Yogyakarta - Kebutuhan tempat penampungan atau shelter untuk mengisolasi orang tanpa gejala (OTG) yang terkonfirmasi positif Covid-19 atau C-19 di Kota Yogyakarta mendesak diperlukan. Pasalnya, jumlah kasus positif corona di Kota Pelajar pada beberapa pekan terakhir ini cukup meningkat.
“Selain menyiapkan rumah sakit rujukan untuk pasien positif corona, Pemkot juga perlu menyediakan shelter sebagai tempat yang layak untuk isolasi pasien OTG yang positif Covid-19,” jelas salah satu anggota legislatif Kota Yogyakarta Muhammad Ali Fahmi, Kamis, 10 September 2020.
Usulan menyediakan shelter ini, kata Ali Fahmi beralasan. Pasalnya, di dalam Peraturan Menteri Kesehatan disebutkan bahwa pasien OTG dapat isolasi mandiri di rumah. Namun pada prakteknya, ada sebagian pasien OTG yang punya anak balita dan lansia tinggal dalam satu rumah sehingga ada resiko terjadi penularan pada saat isolasi mandiri.
Baca Juga:
"Pengadaan shelter merupakan kebutuhan yang sangat mendesak mengingat semakin banyak jumlah pasien OTG di Kota Yogyakarta," ungkapnya.
Lebih lanjut dia menyarankan, untuk lokasi shelter tersebut dapat memanfaatkan gedung milik Pemkot yang tidak atau belum digunakan, tentunya dengan disertai fasilitas penunjang termasuk ketercukupan makanan dan gizi serta dipantau secara rutin oleh dokter. "Di samping itu pemkot juga perlu persiapkan rumah sakit non-rujukan sebagai cadangan untuk isolasi jika shelter tidak mampu lagi menampung pasien OT,” tegas dia.
Pengadaan shelter merupakan kebutuhan yang sangat mendesak mengingat semakin banyak jumlah pasien OTG di Kota Yogyakarta.
Terpisah, Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, mengakui isolasi mandiri akan lebih optimal jika dilakukan dalam shelter. Hal ini karena kebutuhannya bisa terjamin serta pergerakannya terus terpantau. "Orang tentu akan lebih nyaman isolasi di rumah karena bisa melakukan berbagai kegiatan di sana. Tetapi shelter atau penampungan perlu kami upayakan,” ujar dia.
Baca Juga:
Wakil Wali Kota Yogyakarta ini menyebut, terkait posko saat ini sudah terbangun di wilayah Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo. Dalam satu RT di sana terdapat 15 orang konfirmasi positif yang mayoritas OTG hasil penelusuran klaster penjual Soto Lamongan.
“Posko ini digunakan bersama yang melibatkan gugus tugas wilayah untuk mengawasi rumah yang dijadikan isolasi mandiri. Di Kotabaru juga ada posko bersama camat, lurah dan koramil. Sembari mencari lokasi shelter, posko bersama bisa dibangun dengan memanfaatkan balai RW atau semacamnya,” katanya. []