KLB PSSI Digelar, Ini Dia Para Calon Ketum Baru

Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar di Jakarta mulai Sabtu 2 November 2019. KLB memiliki 15 personel Exco, termasuk ketua umum PSSI.
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar di Jakarta mulai Sabtu 2 November 2019. KLB memiliki 15 personel Exco, ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco. Pemilik Persis Solo, Vijaya Fitriyasa menjadi salah satu kandidat ketua umum. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Jakarta - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI digelar di Jakarta mulai Sabtu 2 November 2019 pagi ini. KLB akan memilih 15 personel Executive Committee (Exco) atau Komite Eksekutif PSSI 2019-2023 yaitu ketua umum, dua wakil ketua umum dan 12 anggota exco.

Ada 10 calon yang bakal memimpin federasi sepak bola nasional setelah La Nyalla Mattallitti mengundurkan diri. Begitu banyaknya calon menunjukkan bila sepak bola nasional bersama lembaganya, PSSI, masih sebagai 'gadis seksi' yang menjadi incaran para pria.

Apalagi posisi ketua umum kian penting dan menentukan karena Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Ketua umum terpilih bakal menjadi pemimpin federasi sepak bola nasional pertama saat Indonesia menggelar salah satu hajatan terbesar di dunia, yaitu Piala Dunia usia muda yang telah melahirkan banyak bintang di antaranya Diego Maradona sampai Mohamed Salah.

Yang paling utama ke depan adalah membentuk dan memperkuat pembinaan pemain muda

Saat penyelenggaraan kongres berlangsung, ada baiknya mengetahui sosok yang bakal memimpin PSSI sampai empat tahun ke depan.

1. Benny Erwin
Benny seperti sudah identik dengan klub ibu kota, Persija Jakarta. Benny sudah masuk jajaran manajemen Persija sejak 1999. Semula dia menjadi wakil bendahara umum Persija yang kemudian asisten manajer saat Persija menjadi juara Divisi Utama Indonesia 2001.

Dia kemudian menjabat sebagai sekretaris umum Persija pada tahun 2005-2010, lalu menjadi direktur utama PT Persija Jaya tahun 2008-2011. Terakhir, Benny menduduki jabatan direktur operasional PT Persija Jaya Jakarta sampai 2014.

Pria kelahiran Banjarmasin ini sesungguhnya sudah beberapa kali mencoba masuk ke jajaran kepengurusan PSSI. Sebelumnya, Benny maju menjadi salah satu calon anggota komite eksekutif PSSI periode 2016-2020. Namun dia gagal melenggang ke PSSI.

Tahun 2019, dia kembali mencoba bertarung dengan mencalonkan diri sebagai ketua umum, wakil ketua umum dan anggota komite eksekutif PSSI periode 2019-2023. Hanya, lagi-lagi dia gagal.

Pemilik dan ketua klub Trisakti FC ini memiliki visi pengembangan usia muda. Menurutnya sepak bola Indonesia sulit berkembang karena lemahnya pembinaan pemain muda. Benny menilai seharusnya asosiasi provinsi maupun kota dan kabupaten menjadi pusat pengelolaan dan pengembangan pemain muda.

"Yang paling utama ke depan adalah membentuk dan memperkuat pembinaan pemain muda. Bagaimana asprov bisa membina pesepak bola usia muda jika dana dari PSSI belum lancar. Masih banyak utang ke asprov belum dibayar," tutur anggota komite eksekutif (exco) Asprov PSSI DKI Jakarta 2013-2016 dan 2018-2022 seperti dikutip Antara.

2. Sarman El Hakim

Sarman untuk ketiga kalinya mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI. Sebelumnya, dia pernah ikut pencalonan pada periode 2011-2015 dan 2016-2020 tetapi tidak pernah memenangkannya.

Dalam kampanyenya menjadi ketua umum priode mendatang, Sarman menyuarakan sepak bola kerakyatan. Konsep itu tampaknya akan mengembalikan sepak bola yang melibatkan pejabat daerah.

"Sepak bola harus menghargai rakyatnya. Kepentingan masyarakat melalui perangkat pemerintah seperti gubernur harus diintegrasikan dengan sepak bola," tutur Sarman yang menolak timnas Indonesia dilatih pelatih asing.

Menariknya, Sarman juga merencanakan Indonesia keluar dari keanggotaan AFF jika terpilih menjadi ketua umum. Pasalnya AFC bukan bagian dari FIFA.

