perusahaan Indonesia yang disita oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Indonesia) itu ya, mereka kreditnya bermasalah atau bank yang bermasalah. 

Syaratnya saat itu adalah pemilik asli tidak boleh kembali memiliki perusahaan itu, tidak boleh lagi biding di BPPN. Itu yang mereka lakukan, saya terkejut begitu, saya ditunjukkan, mereka men-setup offshore company. 

Offshore companynya itu ada di, pertama saya ketemu di Singapur, orang singapur lawyernya tunjukkan, mereka, perusahaan di Singapur ini akan mendirikan perusahaan di Hongkong, perusahaan di Hongkong ini pemegang sahamnya adalah PT. A, PT. B, PT. C, yang di Singapur dan di Indonesia. 

Terus kemudian perusahaan di Hongkong ini, nanti akan dimiliki oleh perusahaan di Vanuatu. Perusahaan di Vanuatu ini akan dimiliki oleh perusahaan di Cayman island. Kemudian perusahaan di Cayman island ini akan dimiliki lagi oleh Jamaika atau di mana. Nah begitu dia yang biding di Indonesia untuk perusahaan di Jamaika, siapa yang bisa menelusuri, siapa pemilik aslinya?

Sudah terlalu panjang ya, Prof, ya?

Kita hanya menebak-nebak. Nah begitulah caranya mereka untuk mendapatkan keuntungan begitu ya, dengan cara menebus seperti itu. Dan ini sekarang sedang dilakukan perusahaan-perusahaan seperti itu. Jadi kita sulit juga menebak siapa orang Indonesia, orang Rusia, orang India? Kita nggak tahu ini.

Oke. Kita sangkutkan dengan fenomena ledakan investasi, Prof. Bahwa Indonesia sekarang ada tiga sampai empat juta investor baru, terutama di masa pandemi, orang mencari alternatif. Kira-kira karena kita mungkin di sektor UMKM tidak bisa bergerak, ya kalau bergerak terbatas, ya kenapa nggak cari yang relatif bisa dikerjakan di rumah gitu ya. 

Nah ini kaitannya justru jadi makanan empuk istilahnya ya, makanan empuk dari para para pelaku-pelaku ini ya Prof. Ketika orang mencari malah disajikan dengan sesuatu yang sangat menarik sangat, sangat menjanjikan, gitu. Karena saya dengar beberapa korban ini juga banyak yang menggunakan pinjaman, Prof. Jadi bukan sebenarnya uang dingin yang mereka miliki tapi justru karena melihat oh ini orang bisa kaya dalam waktu 2 tahun dia bilang dia udah bisa beli mobil Ferrari misalkan gitu atau Lamborghini. Okelah, saya nggak harus Ferrari lah mungkin saya bisa dapat Camry aja mungkin sudah bisa gitu. Akhirnya kan kejebak. Ini gimana profesor melihat koneksi dari dua hal ini, Prof?

Jumlah orang yang main saham di pasar modal saja itu meningkat dari 3,8 juta menjadi 7,27 juta.

Iya.

Menariknya, sebagain besar itu yang banyak masuk itu adalah generasi milenial dan adiknya.

Gen Z.

Ini kan kurang berpengalaman. Jadi Gen Y dan Gen Z itu total asetnya 138 Triliun. Itu kan muda-muda sekali mereka. Nah bisa dibayangkan kan orang-orang muda yang kurang pengalaman atau tapi ayahnya barangkali punya uang, pakai uang keluarga, atau dia dapat bonus atau barangkali gajinya dia di tahap-tahap awal mereka gunakan. Orang yang kurang berpengalaman itu ketika mendapatkan informasi dan mereka informasi bisa diselewengkan.

Iya.

Menggunakan kata trading, investasi, dan lain sebagainya. Ketika mereka memilih itu, tentu yang menjadi tujuannya adalah apakah orang ini bisa dipercaya? Tidak mudah untuk bermain dengan lingkungan yang tidak diketahui ini siapa. Kalau listing di pasar modal, itu sudah ada yang jaga, ada OJK misalnya, mereka diwajibkan untuk audit dan lain sebagainya. Ada lawyernya, berlapis-lapis lah itu kalau di pasar modal.

Iya.

Tapi ini adalah di dunia baru yang izinnya, kalau dia legal ada kalau masuk itu komoditi jadinya di Bappebti dan perdagangan. Terus mereka bisa mengklaim, ini legal. Padahal tidak legal, atau pernah legal terus dibatalkan karena salah satu dan lain hal begitu ya. Pemerintah melihat hal-hal yang tidak benar. Tapi, anak-anak muda ini bisa buka menggunakan VPN.

Betul.

Alatnya adalah menerka-nerka dari influencernya, mereka berpakaian seperti apa bisa, mereka bisa membeli apa. Dunia maya ini tampaknya banyak sekali orang yang seneng gitu ya, melihat seperti itu, glamour seperti itu. Tugas kita adalah mengingatkan karena begitu anda taruh di investasi-investasi tidak pasti seperti itu, maka ini ada risikonya dan risikonya itu akan diukur oleh masyarakat karena uang ini bisa jadi keluar dari Indonesia nggak bisa dilacak ada di mana. Kita bisa melacak pada mereka yang menjadi affiliatornya, bisa kita lacak mereka karena mereka mempengaruhi dan mungkin juga mereka memainkan sesuatu, mungkin. Ini adalah dugaan-dugaan.

Iya, iya.

Tapi kita tidak tahu persis seperti apa. Jadi, hubungan antara flexing atau bergaya hidup dan menarik orang-orang yang harus diakui juga banyak sekali orang-orang yang terima disana kurang berpengetahuan, kemudian mereka yang juga mempunyai karakter yang agak mirip dengan si influencer, yang beranggapan bahwa harta itu penting sekali begitu ya. Mobil keren itu penting sekali walaupun rumahnya masih sederhana sekali, tapi penampilan keluar penting sekali bagi mereka. Ini yang sangat terjebak. Jadi, ini menarik, menjadi magnet bagi mereka untuk saling mendapatkan kesempatan. Nah, akhirnya jatuh pula.

