Klitih di Yogyakarta Aksi Kejahatan yang Berulang

Anggota DPR RI dari Dapil DIY Sukamta menyebut aksi klitih merupakan fenomea kejahatan yang berulang. Butuh formula yang tepat dalam menanganinya.
Polsek Banguntapan, Bantul mengamankan dua geng pelajar SMP yang diduga akan tawuran. (Foto Dok Polsek Banguntapan/Tagar/Evi Nur Afiah).

Yogyakarta – Anggota DPR RI Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sukamta menyebut kejahatan jalanan atau yang disebut klitih merupakan fenomena yang berulang. Untuk itu perlu suatu formula baru terutama bagi pemerintah daerah dan polisi dalam menangani kasus ini.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini mengatakan aksi klitih ini sudah pernah muncul di Yogyakarta sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu. Mereka sebagian besar merupakan anak-anak muda berumur belasan tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Pelaku yang melakukan 3 atau 4 tahun lalu sekarang sudah gede (dewasa). Sekarang muncul generasi baru sama dengan usia mereka dulu, anak-anak SMP. Saya kira perlu disikapi atau upaya yang sistematis,” katanya saat diskusi dengan awak media di Kota Yogyakarta pada Sabtu 8 Februari 2020.

Sukamta mengungkapkan dulu kepolisian mampu menangani kejahatan jalanan jenis klitih ini dengan baik. Ia pun berharap masa sekarang dengan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) yang baru yakni Inspektur Jenderal Polisi Asep Suhendar yang mulai menjabat menggantikan Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Dofiri pada Desember 2019 lalu bisa menanganinya.

“Kami berharap kepada Kapolda yang baru, punya semangat yang baru dengan menggunakan metode baru supaya klitih ini tidak terulang. Pelaku yang dulu sekarang sudah beranjak dewasa, dan muncul lagi di usia yang sama seperti pelaku sebelumnya,” katanya.

Politikus PKS ini mengungkapkan upaya penekanan tidak hanya dengan meningkatkan patroli keamanan saja. Namun kepolisian bisa bekerja bersama instansi pemerintah seperti dinas pendidikan pemuda dan olah raga, hingga perguruan tinggi untuk menemukan formula baru dalam menekannya. “Mungkin bisa bekerja sama dengan kampus, untuk mencari sebab psikologis maupun sosiologisnya,” katanya.

Anggota DPR RI Dapil DIY SukamtaAnggota DPR RI Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sukamta saat dialog dengan awak media di Kota Yogyakarta pada Sabtu 8 Februari 2020. (Foto: Tagar/Hidayat)

Sukamta juga mengatakan pihak sekolah, pemuka agama, hingga karang taruna bisa ikut andil. Supaya anak-anak muda tidak tergoda untuk melakukan klitih. “Karang taruna, pramuka, sekolah bisa menjadi alat yang bagus untuk menumbuhkan kesadaran. Supaya tidak ada yang tergoda menjadi klitih,” ucapnya.

Sebelumnya, Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar mengajak penanganan aksi klitih atau kejahatan jalanan di Yogyakarta menjadi tanggung jawab bersama. Dari kepolisian, Asep menyebut sudah melakukan tindakan di lapangan.

"Tapi dalam teori polisi itu ada yang namanya teori balon. Balon itu panjang kalau dipencet di bagian kiri dia pasti lari ke kanan, begitu pun sebaliknya. Kita kenceng dia sembunyi, kita kendor dia pasti muncul," kata Asep, Selasa 4 Februari 2020.

Asep mengatakan, pihaknya sebetulnya telah melakukan penindakan. Kurun waktu Desember 2019-Januari 2020, ada lima kasus yakni satu kasus di Kulon Progo dan empat kasus di Sleman. Seluruh pelaku disebutnya telah ditangkap. "Penanganan secara hukum dilakukan sesuai aturan," katanya.

Menurut Asep, penanganan kenakalan remaja termasuk klitih ibaratanya semacam fenomena gunung es. Setiap ada penangkapan pelaku, nanti muncul yang baru. 

"Karena kalau pelaku yang ini ditangkap, muncul generasi baru. Penanganannya kalau gunung es yang ada di laut, penanganan kita hanya di puncaknya, sedangkan di bawah laut itu belum tertangani. Jadi perlu penanganan dari seluruh stakeholder," ucapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Klitih dan Kegelisahan Ojek Online Yogyakarta
Aksi klitih sudah meresahkan warga Yogyakarta. Profesi yang sering bersentuhan dengan mereka adalah ojek online.
Pesan Sri Sultan Mengikis Yogyakarta Darurat Klitih
Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyebut aksi klitih disebabkan permasalahan anak di keluarga. Mendorong mewujudkan keluarga tangguh sangat penting.
Fakta di Balik Aksi Klitih di Yogyakarta
Mayoritas orang tua di Yogyakarta tidak tahu anaknya pelaku klitih. Mereka bahkan mengelak. Orang tua baru tahu dan kaget saat ditangkap polisi.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.