"AFF itu bukan bagian dari FIFA. Kalau saya terpilih menjadi ketua umum, kita akan keluar dari AFF. Saya salah satu orang yang selalu katakan untuk meninggalkan AFF. Saya akan berbicara dengan Presiden," ujar Sarman.
 
Menurut pria kelahiran Jakarta itu, kejuaraan yang digelar AFF membuat Indonesia luput memperhatikan persiapan di event yang dianggap lebih penting seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade.

Sarman berharap PSSI hanya mengacu pada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang merupakan anggota FIFA. Persoalannya, AFF memang tidak tercatat dalam keanggotaan FIFA. Namun, AFF diakui oleh AFC. Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria saat ini menjabat sebagai wakil presiden AFF periode 2019-2023 yang sekaligus membuatnya menjadi perempuan pertama sepanjang sejarah di posisi tersebut.

Tak hanya itu, turnamen yang diselenggarakan AFF pun sangat penting karena kerap menjadi target utama atau sasaran antara PSSI. Pasalnya, pemain timnas akan mendapat kesempatan bermain di pertandingan internasional saat berlaga di kejuaraan yang diselenggarakan AFF. Apalagi level timnas memang masih di Asia Tenggara.

3. Aven Hinelo

Aven Hinelo juga bukan orang baru dalam pencalonan ketua umum PSSI. Pria asal Gorontalo ini pernah mencalonkan diri untuk periode 2019-2023 namun gagal.
 
Keinginan menjadi ketua umum merupakan bentuk kepedulian Aven terhadap sepak bola nasional. Apalagi dirinya sudah menyukai sepak bola sejak kecil. Saat dewasa, dirinya ingin menekuni sepak bola, terutama ketika menjadi penerjemah pemain asal Ceko Miroslav Janu yang hijrah ke Persigo Gorontalo pada 2002.

Saya tidak akan menggunakan pemain naturalisasi. Indonesia ini penduduknya lebih dari 260 juta jiwa

Aven kemudian menjadi sekretaris Persigo (2005-2007), lalu asisten manajer Persigo (2007-2012). Dia kemudian menjadi manajerPersigo (2012-2017) sampai akhirnya kini menjadi CEO Persigo.

Semua pengalaman itu membuat Aven percaya diri maju menjadi calon ketua umum PSSI periode 2019-2023. Sebelumnya, dia sempat masuk bursa bakal calon anggota komite eksekutif PSSI 2016-2020, tetapi belum berhasil menjadi calon tetap.

Dalam pencalonannya sebagai ketua umum, Aven menekankan pentingnya kerja sama dengan pemerintah, terutama visi-misi Presiden Joko Widodo yaitu Nawa Cita. Menurut Aven, penting bagi PSSI dan pemerintah menyinergikan program agar tidak tumpang tindih satu sama lain. Aven menilai PSSI beberapa tahun terakhir terkesan menjauh dari pemerintah.

Saat ini misalnya, pemerintah melalui Kemenpora memiliki turnamen Piala Menpora U-14 dan tim nasional pelajar. Pemerintah juga mengembangkan bibit sepak bola melalui PPLP. PSSI dapat membantu salah satunya dengan memberikan dukungan perangkat pertandingan.

PSSI pun akan mendapatkan keuntungan dari sana karena para pemain terbaik kompetisi dan timnas pelajar dapat memperkuat tim nasional Indonesia di berbagai kelompok umur.

"PSSI harus bersyukur dengan program-program pemerintah seperti itu. Siapa tahun dari kompetisi pemerintah bisa lahir pemain bagus yang mempunyai nasionalisme tinggi,” ujar Aven.

"Kalau saya terpilih jadi ketua umum PSSI, sehari setelahnya saya akan menghadap Presiden Joko Widodo," kata dia.

4. Yesayas Oktavianus
 
Lama berkecimpung sebagai wartawan sepak bola di sebuah harian terkemuka, Yesayas sangat memahami sepak bola nasional. Ini yang menjadikan pria kelahiran Ambon ini memprioritaskan organisasi PSSI yang kuat. Menurut dia tim nasional yang tangguh berawal dari organisasi PSSI yang kuat.

Sembari menertibkan organisasi, Yesaya ingin melakukan pengembangan pemain muda, meningkatkan kualitas kompetisi dan memanfaatkan sains (sport science). Menurut dia pemain muda harus menjadi prioritas dari program PSSI. Untuk itu, dia menekankan pentingnya kerangka dan standardisasi pembinaan usia muda yang tidak hanya mengasah kemampuan, tetapi juga menanamkan akhlak yang baik.