Iya. Tapi kan tadi Profesor sempat mengatakan ya contoh di awal di tahun-tahun sebelumnya pernah terjadi yang koperasi bahkan isinya pejabat ya, Prof ya. Artinya secara edukasi sudah tinggi, punya pengalaman, tapi kok masih bisa terjebak, Prof, dengan flexing ini. Apakah ini memang kita sebagai manusia memang ada satu sifat ini Prof, serakah atau greedy, atau gimana, atau pengen sesuatu yang instan? Maksud saya kok sampai di kalangan yang itupun terjebak dalam flexing ini, begitu, Prof.

Artinya kita bisa membaca yang namanya orang politik kita pada masa itu karakternya seperti itu. Yang masuk ke sana kita bisa lihat kan orang-orang yang seperti apa, yang pendidikannya sangat rendah pun tiba-tiba bisa bergelar doktor, begitu ya. Terus kemudian pidatonya jago juga tapi kita akui juga otaknya ini karena nggak sampai juga, terutama dalam bisnis. 

Beberapa di antaranya doktor di bidang politik, retorikanya hebat, pengikutnya banyak, tetapi ketika dia melihat kalkulasi bisnis, dia kan tidak mampu. Ada satu, dua orang yang membawa pengaruh, staf-stafnya yang kemudian mengantarkan itu. Nah biasanya orang yang ngerti bener-bener, melarang, tidak mau menggiring pimpinannya ke sana. Nah kisah para pemimpin tergoda dan melakukan langkah salah ini kan bukan baru satu, dua kali terjadi.

Betul, betul.

Presiden SBY pernah dulu dibawakan orang yang namanya energi biru, blue energy, tapi ternyata gak ada itu blue energy. Padahak kita sudah percaya bener blue energy itu tapi nggak ada. Jadi, bukan baru kali ini, dari dulu itu terjadi. 

Dulu, di zamannya siapa ya, Bung Karno atau Pak Harto itu, ada perempuan yang bisa apa, ada bayi di kandungan yang namanya Cup Sahara siapa itu. Terkenal sekali, masih zamannya koran Post Kota dulu, saya masih kecil. Bayi dalam kandungannya bisa melantunkan ayat-ayat suci, gak taunya itu rekaman ditaruh di perutnya. Itu dibawa ke kepala negara dan ada menterinya yang ikut. Bisa dibayangkan, hal yang namanya penipu itu lebih pintar daripada yang lebih pintar.

Waduh, luar biasa.

Nah di samping itu ada fenomena berikutnya. Itu namanya dalam kehidupan kita sebut gravitasi. Misalnya saya pergi ke satu mall, tiba-tiba ada antrean panjang. Saya kan bingung, ini antrean panjang sedang apa ya? Saya tanya yang di belakang, gak tau, nggak tau. Akhirnya saya diam saja di antrean itu supaya nggak makin jauh saya ketinggalan gitu. Nggak taunya itu ada kedai roti yang terkenal saat itu baru buka, belum banyak di mall. Sekarang sih tidak antre lagi, dia sudah banyak. Saya antre, roti abonnya top sekali begitu. Sampai di sana akhirnya oh roti ternyata.

Kira apa ya, Prof, ya?

Sampai di rumah istri saya tanya, abang bawa apa? Ini. Kenapa tiba-tiba aneh bawa roti, nggak pernah selama ini? Saya bilang, antrean panjang, saya ikut saja daripada saya ketinggalan begitu ya.

Fomo ya, prof, ya?

Nah, itu istilah internet jadi fomo. Muncul di era baru namanya jadi fomo. Jadi pamer yang dulu namanya flexing. Kira-kira begitulah.

Iya, oke. Prof, sedikit lebih Ini lagi, lebih dalam lagi. Bicara tentang dunia star up, mohon saya dikoreksi kalo salah tapi seingat saya Profesor itu di salah satu podcast pernah mengatakan ada bahkan flexing itu dilakukan oleh para founder dari star up yang mereka ngomong, mereka udah dapat pendanaan sekian, itu gimana itu ceritanya, Prof? Maksud saya kalau tadi kan tujuannya jelas ya. Profesor sudah mengutarakan ada orang di belajang, ada tujuan marketing untuk supaya orang join, terakhir bodong itu ya. Nah kalau yang ini gimana, Prof? Kok apa sih tujuan dari founder star up mengatakan mereka sudah ada apa memperoleh pendanaan yang besar itu, itu gimana, Prof?

Jadi begini, dulu valuasi suatu perusahaan itu adalah m aset. Asetnya ada berapa, jadi aset itu kan bisa tangible bisa intangible. Ada uang di bank cashnya berapa, kemudian tanah, atau segala macam. Nah sekarang eranya adalah era tangible yang bisa dihitung, kemudian di dunia internet, sekarang ini adalah eranya intangible. Valuasi sebuah perusahaan itu bukan lagi aset tangible seperti yang dulu, ini namanya network value, jadi nilai dari jumlah networknya berapa. 

Jadi kalau misalnya saya beli, masang, ketika di awal-awal ya, mesin faksimile, masih ingat nggak dulu ada mesin faksimile. Yang di rumah kita, yang punya hanya Mas Yossy dan saya. Itu nilai networknya cuma satu. Tetapi karena Mas Yossy punya keluarga, Mas Yossy bilang ah saya mau kalau ada apa-apa saya hubungan keluarga gampang. Mas Yossy kemudian belikan buat keluarga. Nilainya kan naik.

Betul.

Saya kemudian juga berikan buat keluarga saya, kan lama-lama jadi banyak, networknya jadi besar. Valuasi perusahaan itu mengakibatkan nilainya Go-jek lebih besar dari Garuda Indonesia. Karena gojek tidak mempunyai satu kendaraan pun.

Iya.

Garuda punya banyak pesawat. Nah nialainya itu pada transaksi dan network ini yang ada. Kemudian kita berharap yang download semakin banyak dan kemudian download ini memberikan lagi. Makanya sering kali mereka menggunakan skemanya ponzi. Nah ketika ini kemudian dikembangkan valuasi ini, star up, star up ini juga menggunakan akal gimana ya caranya banyak valuenya. 

Jadi pernah terjadi misalnya di salah satu marketplace besar diketahui sekarang misalnya mereka menjualnya ada tapi kamu nggak boleh beli banyak. Belinya, terjual misalnya 1000 pensil tapi masing-masing belinya dua, dua, dua, dan dibatasin. Sehingga kemudian akhirnya banyak sekali yang beli, download. Value yang seperti itu. 

