Jakarta - Wakil Ketua KNPI Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Novia Adventy menyoroti kasus pelecehan seksual yang dialami sejumlah mahasiswi yang dilakukan seorang dosen.
Ia mengatakan lembaga pendidikan Kalteng bisa segera "bersih-bersih" dari para predator seks.
Kami berharap bahwa semua pihak bersama-sama mendukung proses hukum yang adil dan transparan.
"Kita mendorong kaum pemuda khusus nya perempuan untuk berani bersuara jika kejadian semacam itu menimpa kita," ucapnya melalui rilis yang dikirimkan kepada Tagar, Rabu, 28 Agustus 2019.
Novia mengatakan, masyarakat harus menggalang solidaritas dan tidak menyalahkan korban dengan tuduhan dan pernyataan yang terkesan sangat misogini, kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan, sebab para korban harus didukung dan didampingi oleh semua pihak.
"Bukan dihakimi, kami menyarankan untuk membaca kajian-kajian akademis bagaimana para korban pelecehan seksual tidak mampu berbuat apa apa," ucapnya.
Saat mengalami pelecehan, kata dia, dapat mengakibatkan lumpuh sementara. Untuk itu, sebisa mungkin bisa membuka cakrawala berpikir untuk berhenti menyalahkan korban.
Menurut dia, dalam berbagai aspek perempuan selalu menjadi korban. Untuk itu jangan membiarkan perempuan selalu mengalami kejadian-kejadian semacam ini.
"Kami berharap bahwa semua pihak bersama-sama mendukung proses hukum yang adil dan transparan," kata dia.
Sebelumnya, terjadi kasus pelecehan seksual yang diduga dialami oleh puluhan mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menjadi viral setelah ada cuitan uang diunggah Marcos Tuwan, Damang Adat Pahandut Palangka Raya melalui jejaring sosial pribadinya. []