Yesayas sendiri berpegang pada keyakinan tidak ada prestasi yang dapat diraih dengan instan. Pencapaian tertinggi dalam sepak bola harus diraih dengan keringat dan kerja keras. Kepentingan-kepentingan bisnis harus disingkirkan.

"Olahraga itu paralel dengan prestasi bukan profit," ujar Yesayas yang pernah mencalonkan diri menjadi calon wakil ketua umum PSSI periode 2016-2020.

5. Bernard Limbong

Sepak bola tidak pernah lepas dari nasionalisme. Tak heran bila Bernhard Limbong yang mencalonkan diri sebagai ketua umum ini tak menghendai adanya naturalisasi pesepak bola luar negeri hanya demi mendapatkan skuat tim nasional yang kuat.

Purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal ini menilai Indonesia tidak kekurangan bakat di lapangan hijau. Menurut Bernhard, naturalisasi pemain tak memberi dampak positif bagi sepak bola nasional. Ini menunjukkan naturalisasi bukan jalan keluar atas paceklik prestasi Indonesia.

"Saya tidak akan menggunakan pemain naturalisasi. Indonesia ini penduduknya lebih dari 260 juta jiwa," kata Bernhard.

Dia menawarkan satu solusi, yaitu pemerataan pengembangan pesepak bola muda. Bagi Bernhard, pusat pelatihan pemain-pemain belia tidak boleh lagi didominasi wilayah perkotaan. Bahkan anggota komite eksekutif (Exco) PSSI tahun 2007-2011 itu serius ingin membangun pusat sepak bola di Papua.

"Saya ingin membuat Papua menjadi kawah candradimuka sepak bola Indonesia. SDM sepak bola di sana sangat dominan," kata pria yang pernah bersaing sebagai calon ketua umum PSSI periode 2016-2020.

Jika ingin menjadi juara dunia, Bernhard menegaskan Indonesia harus memiliki banyak lapangan latihan berkualitas bagus. Selain itu, PSSI tidak bisa dipimpin oleh mereka yang berorientasi uang. Jika sikap seperti itu dipertahankan, bukan tidak mungkin penangkapan pengurus PSSI seperti di masa kepengurusan 2016-2020 kembali terjadi.

6. Fary Djemy Francis

Fary Djemy Francis lebih dikenal  sebagai politisi Partai Gerindra dan anggota DPR RI periode 2014-2019. Dia sempat menjadi Ketua Komisi V. Namun pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan itu merupakan pencinta sepak bola.

Sebagai penggemar berat sepak bola, lelaki berusia 51 tahun tersebut belum merasa hidupnya berarti jika belum mengabdikan diri untuk pengembangan sepak bola nasional. Itu yang menjadi alasan Fary bergabung dengan Asosiasi Provinsi PSSI Kota Kupang pada 2009.

Setelah itu, jejaknya di lapangan hijau terus terlihat terutama di daerah NTT, yang menjadi tempat tinggalnya, dan wilayah perbatasan dengan Timor Leste. Tahun 2015, dia menjadi inisiator turnamen Liga Desa Nasional Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pada tahun yang sama, dia mendirikan Sekolah Sepak Bola Bintang Timur Atambua-NTT serta Bintang Timur (BeTA) Atambua-NTT.

Fary juga mengadakan festival Sepak Bola Perbatasan Usia Dini (U-8, U-12, U-14 dan U-16) dan membuat pertandingan persahabatan para legenda sepak bola Indonesia (PSSI All Star, Timor Leste All Star dan NTT All Star). Fary kemudian masuk ke kepengurusan PSSI pusat periode 2016-2020 dan menjadi Ketua Departemen Sport Inteligent PSSI.

Dirinya sangat aktif di dunia sepak bola seperti menjadi manajer tim nasional pelajar U-16 Kemenpora (2017-2019), mendirikan akademi sepak bola Bintang Timur Atambua-NTT (2017) dan menginisiasi bergulirnya kompetisi Sepak bola Danone National Cup (DNC) U-12 Region NTT (2018).

"Sepak bola itu kisah cinta yang tak akan pernah berakhir. Sepak bola merangkai persaudaraan, mempertautkan rasa dan membingkai hati" kata Fary.

Menurut dia PSSI sudah sejak lama tidak diurus dengan hati dan cinta. Padahal, aspek yang terlihat sederhana itu menjadi hal yang sangat penting dalam mencapai semua prestasi sepak bola nasional.