Sekarang bagaimana pembicaraannya di lapangan? Kan masyarakat yang mau invest tidak mengerti algoritma awal-awalnya. Maka mereka sulit sekali untuk menjual di dalam negeri dan lari ke luar negeri. Di luar negeri itu mereka tahu cara menghitungnya, pakai algoritma dan sebagainya. 

Di sini, saya coba melihat apa yang terjadi dengan anak-anak ini. Kan tidak bisa juga kita membuktikannya, karena ini kan tidak keungan yang diaudit, ini adalah suatu fakta sendiri. 

Kemudian kami sering mengumpulkanlah para star up itu dan anak-anak, dimana-mana kan semuanya mau instan. Semuanya kalai ditanya angkanya kok digelembungkan semua. Kalau kita yang kritis kan pasti tanya. Kamu sudah berapa? Oh kamu sudah sekian prof, kami ini, punya ini, begitu kita lihat, kok beda ya dengan omongannya? 

Nah kecenderungan antara anak yang sekarang ini kecenderungannya sesuatu itu dibesar-besarkan. Saya sudah dapat funding sekian, saya sudah dapat ini sekian. Mereka tidak tahu bahwa orang itu mengerti menghitungnya sekarang. Nah itu yang tampak berbeda antara generasi sekarang dengan generasi tua. 

Kalau generasi tua itu kalau dia untung besar dia selalu bilang, ah saya untungnya sedikit. Rumahnya pun dijelek-jelekin di bagian depan, di bagian dalamnya bagus sekali, karena dulu itu pajaknya, kan petugas pajak datang ke rumah zaman dulu ya, mengevaluasi rumah kita, nah tapi kalau anak-anak kita sekarang itu penampilan dan mengaku sudah besar. Jadi inilah yang perbedaannya anak-anak sekarang dengan orang tua dulu.

Artinya kalau ada beberapa itu kan kalau misalkan di TikTok ataupun di mungkin di YouTube atau di Twitter, kan disapa sama Dirjen Pajak ya yang kayak kemarin Godzali contohnya yang NFT itu ya. Ini bukan bicara flexing ya, tapi kan itu dia nyata mungkin kan. Cuma contohnya maksud saya kan yang pamer-pamer tadi akhirnya disapa oleh pajak. Itu sebenarnya kalau misalnya nih saya pelakunya nih misalnya, kemudian saya bilang saya tunjukkin ATM saya, ada duit 20 miliar contohnya begitu Prof. Terus kan disapa nih sama Dirjen Pajak, artinya apa kalau misalkan nanti kita didatangin gitu terus bilang aja itu cuman ini pak, marketing aja supaya apa rame apa, itu apakah itu bisa diterima dari dari Dirjen pajak? Atau itu justru nanti akan menjadi masalah hukum selanjutnya gitu?

Tentu sangat tergantung pada kualitas pemeriksaan petugas pajak di tempatnya masing-masing karena pengalaman saya petugas pajak di setiap tempat lain-lain. Di setiap tempat itu pada masanya mereka dikejar target kalau mereka dikejar target mereka semakin ganas. Misalnya tahun ini naik 10% atau 50% di situasi seperti ini. Kita yang enggak memamerkan kekayaan aja dikejar, diperiksa ini dan itu ya. 

Jadi tingkat kepandaian mereka juga berbeda-beda satu dengan yang lain. Tentu petugas pajak akan mengacu kepada bukti-bukti keuangan, bukan pada klaim di media massa. Nah sedangkan apa yang dilakukan petugas pajak tidak terungkap karena itu adalah rahasia. Harus dijaga rahasia, tidak boleh dibuka keluar. Sama saja ketika misalnya kita melihat dia pakai Ferrari atau Lamborghini pakai apa saja. Kan nggak pernah nanya lihat dong nomor STNK nya.

Atau nama siapa gitu ya?

Sama aja misalnya kita mengatakan Lion Air punya 100 pesawat. Apakah media pernah bertanya. Liat dong STNKnya, kan enggak. Jangan - jangan dia punya hanya punya beberapa pesawat sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Perhubungan setiap Airlines yang beroperasi di Indonesia harus punya minimum 4 pesawat. 

Ya kadang-kadang cukup yang punya dia 4 yang selebihnya dia rising atau punya orang-orang tertentu yang dititipkan kepada dia. Kan bisa saja kan. Jadi, Dirjen Pajak pasti akan mengacu pada data-data faktual rekening korannya, transfernya dan lain sebagainya. Jangan lupa anak-anak ini juga pandai sekali menyimpan. Mereka menyimpan dalam bentuk kripto, dalam bentuk bitcoin dan lain sebagainya yang ada kalanya belum tentu petugas pajaknya paham, mampu membaca atau mencari.

Udah beda network itu ya, Prof ya?

Ya, karena semuanya decentralize bukan centralize. Tapi kalau petugasnya mengerti algoritma, mengerti kata sains nya begitu ya mestinya bisa dilacak. Karena sekali data itu ada di sana, akan bisa dilihat siapa saja.

Ada satu juga dari profesor di salah satu podcast itu mengatakan begini tidak semua orang kaya bisa mencapainya di usia sangat muda sekitar 20 tahun, bahkan sekarang kan banyak bilang masih di bawah 20 tahun udah miliarder lah gitu ya. Prof mengatakan itu hampir mustahil kecuali dia keturunan orang kaya. Nah kan ini anak muda terus paling, paling senang kita itu kan di apa dikasih cerita gimana, kemudian Bill Gates ya, mereka memulai dari garasinya gitu dan dan banyak tokoh-tokoh bahkan saya nggak sebut nama ya, konglomerat yang kalau masa lalunya mereka bilang bahwa mereka mulai dari hal yang kecil gitu. Dan mereka akhirnya sukses sekarang. Cuma, maksud saya, statement yang prof mengatakan mustahil untuk anak yang terlalu muda seusia itu bisa menjadi kaya raya itu sebenarnya apakah memang benar atau apa sih semua yang mendasari statement tersebut, prof?

Saya banyak membina anak muda dan mereka benar maupun tidak benar datang ke tempat kami. Pada salah waktu salah satu membikin wirausaha, wirausaha juga lagi di tempat kami dan meminta agar kami mengajarkan lebih banyak etik karena ini adalah soal etika pengusaha yang bagus itu adalah pengusaha yang berpikiran long term karena ini adalah profesi seumur hidup bukan profesi sekali dapat UAS selesai, tidak seperti itu.

