Subulussalam - Juliamin Banurea, pemuda kelahiran 1985 aktif melakukan pembinaan terhadap Mualaf (orang yang baru memeluk Agama Islam) di Kota Subulussalam, Aceh.
Melalui Yayasan Mualaf Center yang ia pimpin pria berusia 34 tahun itu bersama Sahyuril sebagai pembina yayasan dan sejumlah pengurus lainnya dengan sukarela memberikan pembinaan pengetahuan serta pemahaman agama Islam dan praktik ibadah kepada para mualaf di daerah itu.
Saat ini sebanyak 72 orang mualaf secara rutin setiap Minggu mendapatkan pembinaan dari relawan mualaf center yang berpusat di Desa Suka Makmur, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh.
Para mualaf tersebut tidak hanya diberikan pembinaan di bidang keagamaan saja, akan tetapi para mualaf itu juga diberikan akses pemberdayaan ekonomi yakni melalui kegiatan usaha tani di areal yang dipinjam pakai oleh Joka Padang mantan Kepala Desa Suka Makmur.
"Untuk kegiatan bertani kita memiliki lahan seluas tiga hektar yang statusnya masih pinjam pakai. Di lahan itu lah para mualaf yang kita bina bercocok tanam sebagai sumber pendapatan ekonomi," katanya kepada Tagar, Selasa, 14 Januari 2020.
Yayasan Mualaf Center yang berdiri sejak tahun 2017 itu di dalam menjalankan kerja yayasannya terkait anggaran kegiatan selama ini mereka dapatkan dari para dermawan saja dan dari pengurus yayasan sendiri.
Lahan seluas tiga hektar yang statusnya masih pinjam pakai.
"Alhamdulillah, baru-baru ini Baitul Mal Provinsi Aceh menyalurkan bantuan kepada yayasan berupa bantuan modal usaha untuk para mualaf," katanya.
Seiring perjalanannya, Yayasan Mualaf Center sudah memiliki beberapa fasilitas fisik guna mendukung kelancaran kegiatan pembinaan mualaf. Di atas tanah yang mereka dapatkan dari hibah warga telah dibangun mushalla, ruang belajar dan kantor.
"Tanah tempat pusat kegiatan mualaf center ini adalah hibah dari Pak Joka mantan Kepala Desa Suka Makmur," katanya.
Yayasan Mualaf Center di dalam memberikan batas pembinaannya secara bervariasi, ada yang hanya satu tahun dan bahkan ada yang sampai lima tahun.
"Terutama kita bina sampai betul betul bisa memahami Islam secara utuh, sehingga bisa mengamalkannya," ucapnya.
Dikatakannya, para mualaf yang mereka bina umumnya berasal dari luar daerah, seperti dari daerah Nias, Pakpak Bharat dan Dairi, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan secara domisili sudah menetap di Kota Subulussalam.
Lebih lanjut ia berharap kedepan sebagaimana cita-cita yayasan di dalam mendirikan sebuah perkampungan mualaf mendapat dukungan dari pemerintah, baik Pemerintah Kota Subulussalam maupun Pemerintah Provinsi Aceh, seiring itu juga harapannya Yayasan Mualaf Center memiliki donatur tetap guna keberlangsungan pembinaan mualaf di wilayah Kota Subulussalam.
"Harapan kami, agar kaum muslimin lebih peduli terhadap mualaf, karena itu adalah kewajiban kita semua dan pada pemerintah bisa menganggarkan pembuatan perumahan hurus bagi mualaf," katanya. []