Polemik Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI 2019-2023

Rencana Kongres PSSI yang bakal menetapkan ketua umum PSSI, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Exco diwarnai polemik.
Ilustrasi speak bola. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Rencana Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang bakal menetapkan ketua umum PSSI, dua wakil ketua umum, dan 12 anggota Komite Eksekutif (Exco) periode 2019-2023 diwarnai polemik.

Jadwal kongres PSSI pada 2 November 2019 dipermasalahkan beberapa calon Ketua Umum PSSI, salah satunya Ketua DPD 2019-2024 La Nyalla Mattalitti.

Exco PSSI Refrizal sekaligus calon Ketua Umum PSSI 2019-2023 Vijaya Fitriyasa langsung menemui Menteri Pemuda dan Olahraga anyar Zainudin Amali. Dia meminta agar Menpora memfasilitasi pihak-pihak yang bersiteru dan mencari jalan tengah terkait polemik kongres PSSI 2 November 2019.

"Masing-masing pihak seharusnya menahan diri dan menyampingkan ego masing-masing," kata Vijaya usai menemui Menpora di Jakarta, Senin 28 Oktober 2019, seperti dilansir dari Antara.

Pelatih TimnasPelatih tim nasional Simon McMenemy (kanan) didesak mundur menyusul kekalahan 1-3 oleh Vietnam di kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Selasa 15 Oktober 2019. Tampak McMenemy memeluk pemain timnas Bayu Pradana usai pertandingan. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana)

Dalam polemik yang bergulir, La Nyalla menyebut kongres itu bermasalah karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal PSSI, AFC dan FIFA, yakni 25 Januari 2020. Dengan demikian pemilik suara (voter) yang terlibat pun voter hasil kompetisi 2019.

Jika berlangsung 2 November, Exco terbaru PSSI akan dipilih oleh 86 voter tahun 2018 yang terdiri dari 34 asosiasi provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Asosiasi Futsal dan Asosiasi Sepak Bola wanita.

Adapun PSSI bertahan untuk kongres tanggal 2 November karena menurut mereka jadwal itu sudah disetujui oleh FIFA dan sesuai Statuta 2019.

"Kita harus bicara untuk kepentingan nasional. Apalagi, saat ini ada momentum Piala Dunia U-20 di 2021 dan kita harus menyelamatkan itu. Jangan sampai gara-gara PSSI kisruh kita batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20," kata Vijaya yang mengaku memilih kongres pada 20 Januari 2020.

Sementara anggota Exco PSSI Refrizal mengaku bahwa kedatangannya ke kantor Menpora hanya sekadar mengobrol.

“Saya di PSSI ingin sepak bola kita berprestasi. Untuk itu, ya, kita harus ikuti negara maju seperti Jepang, Korea Selatan yang juga bekerja sama dengan pemerintah,” tutur Refrizal.

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan kongres pemilihan Komite Eksekutif (Exco) PSSI periode 2019-2023 pada tanggal 2 November 2019 sah dan legal karena didukung oleh FIFA dan sesuai Statuta PSSI tahun 2019.

Itu artinya, kata Kepala Hubungan Media dan Promosi Digital PSSI Gatot Widakdo, kongres tersebut tidak bisa disebut bermasalah.

Sebagai bentuk dukungan, FIFA dan AFC memastikan akan menghadiri kongres tersebut melalui perwakilan masing-masing.

FIFA mendelegasikan Head of Member Association Governance Service, Luca Nicola dan Development Manager Southeast and East Asia, Lavin Vignesh.

Sementara AFC mengutus tiga orang, yakni Head of South Asia Unit AFC Member Association and Regional Associations Departemen, Purushottam Kattel, Manager of Asean Unit AFC Member Association and Regional Associations Departement, Nhodkeo Phawadee dan Secretary of AFC Member Association and Regional Associations Departement, Varankumar Sagaran untuk kongres yang rencananya digelar di Jakarta itu.

Berita terkait
Suporter Rusuh PSSI Didenda FIFA Rp 641 Juta
Akibat ulah suporter Timnas Indonesia yang menyerang superter Malaysia pada laga kandang Kualifikasi Piala Dunia 2022 FIFA mendenda PSSI
Madura United Vs Persib Diusut Satgas Anti Mafia Bola
Pertandingan Madura United melawan Persib Bandung menjadi perhatian Satgas Mafia Bola karena diduga ada kecurangan.
Sunat Gaji Pemain, Eks Ketua PSSI Pasuruan Tersangka
Mantan ketua PSSI Pasuruan menyelewengkan dana hibah KONI Pasuruan sebesar Rp 3,8 Miliar.