Korban Gempa Lombok Dapat Bantuan Non Tunai dari PMI

Sebanyak 4.000 korban gempa Lombok mendapat bantuan non tunai sebesar Rp 7 juta rupiah dari Palang Merah Indonesia (PMI)
PMI salurkan bantuan non tunai kepada warga terdampak gempa di Lombok, NTB. (Foto: Tagar/Harianto Nukman)

Mataram - Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan bantuan non tunai senilai Rp 7 juta kepada 4.000 keluarga terdampak gempa Lombok. Bantuan itu digunakan untuk meningkatkan kualitas hunian.

“Buat apa beli handphone sementara di rumahnya tidak ada jamban, atau masih memilih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di kebun atau bantaran sungai. Kita ingin warga terdampak kembali menata hidup dengan hunian sederhana tapi sehat,” jelas Kepala Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia (PMI), Sumarsono kepada warga penerima manfaat saat memonitoring jalannya pendistribusian kartu ATM dan buku tabungan di wilayah Desa Belanting, Lombok Timur dan Pendua di Lombok Utara, Sabtu, 28 Desember 2019.

Tentu saja masyarakat yang terdampak gempa lebih banyak dari 4.000. Bantuan ini difokuskan untuk keluarga yang rumahnya benar-benar hancur atau rusak parah.

Sejak 15 Desember yang lalu, PMI didukung penuh oleh IFRC memberikan bantuan non tunai (BNT/Cash Voucher Assistance/CVA) kepada kepala keluarga terdampak gempa di Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat.

Hingga saat ini bantuan masih berjalan dengan beberapa tahapan proses. Dimulai dari verifikasi penerima manfaat, sosialiasi program, distribusi kartu penerima manfaat.

“Tentu saja masyarakat yang terdampak gempa lebih banyak dari 4.000. Bantuan ini difokuskan untuk keluarga yang rumahnya benar-benar hancur atau rusak parah dan kelompok yang paling sulit untuk pulih kembali seperti keluarga yang kepala keluarganya adalah perempuan dan keluarga dengan anggota kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas," ucap Field Cordinator The International Federation Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), Christie Samosir.

Semua data itu, jelas Christie, merupakan data yang telah di-assesment oleh 110 relawan PMI bersama masyarakat dan pemerintah desa. Bahkan, kata dia, daftar penerima manfaat itu diumumkan juga dan disebarkan tempat-tempat publik, sehingga seluruh anggota masyarakat pun tahu, siapa saja yang menerima bantuan ini.

"Pasti ada kekurangan, tapi kami bisa memastikan penyaluran bantuan ini dipantau, bisa diukur, transparan, melalui platform PMI CBI (Cash Base Intervention) Sistem yang secara real time bisa dilihat,” tambah Christie.

Semua tahapan program telah diikuti dan diterima semua penerima manfaat. Dalam waktu dekat pihak bank yang telah bekerjasama dalam program ini bersama PMI akan melakukan dua tahap transfer, tahap pertama warga memperoleh 60 persen dari total bantuan dan sisanya 40 persen akan ditransfer satu bulan setelah penyaluran tahap pertama.

“Dalam proses pemantauan tahap transfer pertama ini, para relawan PMI akan memantau dan mendampingi masyarakat selama satu bulan ini. Mereka akan memastikan masyarakat yang akan memperbaiki jamban atau dapur atau bagian rumahnya yang rusak dengan prinsip-prinsip hunian yang lebih aman," jelas Christie.

Pengetahuan, edukasi terkait material yang aman, jamban sehat juga telah diikuti semua penerima manfaat dalam sesi Cash Literacy.
Kegiatan Cash Literacy ini menjadi edukasi dan kesadaran yang berkelanjutan untuk masyarakat. Sehingga bisa tangguh jika terjadi bencana di sekitar mereka.

Bersama tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yang telah dibentuk PMI di desa, siap memafasilitasi penerima manfaat yang membutuhkan pendampiangan.

"Kami juga punya hotline 24 jam yang bisa diakses masyarakat, 081999973543, untuk menerima umpan balik, masukan dan pertanyaan masyarakat,” jelas Christie. []

Berita terkait
Cerita Abdi Dalem di Makam Raja Mataram Kotagede
Kompleks makam Raja-raja Mataram di Kotagede Yogyakarta siang itu cukup tenang. Matahari bersinar cerah meski panasnya tak langsung menimpa tanah.
5 Kuliner Khas Mataram Kampung Halaman Suharso Monoarfa
Suharso Monoarfa putra asal Mataram mendapatkan pos Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Daerah asalnya ini memiliki kuliner khas.
Suharso Monoarfa Asal Mataram Jadi Menteri Jokowi
Suharso Monoarfa memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pria asal Mataram itu tiba sekitar pukul 11.10 WIB.