Iya.

Setelah kami pelajari, dari berbagai ucapan dan sebagainya memang tidak ada yang mudah. Tidak ada yang sesederhana itu. Ini semua berawal dari hadirnya bukunya Robert Kiyosaki yang berjudul Bapak yang kaya bapak yang miskin. Di situlah pembicaraan kaya mulai setelah itu kemudian penulisnya buku chicken soup, dia menulis buku apa itu, ya, pokoknya mengenai mimpi itu. 

Kalau kamu punya sesuatu tulis di buku itu yang menempelkan mimpimu bahkan taruh di kamar di langit-langit. Jadi kalau kamu baru bangun tidur kamu lihat mobil Ferari, begitu ya. Diajarkan seperti itu. Ketemu orang kasih brosur. Kami melihat anak-anak muda yang datang bawa buku seperti yang dilakukan siapa itu yang mendirikan RBNB begitu, dia menuliskan bukunya impiannya dia. 

Tapi jangan lupa jadi itu setelah melewati kurang lebih 10 tahun dan kemudian tiba-tiba meledak pada masanya ketika orang bisa bepergian dan di situ ada investor baru yang masuk dan mereka setelah itu tidak bisa dengan seketika bisa cash in pendapatannya begitu. Dan kelihatan kan mereka kan gaya hidupnya seperti apa, mereka harus menggunakan uangnya lagi untuk investasi bukan untuk konsumsi. Investasi lagi, mengembangkan sistem. 

Kalau mereka menggunakan cara caranya untuk konsumsi, investor pull-out, menarik diri, karena dia takut ini gue punya orang yang muterin uang yang kita kasi dipakai buat foya-foya, kita takut begitu ya. 

Nah, kami tidak pernah melihat ada anak muda yang sekejap menghasilkan itu. Bahkan kami melihat orang anak muda yang bisa menjadi ada, ada ada kasus. Jadi pernah ada seorang anak muda tiba-tiba mempunyai properti yang besar sekali dan suatu ketika dia datang ke saya minta nasihat tentang pendapat dan begitu dia paparkan semua baru kita bilang, Masyaallah, this is money laundry, jadi kamu dapat asetnya ini dari money laundrynya orang, begitu. 

Ada misalnya seorang oknum aparat, aparat tentara, polisi, apa punya uang 500 juta, 1 miliar, gak bisa ditaruh di bank, dititipkanlah kepada dia. Dia bisa dipercaya dan uang itu dibelikan tanah. Sampai suatu ketika, dia kan berjanji setiap bulan tahun bisa ngasih uang berapa. Nah kalau si pejabat ini lagi diperiksa uangnya dari mana, dia bilang usaha-usaha saya ini begitu. Jadi dicucinya di perusahaannya dia begitu. 

Kita ngeri lihatnya, hidup penuh dengan ancaman. Dia bingung, ada sejumlah orang yang seperti itu dan dia dititipkan dan suatu ketika keturunannya berebut begitu. Keturunanya berebut. Ada sejumlah orang di Indonesia ini yang senang sekali menjalankan karena ada hubungan dengan orang-orang yang mencuci uangnya di sana. 

Tapi juga ada yang mempunyai kegiatan yang lebih berbahaya lagi begitu. Jadi misalnya dia mempunyai hubungan dengan si A ini hubungan khusus. Tapi dia berkeluarga , dia punya pasangan dan pasangannya pun dibiayai oleh orang yang punya hubungan khusus ini. Uang ini dititipkan kepada dia dan tampillah dia, boleh kamu tampil kayak gimana, tapi kamu sehari-hari tetap berhubungan sama saya. Itu ada juga hal seperti itu. 

Dari riset yang kami lakukan, kami menemukan beragam pola. Apakah itu uang hasil money laundring, apakah itu uang uang hasil dari usaha yang memang dilakukan oleh orang lain tetapi ia boleh melakukan sesuatu yang kelihatannya galmour begitu karena dia ada hubungan dengan pihak lain. Nah hal seperti ini yang mungkin saja terjadi tetapi bukan secara organik.

Tips apa yang bisa diberikan terutama kita masyarakat secara umum lah ya, untuk menghindari jangan sampai dalam tanda kutip terjebak dalam marketing dalam kegiatan flexing ini dan kira-kira pemerintah sendiri sudah akhirnya masuk ke ranah hukum ya. Apa sih peran pemerintah yang mungkin bisa membantu supaya kondisi yang akhirnya merugikan banyak masyarakat ini dicegah, Prof?

Tentu yang pertama bagi masyarakat sendiri adalah harus banyak belajar tentang hubungan antara keuntungan yang tawarkan dengan risiko. Kita investasi tentu harus mempertimbangkan. Semakin kita tidak kenal itu semakin berisiko tinggi, tapi kalau sesuatu kita sudah kenal itu tentu risikonya akan lebih sedikit. 

Jadi, oleh karena itu ketika invest kalau itu barang baru jangan taruh sebanyak-banyaknya, taruh sedikit-sedikit, pelajarin dulu. Jadi kalau hilang, anda tidak sakit tapi hanya sedikit. Ongkos belajar itu penting sering dikatakan Iearn before you earn. Jadi harus invest dalam waktu belajar. 

Prinsip-prinsip seperti ini penting bagi siapa pun yang melajukan investasi. Kemudian, bagi pemerintah, apa yang harus dilakukan? Pemerintah saya kira sudah terlalu banyak ini sekarang persoalan yang muncul dia karena di ujung pandemi ini akan kelihatan gitu ya, yang sudah ditabung dan dilakukan oleh masyarakat selama 2 tahun terakhir ini. 

Nah pemerintah sendiri saya kira di samping menggunakan instrumen regulasi yang ada, pemerintah harus aktif terhadap perkembangan zaman. Harus mempunyai orang-orang muda yang mengerti algoritma, yang mengerti instrumen-instrumen baru, harus ada scanning yang ketika menjalankan pengawasan atau scanning secara rutin. Di mana yang terjadi, apa yang terjadi dan selalu mengingatkan.