Sebagai langkah nyata, jika terpilih menjadi ketua umum PSSI, Fary ingin membangun 'Rumah PSSI' yang terdapat kantor pengurus, fasilitas latihan, asrama, pusat kebugaran dan stadion kecil. Dia juga berencana mengirimkan pemain-pemain muda ke Eropa, beberapa negara Asia dan Asia untuk menimba ilmu.

7. Arif Wicaksono

Di antara calon ketua umum PSSI periode 2019-2023, Arif Putra Wicaksono termasuk 'orang baru'. Arif, yang merupakan CEO perusahaan pemasaran-penyelenggara acara olahraga Nine Sport Inc, sebelumnya tidak pernah menginjakkan kakinya di PSSI sebagai pengurus.

Dia juga berstatus debutan dalam pencalonan sebagai orang nomor satu di PSSI. Saat resmi mendaftarkan diri sebagai salah satu bakal calon ketua umum PSSI 2019-2023 pada akhir September 2019, Arif mengaku baru mendapat dukungan dari satu pemilik suara (voter) PSSI.

Langkah Arif untuk menjadi orang nomor satu di PSSI sempat tersendat. Pasalnya dia dianggap belum mampu menunjukkan bukti pernah menjadi pengurus di PSSI atau aktif di klub-klub anggota atau kegiatan PSSI selama lima tahun.

Namun, setelah mengajukan banding, Arif dinyatakan lolos menjadi calon tetap ketua umum PSSI 2019-2023. Komite banding pemilihan PSSI menganggap rekam jejaknya di dunia sepak bola memenuhi syarat.

Arif, melalui Nine Sport, Arif sudah bekerja sama dengan PSSI untuk menggelar laga persahabatan resmi FIFA timnas Indonesia versus timnas Belanda di tahun 2013. Di tahun yang sama, Nine Sport membuat bintang-bintang Liga Super Indonesia (ISL) mencicipi laga kontra tim papan atas Inggris, Chelsea.

Sejak itu, Nine Sport yang dipimpin Arif terus berkontribusi untuk sepak bola Indonesia. Mereka membawa klub Pro Duta dan Mitra Kukar tur Eropa, timnas U-23 tur ke Italia dan timnas U-19 tur ke Spanyol.

Merasakan asam garam bekerja sama dengan klub-klub dan tim nasional dari kawasan Eropa, ditambah pengalaman sebagai pengusaha, Arif menawarkan alternatif untuk pengembangan sepak bola Indonesia. Arif fokus untuk membangun tim nasional dengan fokus pada dua hal yaitu pembangunan infrastruktur dan perekrutan pelatih.


Lalu, untuk pembangunan infrastruktur, Arif akan menerapkan skema investasi asing dari sebuah perusahaan Eropa yang mengerjakan dua stadion Piala Dunia 2022 di Qatar yaitu Stadion Internasional Khalifa dan Stadion Al Janoub.

Selain itu, Arif mendorong penggunaan kredit usaha rakyat (KUR) untuk mengembangkan sepak bola di level akar rumput (grass root). Penyaluran dana tersebut dilakukan melalui koperasi klub ke suporter masing-masing. Dana segar dari sana diharapkan dapat meningkatkan jumlah tim yang berlinsensi AFC.

8. Rahim Soekasah

Rahim Soekasah memiliki segudang pengalaman di dunia sepak bola termasuk dalam keorgansasian PSSI. Pria berusia 67 tahun sudah menjejakkan kaki di dunia sepak bola sejak tahun 1980-an. Saat itudia menjadi manajer klub legendaris Union Makes Strength (UMS) 80.

Setelah itu, dia lebih banyak berkiprah di klub Pelita Jaya baik sebagai manajer, direktur maupun direktur teknik. Tidak kurang selama 27 tahun dia berkiprah di sana sampai tahun 2012.

Di PSSI, Rahim Soekasah pernah menjadi ketua Badan Tim Nasional PSSI tahun 2008-2010 dan manajer timnas U-23 tahun 2006. Pernah pula dia menjabat Kepala Badan Pembinaan Usia Muda PSSI selama dua tahun sejak 2010. Ketika PSSI kisruh, Rahim menjadi wakil ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia tahun 2012-2016.

Kedekatannya dengan keluarga Bakrie, terutama Nirwan Bakrie, membawa Rahim menuju klub Liga Australia Brisbane Roar. Di klub yang dimiliki Nirwan itu, dia bertugas sebagai chairman.

Dengan semua langkah yang sudah ditempuhnya dalam lebih dari 30 tahun terakhir, Rahim Soekasah lebih unggul dari segi pengalaman di antara calon lainnya.

