Ketua Klub HOG yang Keroyok Anggota TNI, Eks Pangkostrad

Ketua dari klub Harley Owners Group (HOG) ternyata Eks Pangkostrad yang bernama Djamari Chaniago.
Ilustrasi. (Tagar/Pixabay)

Jakarta - Nama Letnan Jenderal (Purn) Djamari Chaniago ikut terserat dalam kasus pengeroyokan dua anggota TNI oleh rombongan pengendara motor gede (moge) dari klub Harley Owners Group (HOG) di Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat 30 Oktober 2020 lalu.

Djamari ternyata merupakan ketua rombongan dari para pengendara moge yang rencananya akan melakukan tur ke titik nol di Sabang, Aceh, itu. Tur tersebut dibalut tema "Long Way Up Sumatera Island".

Letjen (Purn) Djamari bukan sosok asing di kalangan TNI. Ia merupakan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada awal reformasi. Alummi Akademi Militer 1971 itu menjadi Pangkostrad dari 23 Mei 1998 hingga 24 November 1999.

Kami minta ini harus diproses dengan adil. Kami tidak ingin hal seperti ini terulang,

Diketahui saat itu, Djamari menjadi Pangkostrad menggantikan Letjen Johny Lumintang. Adapun Johny dipercaya menjabat Pangkostrad, menggantikan Letjen TNI Prabowo Subianto.

Namun, masa jabatan Johny sebagai Panglima Kostrad saat itu sangat singkat, yakni hanya 17 jam (22-23 Mei 1998).

Selepas menjadi Pangkostrad, Djamari diangkat menjadi Wakil KASAD mendampingi Jenderal TNI Tyasno Sudarto. Ia kemudian juga sempat menjadi Kepala Staf Umum TNI sebelum akhirnya pensiun dari dinas militer pada tahun 2004.

Selepas dari dinas militer Djamari juga sempat menjadi Komisaris Utama PT Semen Padang. Ia menduduki posisi tersebut sekitar 1 tahun sebelum digantikan Saldi Isra.

Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago sendiri langsung meminta maaf kepada korban dan kepada Dandim 0304/Agam atas peristiwa pengeroyokan oleh anggota klub Harley Owners Group (HOG) itu.

Permintaan maaf itu disampaikan Djamari ketika bertemu dengan Dandim 0304/Agam, Letkol Arh Yosip Brozti Dadi, di sebuah hotel, beberapa saat setelah insiden pengeroyokan terhadap dua anggota Intel Kodim 0304/Agam.

Meski Djmari sudah meminta maaf, namun Letkol Arh Yosip Brozti Dadi sebagai Dandim tetap meminta polisi untuk menindak para pelaku yang mengeroyok anak buahnya sesuai hukum yang berlaku.

Menurut Yosip, tak ada warga negara di Indonesia yang kebal hukum. "Kami minta ini harus diproses dengan adil. Kami tidak ingin hal seperti ini terulang," ucap Yosip.

Polisi sendiri kemudian langsung bergerak cepat dan menangkap para pelaku. Dari beberapa pelaku pengeroyokan, dua di antaranya ditetapkan sebagai tersangka, dan ditahan di Mapolres Bukittinggi. Dua tersangka itu yakni Michael Simon (49 tahun) dan Bambang Septian Ahmad (18 tahun).

Bambang diketahui masih berstatus pelajar, sedangkan Michael Simon merupakan seorang pengusaha.

"Tadi pagi sudah saya tahan sebanyak dua orang dari pengendara moge," kata Kapolres Bukittinggi, Dody Prawinegara, Minggu 1 November 2020.

"Korban melapor. Siapapun yang melapor, kita tangani, dan kita tidak melihat intutusi atau siapa yang melapor. Semua kita tangani," tambahnya. 

Dody menyebut bahwa dua korban yakni Serda Mistari dan Serda Yusuf merupakan anggota TNI. Mereka adalah intel di Kodim 0304/Agam. "Pengendara motor (korban) itu merupakan anggota Kodim, tadi Dandim sudah menyelesaikan," jelas Dody.

Selain menangkap dua pengendara moge, polisi juga menahan 13 motor Harley Davidson. "Kendaraan sudah diamankan. Kita cek surat-suratnya seperti STNK kendaraannya. Kalau lengkap, bisa dipertanggungjawabkan secara hukum, bisa keluar secara bertahap," Ucapnya.

Tindakan pengeroyokan terhadap prajurit intel TNI yang diduga dilakukan oleh anggota rombongan penunggang motor gede (Moge) viral di lini masa. Aksi premanisme itu disebut-sebut terjadi di Simpang Tarok, Kelurahan Tarok Dipo, Kota Bukittinggi.

Video rekaman warga yang menyaksikan tindakan itu ditonton lebih dari puluhan ribu kali dan dikomentari ribuan netizen. Dalam video terlihat seorang pria tersungkur dan dipukuli oleh sekelompok orang. Terlihat juga beberapa warga berupaya melerai aksi itu.

Karena kejadian tersebut Serda Yusuf mengejar dan memberhentikan motor Harley Davidson tersebut. Namun setelah berhenti, rombongan Motor Harley Davidson langsung mengejar Serda Yusuf dan mengeroyok Serda Yusuf dan Serda Mistari.

Saat dipukuli, Serda Yusuf dan Serda Mistari sudah menyampaikan bahwa mereka adalah Anggota TNI, namun tidak didengar dan diancam akan ditembak.

Baca juga: 

Berita terkait
Tragis, Pria Dikeroyok Enam Teman hingga Meninggal di Sleman
Seorang pria di Sleman Yogyakarta meninggal dunia setelah dikeroyok temannya sendiri berjumlah enam orang. Kasus ini sudah ditangani Polres Sleman.
Senggolan saat Pesta, Pemuda di Manggarai Timur Dikeroyok
Seorang pemuda bernama Yosep Yunedi Edison Syukur dikeroyok oleh tiga pemuda saat di acara pesta syukuran. Ini kronologinya
4 Anggota Motor Gede Tersangka Pengeroyok TNI di Bukittinggi
Polres Bukittinggi kembali menetapkan 2 anggota motor gede sebagai tersangka kasus pengeroyokkan anggota TNI.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)