Jangan hanya seperti Dirjen pajak yang orang flexing diingatkan, selamat siang ganteng, digitukan oleh Dirjen pajak. Tetapi saya kira juga harus ada di sini mengingatkan, memberikan statement, itu ada lembaga pengawas masuk di situ, oh ini dalam pengawasan. Jadi ini penting sekali untuk mengingatkan masyarakat. 

Jadi, jangan melakukan tindakan hanya berbasiskan pada laporan masyarakat. Pemerintah harus melakukan pencegahan, terlebih karena uangnya ini bisa dibawa ke luar negeri. Ya nggak tahu disimpannya di mana, disimpan dalam bentuk kripto, di luar sulit dilacak. Jadi itu juga perlu scanning, menurut syaa harus dilakukan.


***


Wawancara Maru Nazara, Korban Penipuan Binary Option

Berikut wawancara CEO Tagar.id Yossy Girsang dan Maru Nazara, Minggu, 30 Januari 2022.

Sejak kapan Bapak terjun ke dunia Binary Option ini dan kenapa Pak, apa yang mengajak Anda, Pak?

Saya terjun itu semenjak covid ya, jadi sekitar dua tahun yang lalu. Yang membuat saya terjerumus dan kemungkinan juga teman-teman sama ya ceritanya, itu karena kita melihat sosok pahlawan di Indonesia ini yang menjadi sultan, itu dalam pikiran kami dulu. Jadi kami melihat mereka itu sukses. 

Kalau aku sendiri tertarik ketika mereka profit di YouTube mereka. Jadi mereka kan trading ya, ada lima juta per hari, ada sepuluh juta, ada lima puluh juta, ada ratusan, ada lima ratus juta, jadi dalam pikiran kami, wah ini pasti bisa dipelajari, iya kan? 

Jadi, karena mereka bilang ini caranya mudah, strateginya udah ada, bisa join dengan grup di Telegram. Jadi mereka kan membuka edukasi. Nah akhirnya semua orang itu yang menonton video mereka tertarik, karena dari sana bisa modal kecil, bisa juga modal besar kan. 

Nah akhirnya kamu gabung di sana, kamu diedukasi. Setelah semuanya kita pelajari strateginya ternyata kita akhirnya trading. Jadi akhirnya saya trading dan akhirnya loss gitu ya dan setelah loss kita penasaran kenapa bisa seperti ini. Kita pelajari, ternyata di balik ini ada penipuan dan penipuan itu adalah mereka ini sebenarnya bukan trading, jadi mereka ini affiliator hanya saja mereka punya aplikasi itu saldo palsu. Saldo palsu ini yang mereka mainkan tapi seakan-akan real, tulisannya kan real.

Jadi sebenernya waktu mereka menunjukkan mereka berhasil dengan saldo tersebut, itu bukan dana yang bener mereka untung ya Pak ya?

Bukan. Cara penipuan mereka kayak gitu, jadi mereka membohongi masyarakat tapi juga supaya masyarakat tahu, jadi semua yang mereka pamerkan di YouTube kemenangan, itu adalah bohong, penyesatan, dan ini adalah pemalsuan. Jadi aku juga ada akunnya aku isinya, di sini ada yang isinya lima ratus juta, ada yang di bawah itu, itu saldo palsu. Jadi bisa dimainkan nanti kalau satunya habis, refresh lagi, muncul lagi saldonya.

Jadi Pak Maru juga sudah mencoba untuk menjadi affiliator dan punya akun tersebut. 

Aku ada akun semuanya, aku bisa jadi affiliator juga sama seperti mereka, aku juga bisa bantai orang, bisa. Cuma kan ini bertentangan dengan hati nurani gitu kan. Aku menang orang-orang bisa bunuh diri gitukan. Karena itu kan pemalsuan ya. Ini pemalsuan semua, ini pembodohan, ini harus dihentikan, Pak. 

Kami mohon kepada semua media ini diangkat dan pada pemerintah, ini pembodohan ini sangat-sangat merusak masyarakat. Karena kan tanpa mereka bermain trading secara live itu, orang gak akan ada yang terjerumus. Karena mereka bilang ini aku menang hari ini. Dulu kami orang awam tidak mengerti, bahkan semua orang mungkin belum paham dengan ini. 

Ini adalah permainan, ini adalah pemalsuan. Jadi saldo palsu itu atau akun demo ini ya seakan-akan itu real itu difasilitasi oleh si broker jahat ini. Semakin media mereka untuk menjaring orang lebih banyak seperti itu.

Oke. Mungkin masyarakat belum tahu ya tapi sebenarnya kan Binary Option platform di Indonesia itu kan macam-macam ya, Pak? Yang dalam hal ini yang Bapak sebutkan itu yang mana, Pak, brand yang mana, Pak?

Jadi yang sering kita pakai kan Binomo ini kan brand dari luar, ilegal. Mereka berusaha meyakinkan kita karena si apa namanya, si sultan itu berkata bahwa ini legal, udah ada di videonya. Ini legal, di Indonesia sudah resmi. Jadi kami juga mengikuti mereka karena kami lihat mereka sukses, berhasil, diberikan kesempatan ke media-media besar, berarti benar orang ini gitu kan.

Jadi Indra Kenz dan Doni Salmanan ini apakah mereka affiliator dari Binomo juga, Pak, atau bukan?

Kalau si Indra Kenz itu dari Binomo ya kan, dia juga masuk ke yang lain, ada brand lain juga dan Doni Salmanan itu adalah decotex, jadi sama aja sih sebenarnya, cara kerjanya juga sama. Ada yang di olymptrade juga. Jadi ada beberapa aplikasi ilegal lah itu.

Sedikit kembali ke pengalaman Pak Maru sendiri, Pak, untuk pembelajaran ke masyarakat. Kita dengar kan informasinya dari interview Bapak itu, kalau Bapak bilang rugi lima ratus juta ya, Pak? Kalau nggak salah di Tiktok juga ramai Bapak banting laptop pada waktu itu ya, sempat juga ada videonya lah kita lihat dari tim kita. Nah berapa lama Bapak rugi lima ratus juta itu, Pak dan bagaimana prosesnya sampai akhirnya Bapak bisa rugi? Maksudnya kan contohnya kita mungkin pada waktu deposit memasukkan dana itu, itu kan bertahap Pak. Itu gimana prosesnya Pak sampai akhirnya rugi lima ratus juta lebih?

