Kunjungi Pantai Jilbab di Aceh, Turis Harus Berjilbab?

Pantai Jilbab di Aceh Barat Daya konon katanya wanita yang berkunjung ke sini harus berjilbab. Apabila melanggar maka disuruh kembali pulang.
Penampakan indahnya Pantai Jilbab di Aceh Barat Daya. (Foto: Tagar/Syamsurizal)

Aceh Barat Daya - Gemuruh ombak di Pantai Jilbab, Aceh Barat Daya (Abdya) tiada henti-hentinya mendesir di telinga. Angin yang berembus sepoi-sepoi seakan membius pikiran yang letih, mencairkan segala kejenuhan akan rutinitas yang menjemukan.  

Terlebih saat duduk di bawah rindangnya pohon cemara di sana, seolah pikiran dan tubuh dibuat kian relaks dan nyaman. Panorama Aceh memang sangat indah untuk diselami.

Begitulah sedikit gambaran tentang menakjubkannya Pantai Jilbab yang terletak di Desa Palak Kerambil, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, Provinsi Aceh. 

Pantai ini menjadi salah satu tempat yang kerap dikunjungi masyarakat setempat untuk mengisi waktu berlibur. Utamanya pada akhir pekan, hampir dapat dipastikan tempat ini akan dipadati pengunjung.

Pantai Jilbab memang memiliki sejarah tersendiri hingga diberi nama unik dan sampai kini tidak berubah.

Namun dibalik penyematan nama Pantai Jilbab, ada cerita rakyat dari mulut ke mulut yang dapat menelusuri mengapa pantai berpasir putih ini disebut jilbab, sangat agamais sekali.

Pada Minggu, 15 September 2019, Tagar mencoba menelusuri cikal bakal sebutan Pantai Jilbab dengan mengulik kisahnya dari tokoh masyarakat yang bermukim di wilayah Kecamatan Susoh. 

Menurut Nasrullah Us, Pantai Jilbab memang memiliki sejarah tersendiri hingga diberi nama unik dan sampai kini tidak berubah.

Dari kisah yang dia dengar secara turun-temurun, nama pantai yang berada di sebelah barat arah Kota Blangpidie ini muncul saat Aceh masih dilanda konflik pada tahun 1998 silam. Kala itu namanya masih Pantai Susoh.

Setelah konflik mereda, masyarakat Abdya mulai kerap melakukan razia jilbab di lokasi wisata ini. Apabila kedapatan ada wanita yang tidak mengenakan kerudung, maka akan disuruh pulang.

Berawal dari hal tersebut, menurut Nasrullah Us, setiap masyarakat yang hendak mengunjungi lokasi ini selalu terbesit dipikirannya untuk mengenakan jilbab terlebih dahulu, jika tidak mau "diusir".

Nasrullah Us AcehPencerita tentang kisah pantai Jilbab di Aceh Barat Daya, Nasrullah Us. (Foto: Tagar/Syamsurizal).

Lantaran terlalu sering dari mulut ke mulut masyarakat setempat mewanti-wanti untuk memakai jilbab sebelum ke pantai, maka lokasi ini seiring berjalannya waktu disebut Pantai Jilbab, bahkan hingga saat ini. 

Untuk menguatkan fakta agar pantai ini diberi nama seperti yang sering diucapkan masyarakat, tentu dengan dikeluarkannya Qanun (Perda) Syariat Islam

Masyarakat setempat kala itu memang mengusulkan agar lokasi wisata ini dinamai saja Pantai Jilbab, karena sudah kadung melekat dalam benak mereka kata-kata jilbab dan telah disahkan.

Apabila ingin mengunjungi pantai ini kala berada di Abdya, maka pengunjung tidak perlu repot-repot membawa bekal makanan

Sebab, di lokasi ini sudah tersedia banyak kantin yang menyiapkan beragam kuliner khas daerah setempat. 

Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati aneka jus, makanan ringan, mie goreng, dan beragam makanan lainnya yang disediakan di tempat ini. 

Pelancong hanya butuh waktu 15 menit untuk tiba di Pantai Jilbab apabila menggunakan sepeda motor, karena jaraknya relatif cukup dekat, hanya 1 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat Daya. []

Berita terkait
Berselancar Membelah Ombak di Pantai Sorake Nias
Pantai Sorake yang berada di Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan memiliki keindahan yang memukau.
Pesona Keindahan Pantai Bungung Pandang Jeneponto
Pantai Bungung Pandang berada di Desa Mallasoro Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan memiliki panorama yang memukau dan eksotis.
Ora dan Empat Pantai Surga Dunia di Indonesia
Sebagai negara kepulauan, Indonesia dianugerahi jajaran pantai yang luar biasa indah. Sehingga, hal itu akan menjadi daya tarik para wisatawan.