Fakta di Balik Aksi Klitih di Yogyakarta

Mayoritas orang tua di Yogyakarta tidak tahu anaknya pelaku klitih. Mereka bahkan mengelak. Orang tua baru tahu dan kaget saat ditangkap polisi.
Keenam pelajar yang diduga klitih diamankan Selasa 31 Oktober 2019 dini hari tadi. (Foto: dok Humas Polda DIY/Tagar/Evi Nur Afiah)

Yogyakarta - Orang tua di Yogyakarta sering kecolongan anaknya melakukan aksi kejahatan di jalanan atau klitih. Keluarga baru mengetahuinya setelah tertangkap oleh pihak berwajib.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD DIY RB Dwi Wahyu melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tagar, Kamis 6 Februari 2020. Menurut dia keberadaan klitih sudah sangat meresahkan masyarakat Yogyakarta. Ironisnya pelaku mayoritas masih berstatus pelajar atau di bawah umur.

Wakil rakyat dari Dapil Kota Yogyakarta ini mengungkapkan, dari beberapa kasus klitih, mayoritas orang tua kaget mendapati anaknya ditangkap polisi. Orang tua atau keluarga sudah kecolongan dalam melakukan pengawasan kepada anak-anaknya. "Bahkan orang tua pelaku pun tidak tahu kalau anaknya melakukan tindakan kejam," katanya.

Bahkan, kata dia, sering kali orang tua pelaku klitih pun mengelak jika anaknya disebut sudah berbuat kejam kepada orang lain. "Orang tua mengelak dengan jawaban, tidak mungkin anakku melakukan tindakan itu. Tapi kenyataanya melakukan itu," katanya.

Menurut Dwi, selain orang tua juga sering kecolongan anaknya dalam pengaruh narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba). Padaha pelaku kasus klitih sering kali dalam pengaruh narkoba."Pertanyaannya, mengapa terjadi peredaran yang begitu masif," ujarnya.

Dwi menyebutkan di Daerah Istimewa Yogyakarta ini tercatat ada sekitar 35.170 jiwa yang terpapar narkoba. Jumlah itu setara dengan 1.19% dari total jumlah penduduk di DIY yang berjumlah 3,6 juta jiwa. Data kasar ini harusnya menjadi perhatian bersama. "Dan harus kita lawan bersama. Aparat dan masyarakat harus menjalin komunikasi sinergi untuk melawan narkoba. Hulu sampai hilir harus kita jaga," ungkapnya.

Sebagai Ketua Fraksi PDIP DPRD DIY, pihaknya pun menginstruksikan kepada anggota legislatif untuk segera konsolidasi kepada pihak pihak pemangku kebijakan untuk membuat kebijakan dalam menangkal klitih di Yogyakarta.

Klitih Mencederai Yogyakarta Kota Pendidikan dan Budaya

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DIY, Rany Widayati mengatakan aksi klitih kembali marak setelah mengalami penurunan kasus sejak 2016-2017. Aksi klitih dengan niat mencelakai orang lain bahkan membunuh dengan sadis, brutal dan barbar sudah mencederai Yogyakarta sebagai kota budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.

Menurut dia aksi klitih tidak bisa dilepaskan dari beberapa aspek penyebab. Salah satunya melemahnya nilai-nilai ketahanan keluarga. Fungsi dan tangung jawab keluarga mengalami pergeseran nilai. "Kasih sayang keluarga yang semula diberikan dalam bentuk pengasuhan, pendidikan, kasih sayang, dan perhatian bergeser pada bentuk materialistis," ungkapnya.

Stop KlitihRatusan orang dari ormas dan relawan Yogyakarta mendatangi dan mengikuti pertemuan bersama Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar di Mapolda DIY, Senin 3 Januari 2020. (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Membelikan sepeda motor dan boleh menggunakan sebelum masanya menjadikan anak memperoleh akses dan kemudahan untuk pergi sampai malam bahkan sampai dini hari. Itu menjadi pintu masuk bagi anak rentan terpapar klitih. 

"Sekolah juga perlu melakukan deteksi dini, pengawasan dan regulasi yang ketat untuk membatasi anak-anak kongkow pada jam belajar dan penggunaaan sepeda motor ke sekolah," katanya.

Dia berharap masyarakat perlu mempunyai kepedulian terhadap permasalahan anak-anak remaja. Mereka adalah generasi masa depan. Selain itu, pemerintah dan aparat penegak hukum perlu serius menangani permasalahan klitih dari hulu sampai hilir. "Penanganan klitih harus dilakukan secara komprehensif dan tegas dengan melibatkan sinergi seluruh stakeholder," ungkapnya.

Fraksi Golkar memandang ada beberapa pendekatan untuk mencari solusi dari persoalan klitih. Pertama, aparat penegak hukum perlu menindak tegas pelaku klitih dengan tetap mengedepankan Perlindungan hak anak yang berhadapan dengan hukum. 

Kedua, polisi harus sering melakukan tindakan preventif seperti patroli. Ketiga, keluarga lebih mengedepankan pengasuhan dan pendidikan di dalam keluarga dengan penuh perhatian dan kasih sayang. []

Baca Juga:

Berita terkait
Pelajar Bantul Pelopori Gerakan Anti-Klitih
Pelajar Banguntapan, Bantul, Yogyakarta mendeklarasikan geraka anti-klitih. Mereka berharap sekolah lain juga melakukan deklarasi serupa.
Kata Kapolda DIY tentang Penanganan Klitih
Kapolda DIY Irjen Pol Asep Suhendar menyebut klitih menjadi tanggung jawab bersama. Polisi sudah melakukan tindakan di lapangan.
4 Tuntutan Warga Yogyakarta Soal Klitih ke Polisi
Ratusan warga Yogyakarta mendatangi Polda DIY dalam menangani klitih. Kapolda DIY mengapresiasi keinginan warga. Klitih menjadi musuh bersama.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.