Kalau di awal itu kan aku belajar semua strategi. Aku belajar semua apa, semua strategi candle stick, itu aku pelajari semua. Jadi kalau aku memang belajar totalitas seperti itu. Aku kira ini kan benar, aku tertipu di sini. Jadi aku kira benar seperti di saham itu kan benar, real bisa kita baca pergerakannya dan itu nggak bisa dimanipulasi kan? 

Tapi nggak tahu ternyata ini ternyata manipulasi semua. Nah pertama deposit itu masih sedikit, masih di bawah satu juta, masih kadang-kadang ratusan ribu, jutaan, terus aku pelajari lagi, aku belajar sekitar hampir satu tahun ya, antara enam bulan sampai satu tahun aku belajar dulu, gali semua informasi.

Kupelajari semua teknik, grafik, semuanya itu teknikal analisis itu semuanya aku pelajari teknikalnya. Jadi aku udah dapat semua teknikalnya, strategi ternyata nggak ada yang mapan di Bianary ini. Karena kan Binary ini kan manipulasi kan, jadi maksudnya nggak bakalan ada yang menang, kalau dikasi memang satu, dua, tiga, di awal berkali-kali itu kita udah dijaga di depan. 

Karena dia menggunakan strategi sistem kompensasi, kelipatan, jadi kita masukkan seratus ribu, nanti dua ratus lima puluh ribu, kelipatan dua setengah kalinya dari modal awal, dan seterusnya sehingga dikompensasi ke empat, lima, uangnya udah habis semua.

Oke. Sedikit soal manipulasi yang Bapak bilang tadi, maksudnya manipulasi harga gitu, Pak? Artinya harga itu turun kan kita disepamahaman kita di Binary Option itu kita menebak apakah dia akan turun atau naik ya, Pak, ya? Manipulasi yang Bapak maksud bahwa si paltform ini yang pemilik platform ini dia ngatur harga gitu Pak, supaya bagaimanapun kita nggak pernah menang, gitu ya maksudnya manipulasi?

Manipulasi di sini yang dimaksud adalah curang. Curangnya adalah ketika kita dia melihat kemampuan kita dulu, dia lihat kemampuan doposit kita berapa, aku waktu itu berkali-kali deposit seratus lima puluh juta. Nah kalau udah gede, depositnya itu dia dikejar secara personal. 

Jadi itu dipantau dari belakang, dilihat nanti kita dihabisi dikombinasi berapa, dia sudah tahu semua. Nah kami menemukan ternyata dari akunnya satu di akun yang berbeda, itu candlenya berbeda, Pak. Di waktu yang bersamaan, di detik yang sama, candle bisa berbeda. Nah ini adalah manipulasi. Ini penipuan, makanya di Binary Option nggak pernah ada orang yang menang.

Hal tersebut diajar nggak waktu bapak ikut kelasnya Indra Kenz atau Doni Salmanan ataupun affiliator yang lain? Sehingga mereka memberikan itu pelatihan, kurang lebih itu yang kita tangkep ya penjelasan Bapak tadi ikut penjelasan kelas tadi. Mereka menjelaskan nggak hal tersebut atau risiko tersebur di depan, bahwa ada potensi seperti itu?

Mereka nggak menjelaskan kecurangan, mereka hanya menjelaskan itu bahwa ini sebenarnya kata-kata pembelaan aja supaya mereka banyak member. Pembelaan mereka bahwa tidak pernah mengajak, terus risiko trading besar, itu yang mereka itu udah ada. Karena itu dari manager mereka, itu udah di-setting sedemikian rupa supaya mereka ada pembelaan seperti itu. 

Tapi sebenarnya ada satu level di atas itu yang mereka lakukan untuk mencari orang yaitu berusaha menjerumuskan jadi dengan cara ya seperti memasang jaring, memasang jaring di mana-mana dengan flexing-flexing seperti itu. 

Terus pamer saldo yang akun live itu seperti itu, saldo palsu itu. Jadi itu cara mereka menjerumuskan, meskipun tidak mengajak secara langsung, tapi ini sudah lebih dari mengajak udah level di atasnya. Ini strategi maut yang mereka gunakan. Ia punya strategi maut agar orang bisa terjerat di sana, seperti itu. 

Nah setelah orang dibantai di sana karena nggak pernah ada orang yang berhasil, gimana mau berhasil orang kendali aja beda. Nah akhirnya setelah semuanya jatuh miskin, hartanya habis, mereka masih memberikan harapan. Oh saya awalnya kalah, awalnya saya loss, habis sekian tapi akhirnya saya pilih karena kalau bisa money management saya itu supaya orang bisa pinjam lagi, supaya bisa jual rumahnya seperti itu. 

Nah strategi mereka ini benar-benar jahat sih, ini harus dihentikan ini, bahaya. Karena korban jiwa juga sudah ada, orang udah bunuh diri berkali-kali, ada yang masuk rehabilitasi, stres, frustasi dia.

Oke. Dari beberapa diskusi, masyarakat belum tahu ya tapi kan Bapak bilang tadi ada semacam grup Telegram di kumpulan affiliator ya Pak. Kita juga kebetulan kontak dari Pak Maru dapat dari salah satu adminnya gitu ya. Di grup tersebut itu kan sudah mulai banyak yang mengatur Pak. Saat ini totalnya udah berapa orang yang bertestimoni, Pak mengumpulkan cerita pengalaman buruk menjadi korban ini?

Sudah banyak yang menceritakan yang sedih juga mereka sekarang tinggal di gereja, enggak punya tempat dia habis satu koma tiga miliar, dia jual rumahnya, jual apartemen, selalu diiming-iming, selalu dipengaruhi, otaknya dicuci lah, mereka cuci otak yang udah jadi di sana karena kan pemikiran kita kan ini kan mereka trading, itu kan mereka live trading meskipun itu saldo palsu. 

Sebenarnya ini penipuan kan? Tapi kita nggak tahu. Pemerintah juga aku yakin mereka nggak tahu kan. Selama ini masyarakat tahu bahwa mereka ternyata ini apa namanya, manipulasi gitu kan. Nah di korban ini udah banyak, ada yang tinggal di masjid juga, ada yang cerai, semuanya berantakan, dan sekarang udah banyak laporan yang masuk dan sudah kumpul enam ribu ya.

Di grup itu ya?