Bila terpilih sebagai ketua umum, dia memiliki beragam solusi untuk menuntaskannya. Salah satunya adalah dengan bergandeng tangan bersama pemerintah. 

Rahim tidak ingin hubungan pemerintah-PSSI yang sempat naik turun kembali terjadi karena itu bisa berpengaruh ke prestasi tim nasional Indonesia. Tanpa pemerintah, program PSSI akan sulit berjalan karena negara memiliki kuasa penuh di sektor infrastruktur sepak bola dan perizinan.

"Aturan itu harus dicerna benar-benar. Pemerintah melalui pejabatnya seperti wali kota, bupati, gubernur membantu untuk menyiapkan infrastruktur. Jadi tidak bisa dikatakan campur tangan pemerintah itu bentuk intervensi. Pemerintah juga mempunyai hak untuk mengkritik, memberi saran dan sebagainya bagi PSSI," tutur Rahim.

9. Mochamad Iriawan

Dari para calon ketua umum, Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan memiliki 'start' cukup bagus. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu sudah menyatakan diri maju ke persaingan menjadi orang nomor satu PSSI sejak Juli 2019 atau tiga bulan sebelum pendaftaran resmi dibuka oleh Komite Pemilihan PSSI.

Dia bergerak cepat. Sang Kapolda Metro Jaya periode 2016-2017 sudah mengumpulkan pemegang suara (voter) PSSI di kota-kota seperti Bandung, Semarang, Surabaya dan Jakarta sampai Agustus 2019. Iriawan pun mengklaim dirinya sudah mendapatkan dukungan dari sekitar 50 voter.

Tidak lupa, Iwan Bule juga sempat menggelar diskusi bersama pewarta olahraga yang sekaligus menjadi ajang pemaparan visi misinya. Dirinya juga disebut-sebut aktif menjalin komunikasi dengan kelompok suporter sepak bola. Meski tidak memiliki suara, namun suporter tetap merupakan bagian dari sepak bola yang perlu didengar suaranya.

Gerak pria berusia 57 tahun tersebut semakin gencar dengan menggandeng Mayor Jenderal TNI Cucu Sumantri sebagai calon wakil ketua umum PSSI. Eks Kapolda Nusa Tenggara Barat dan Jawa Barat itu berjanji mewakafkan dirinya untuk sepak bola jika terpilih menjadi ketua umum PSSI.

10. Vijaya Fitriyasa

Vijaya Fitriyasa memang kurang tenar. Namun pemimpin sejumlah perusahaan minyak dan gas nasional ini mulai melejit saat mengambil alih kepemilikan saham klub Liga 2 Persis Solo. Vijaya telah mengakuisisi 70 persen saham perusahaan Persis Solo, PT Persis Solo Saestu (PSS). Sedangkan 20 persen saham lainnya dimiliki Sigid Haryo Wibisono dan 10 persen sisanya dikuasai klub yang menjadi anggota Persis.

Vijaya bahkan digadang-gadang jadi kuda hitam dalam kontes perebutan posisi puncak kepemimpinan PSSI. Meskipun nama Vijaya mungkin terdengar asing bagi sebagian kalangan, dia mempunyai rekam jejak karier yang jelas dan patut diperhitungkan dalam persepakbolaan nasional.

Apalagi penggemar klub Liga Premier Inggris, Arsenal, ini juga tercatat memiliki klub yang diakui sebagai anggota Asprov PSSI DKI Jakarta. Klub ini bernama Jakarta United Football Club (JUFC) yang pada 2018 berlaga dalam Liga 3 Indonesia zona DKI.

Dia menyampaikan salah satu agenda besarnya adalah mengembalikan kepercayaan publik kepada PSSI. Untuk mewujudkan ambisinya itu, Vijaya mengaku sudah berkomunikasi dengan sejumlah pengusaha nasional agar mendukungnya sebagai Ketum PSSI, serta berdiskusi tentang gagasan memajukan persepakbolaan nasional. []

Berita terkait
Polemik Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI 2019-2023
Rencana Kongres PSSI yang bakal menetapkan ketua umum PSSI, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Exco diwarnai polemik.
Resmi, Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021
Indonesia resmi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. FIFA menetapkan Indonesia tuan rumah di sidang FIFA di Shanghai, Kamis 24 Oktober 2019.
Duka Sepak Bola Nasional, Pemain Timnas U-16 Meninggal
Pemain timnas U-16 Alfin Lestaluhu meninggal setelah menderita sakit radang otak. Sepak bola nasional pun kehilangan bintang masa depannya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.