Kisah Haru Khusni, Bocah Hidrosefalus dari Gunungkidul

Khusni, seorang bocah di Gunungkidul, Yogyakarta menderita hidrosefalus sejak lahir. Di usia ke 13 tahun ini, diameter kepalanya terus membesar.
Khusni, seorang bocah asal Gunungkidul, Yogyakarta yang menderita hidrosefalus sejak lahir. (Foto: Istmewa)

Gunungkidul - Seorang bocah, namanya Khusni, menderita hidrosefalus sejak lahir. Bocah berusia 13 tahun ini menempati rumah sederhana di Desa Tanjung, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta. Dia lahir dari keluarga tidak mampu. Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan, ibunya buruh tani.

Perjuangan berat bagi kedua orang tuanya merawat Khusni. Tapi keluarganya tetap tegar menghadapinya, termasuk sabar dalam merawat Khusni, terutama ibunya, Sumirah, 49 tahun.

Perempuan setengah baya ini tetap tegar dan sabar atas kondisi Khusni, anak bungsunya yang menderita penyakit hidrosefalus sejak lahir akibat karena tumpukan cairan di dalam rongga otak. Kini diameter kepala Khusni terus membesar.

Baca Juga:

Sumirah merawatnya setiap hari termasuk menyuapi makanan. Sesekali mengajak anaknya berobat saat memiliki biaya. Maklum, perekonomiannya pas-pasan.

Khusni sejak lahir hingga kini sudah 13 tahun, hanya bisa duduk di kursi roda karena. Khusni tidak bisa makan sendiri. Kaki Khusni tidak bisa digerakkan, begitu juga dengan tangannya hanya bisa digerakkan sedikit saja.

Rumah Sederhana di GunungkidulRumah Khusni yang sederhana di Desa Tanjung, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Dengan kondisi itu, setiap hari harus disuapi, itu pun makanan yang sudah dihaluskan. Jika ibu sedang sibuk, kakaknya sepulang sekolah yang menyuapinya. Begitu seterusnya, bergantian merawat Khusni dengan penuh kesabaran.

Namun karena terkendala biaya operasi sekitar 65 juta jadi saya tidak mampu.

Sumirah ingin sekali melihat anaknya bisa sembuh di kemudian hari. Dia sangat ingin melihat Khusni dapat bermain dengan teman-teman sebayanya, serta bisa bersekolah.

Tapi apa daya, kondisi anak bungsunya kini hanya bisa berbaring dan duduk di kursi roda. “Dulu pernah ditawarkan dokter untuk operasi, namun karena terkendala biaya operasi sekitar 65 juta jadi saya tidak mampu,” ungkap Sumirah, Senin, 28 Desember 2020.

Akhirnya Sumirah terpaksa mengurungkan niatnya untuk operasi anaknya. Keluarga memilih membawa pulang anaknya untuk dirawat sendiri di rumah karena ketiadaan biaya.

Baca Juga:

Para tetangga serta Karang Taruna Desa setempat sesekali juga turut membantu keluarga Sumirah dengan membawakan bantuan sembako untuk membantu kebutuhan sehari-hari.

Dalam kesempatan tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY berkunjung di kediamannya untuk memberikan bantuan kepada Sumirah sekeluarga. Tidak lupa mendoakan agar Khusni segera sembuh dari sakit Hidrosefalus. "Bantuan pokok berupa pangan, popok bayi, serta uluran kepedulian untuk Khusni berobat sangat dibutuhkan,” ungkap Nopal dari relawan ACT DIY. []

Berita terkait
Home Care Tangani Anak Penderita Hidrosefalus
Dokter bersama dua orang perawat melakukan pemeriksaan kepada Arianti yang tengah terbaring lemas di atas pangkuan sang Ibu.
Kehormatan Gadis Difabel Direnggut Tetangga di Kulon Progo
Seorang gadis difabel usia 20 tahun, warga Wates, Kulon Progo menjadi korban aksi bejat tetangga. Kini tersangka asusila sudah ditahan di Mapolres.
23.700 Penyandang Disabilitas Dapatkan Bansos ASPD Kemensos
Kementerian Sosial salurkan bansos kepada 23.700 penyandang disabilitas di seluruh Indonesia melalui Bansos ASPD.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.