Jadi aku imbau juga teman-teman yang merasa jadi korban, siapa pun affiliatornya, yang seharusnya dua orang ini seharusnya silakan bergabung di grup Telegram itu ada Panggung Inspirasi Official. Di sana udah ada telenya di YouTube, Panggung Inspirasi Official. Nah silakan bergabung karena kita akan laporkan bersama-sama, Pak.

Rencana mau melaporkan para affiliator ini ke polisi?

Kita laporkan karena mereka harus bertanggung jawab karena ini dampaknya udah cukup positif ya dampaknya yang kita ambil adalah beberapa affiliator yang kelas menengah ke bawah, itu YouTube mereka sudah dihapus, itu sekarang. Mereka sudah mulai kabur, jadi Telegram dihapus, YouTube mereka dihapus, sekarang sudah hilang semuanya.

Kenapa dihapus Pak, untuk apa, karena takut atau karena apa?

Kemungkinan karena mereka sudah tahu aksi ini, karena mereka tahu mereka akan terjerat kasus hukum, mereka sudah sadar, mereka ini sebenarnya sadar, seperti yang dibilang Icha Muhamalini, ini kan penipuan, pembodohan masyarakat, kita bersyukur karena Icha Muhamad tampil sebagai affiliator, mantan affiliator yang bertobat.

Ini akan sangat membantu, kami sebagai korban memahami semua seluk beluknya, kami sudah pelajari, semua cara kerjanya juga sudah kami paham, bahkan akun akun yang palsu itu kami punya, kami sebagai affiliator juga sebenarnya bisa membantai orang lain, bisa sangat bisa, tapi ini kan masalah hati nurani, karena ini kan penipuan, kami tidak mau seperti itu.

Oke, kita dengar juga, kumpulan para korban yang sekarang berhasil dihimpun ini akan melakukan aksi demo ya Pak, itu tujuannya gimana Pak?

Nah kita akan ada aksi, kemungkinan di Mabes Polri, kita lagi bikin IG, nanti kalau sudah resmi akan kita umumkan ke grup, dan kepada masyarakat yang merasa ini meresahkan, kalian silakan bersuara, kita menghentikan langkah kejahatan ini, karena kita takut generasinya rusak Pak, itu yang kami takutkan, anak anak kita, sanak saudara kita bisa gantung diri mereka, bisa saja seperti itu, karena orang sudah banyak mengalami, makanya kita benar benar maju saat ini.

Pak kalau nanti kalau mau masuk ke proses hukum nih, melaporkan ke polisi awalannya, kira-kira nama siapa saja yang akan dituntut Pak, kalau tadi Bapak sempat bilang ada yang di atas, ada di tengah, ada yang di bawah, nama nama siapa saja yang mungkin, karena di polisi pastinya ada orang yang disebutkan atau dilaporkan, nama nama siapa saja yang rencananya akan dilaporkan?

Teman-teman sudah mengumpulkan data, cuma artinya yang dua ini, yang paling banyak mempengaruhi, yang paling banyak korban, yang dua ini, yang sultan ini.

Si Indra Kenz dan Doni Salmanan ya?

Yang lainnya juga kita laporkan semua, jadi jangan ada yang tersisa, karena harus bertanggung jawab, karena korban mereka udah ada itu. Laporan-laporan itu sudah dikirim, cuma sekarang sudah kabur, tidak masalah karena itu nanti otoritas dari polisi, itu haknya polisi kalau masalah itu. 

Nah, hak kita adalah melaporkan, melaporkan kejahatan ini, dan kenapa kami punya beban ini, ini perjuangan bukan hanya satu hari untuk meruntuhkan kerajaan sultan abal-abal ini. Ini sudah diperjuangkan dari 2 tahun yang lalu, 1,5 tahun lalu oleh teman-teman sebelum saya ada di dalam ini. 

Setelah saya masuk, kita atur semua stategi untuk meruntuhkan, karena kita kasihan melihat orang-orang yang korban setiap hari. Hati kita sudah sangat sakit, sudah tersentuh, ini sudah dilaporkan ke kepolisian, tapi belum ada tanggapan, karena mungkin bukti bukti dan segala macam belum divalidasi, korbannya masih belum kompak, akhirnya kita coba bikin gerakan dan direspons semua oleh korban. 

Akhirnya kita bersatu dan dampaknya sudah 50 %, kami bersyukur karena pemerintah sudah mulai bertindak juga, media sudah mengangkat ini. Paling tidaknya yang kecil-kecil ini sudah terhapus dulu, sudah tidak ada lagi di sana, mereka hapus semua YouTube mereka, Instagram mereka dan itu keberhasilan kami sebagai tim kordinator, ini harus kita selesaikan sampai ke akar-akarnya, jadi kita proses secara hukum.

Berarti yang kecil-kecil itu sudah menghapus dalam tanda kutip ketakutan gitu ya Pak ? Tapi yang besar-besar ini seperti Indra Kenz di podcast Denny Sumargo, mungkin temen-temen juga bisa lihat, dari diskusi itu kan beberapa kali dia menyebutkan, dia tidak merasa bersalah atau tidak merasa bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang dialami, dia merasa dia sudah mengedukasi, risiko akan selalu ada. Bagaimana tanggapan Pak Maru?

Itu kan hanya pembelaan saja, itu bahasa-bahasa pembelaan, tapi nanti pembuktiannya di depan hukum, terjerat atau tidak itu di depan hukum, kita serahkan kepada ranahnya hukum, boleh saja di sosial media kita bela diri, itu biasa kan ya, kita buktikan di depan hukum, bahwa ini semuanya akan terjerat, karena ini aplikasi illegal yang mereka pasarkan juga di Indonesia, dan secara hukum mereka sudah melanggar hukum sebenarnya, cara mereka memanipulasi, ada indikasi penipuan di dalam itu.

Oke, ada juga pernyataan Indra Kenz menyebutkan, bahwa dia tidak memperoleh 70 % dari kerugian investor yang diajak. Sebenarnya yang mana benar beritanya, karena kalau tidak salah dipodcast yang dengan Mba Gita dengan Icha Muhamad, bahwa affiliator itu dapat 70 % dari kerugian. Dari simulasi yang Bapak lakukan yang Bapak bilang tadi, apakah benar 70 % atau seperti yang disanggah oleh Indra, bahwa tidak segitu Pak?

Jadi kalau memenuhi syarat, member yang 600 ke atas, itu memenuhi syarat 70 %, kalau tidak memenuhi syarat antara 50-60 %, misalnya dia di bawah 600 jadi perkiraan estimasinya 50-60 % seperti itu. Tapi kalau sudah mencapai kriterianya, sudah mencapai target 600 ke atas membernya, itu sudah tentu mendapat 70 % sesuai yang tertulis di partner itu.

Jadi persyaratannya dan juga teman-teman kami punya akun itu, teman-teman kami juga ada yang bertobat. Jadi nanti kita buktikan di pengadilan. Semuanya kita udah ada, kita bukan ngomong aja, tapi kita ada data. Sekarang disuruh Indra Kenz atau Doni Salmanan buka datanya dia gak berani, karena ini kan hanya membela diri aja, itu cara mereka membela diri kalau bilang coba buka, ya enggak mau karena kan bisa terjerat hukum nanti. 

Nah jadi nanti semua kita bisa buktikan dan kita juga bisa isi saldo nanti di sana, nanti kita bisa praktikkan, saya di pengadilan atau kantor polisi kita bisa isikan dari masuk yang di sana nanti dia akan bagi secara otomatis. Ada berapa persen sih yang masuk di saya, itu bisa dibuktikan. Ini nggak bisa dimanipulasi.

Itu artinya dengan jumlah follower dari Indra Kenz yang jutaan gitu ya kalau mungkin kita lihat di YouTube yang sering dibikin di link deskripsi ya, sangat mudah lah untuk memperoleh lebih dari 600 ya?

Iya betul, betul. Member yang di Telegram juga udah 230.000 ya Pak. Kalau dia dapat 5.000.000 satu orang ya Pak, itu udah 1 triliun kalau 200.000 orang yang gabung.

Iya kita anggap 200.000 aja ya kali 5.000.000 atau kali sejuta lah ya Pak, itu udah setara 200.000.000.000 ya Pak? Besar banget. Artinya 70% dari itu kalau kalah gitu ya.

Enggak ada satu juta Pak, adanya puluhan juta ke atas sampai miliaran, ini gila ini. Memang mengerikan.

Ini testimoni dari Bapak sendiri sampai ratusan juta gitu dan teman-teman yang lain bahkan bilang miliaran, tinggal di gereja tadi ya.

Kalau tidak dihentikan ini bahaya Pak buat generasi kita. Buat sanak saudara kita, berbahaya sekali, karena ini yang pernah ini kan baru satu affiliator kan, belum yang lainnya lagi. Nah affiliator di Indonesia ini ada ribuan orang, banyak, ada yang kecil, menengah, yang dua orang ini memang paling besar.

Apa pesan Bapak kepada affiliator ini, pada Indra Kenz, Doni Salmanan ataupun affiliator lain yang di platform Binary Option ini dan apa juga pesan Bapak untuk pemerintah dalam hal ini para penegak hukum dan masyarakat pada umunya.


Kami sampaikan kepada semua affiliator, baik itu Indra Kenz, Doni Salmanan, dan lain-lainnya, aku nggak bisa sebutin namanya karena terlalu banyak, bertanggungjawablah apa pun risikonya karena kalian kan juga menikmati. Jadi kalian harus bertanggung jawab kepada korban-korban ini. 

Jadi mungkin kalian sudah tahu risikonya sebelumnya bahwa ini ada masalah hukum ya, kalian harus tanggung jawab, kalian harus selesaikan supaya kalian juga dianggap oleh masyarakat bahwa kalian bertanggung jawab apa yang kalian buat. 

Kalau kalian menghindar, selalu membela diri, itu nanti ke depannya kalian tidak akan dipercaya oleh masyarakat. Tapi kalau kalian mengakui, kalian minta maaf dan kalian proses hukumnya. 

Aku sendiri aku menunggu mereka. Kapan waktu aku temui mereka kalian luar biasa, kalian bahkan mereka mungkin hilang kita hentikan semua kejahatan, mahal mereka membalik membela itu. Itu kami bersyukur, kami siap bertemu mereka untuk menyelesaikan ini semua gitu lho, jadi yang pasti kalian harus bertanggung jawab semua secara hukum, gitu ya. 

Jangan lari dari hukum itu kan supaya masyarakat juga percaya pada kalian gitu ya. Dan kami juga berharap kepada polisi, supaya memproses ini, jangan sampai ada istilah kata hukum tajam ke bawah, mau hukum itu seperti pedang bermata dua, tajam ke atas, tajam ke bawah, seperti itu. 

Kepada pihak pemerintah, terima kasih sudah mulai merespons meskipun belum 100 %, masih dalam proses. Semoga ini bisa diselesaikan semuanya, dituntaskan, dan terima kasih juga untuk pemerintah yang memberikan kami kesempatan, kepada media juga termasuk Tagar.Id, memberikan kesempatan kami berbicara sebagai korban dan harapan kami, pemerintah langsung turun tangan. 

Kenapa? Karena kami nggak mau nanti ada orang-orang penyetingan di balik ini. Jadi tentu saja kalau kami hanya korban aja yang bersuara tanpa ada didampingi oleh pemerintah. Tentu saja ini kekuatan uang ini kan kita udah tahulah permainan uang, jadi makanya kami butuh dukungan dari pemerintah supaya masalah ini tuntas dan harus dijerat hukum sesuai hukum yang berlaku, seperti itu. []


Tim Penulis Laporan Khusus: Mega Puspita, Agung Bukit, Fahmi Apriyano


Tulisan menarik lainnya:







Berita terkait
Bareskrim Polri Garap Calon Mertua dan Pacar Indra Kenz Besok
Whisnu mengatakan, keduanya diperiksa sebagai saksi terkait pengusutan dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang dilakukan oleh Indra Kenz.
Bareskrim Polri Tak Gentar Aset Mewah Indra Kenz
Bareskrim Polri tak gentar untuk melakukan penyitaan aset yang dimiliki Indra Kenz.
Nilainya Puluhan Miliar, Inilah Daftar Kekayaan Indra Kenz
Di tengah kabar resmi ditetapkannya Indra Kenz menjadi tersangka, banyak orang bertanya-tanya dari mana sumber kekayaan yang didapatnya.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.