Ketua DPRD Siantar: Orang yang Punya Otak Ya Memilihlah

Ketua DPRD Pematangsiantar merespons kritikan munculnya calon tunggal dan sikap PDIP yang mengusung calon serupa dengan parpol lain.
Ketua DPRD Timbul Lingga (kanan) saat bersama Wali Kota Hefriansyah di depan gedung DPRD Kota Pematangsiantar, Jalan Haji Adam Malik, beberapa waktu lalu. (Foto: Tagar/Anugerah Nasution)

Pematangsiantar - Munculnya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada di Kota Pematangsiantar, Sumut, dinilai tdak demokratis sebagian kalangan. Keberadaan PDIP juga menjadi sorotan karena terkesan mengekor parpol lainnya meski bisa mengusung calon sendiri.

Ketua DPRD Kota Pematangsiantar, Timbul Marganda Lingga pun bereaksi atas tudingan itu. Dia menegaskan calon tunggal juga demokratis.

"Siapa yang bilang tak demokratis. Justru calon tunggal juga demokratis. Harapan kami masyarakat Siantar rame-rame menggunakan hak konstitusi untuk memilih pilihannya," ujar Timbul kepada Tagar, Kamis, 17 September 2020.

 Tapi sebagai orang yang punya otak ya memilihlah

Kata Timbul kemudian, meski Pilkada Kota Pematangsiantar hanya diikuti satu pasangan calon, masyarakat masih memiliki pilihan lain menentukan hak suaranya.

"Kolom kosong juga pilihan, itu kan demokratis. Kecuali masyarakat dipaksa untuk memilih Asner itu baru tidak demokratis. Ini kan tetap, tidak ada begitu. Bisa memilih Asner atau kolom kosong. Tapi sebagai orang yang punya otak ya memilihlah," tutur dia.

Ketua DPC PDIP Kota Pematangsiantar itu juga meluruskan terkait sikap partainya yang terkesan mengekor dengan mengusung Asner Silalahi dan Susanti Dewayani bersama tujuh partai politik lainnya.

Baca juga:

PDIP memiliki delapan kursi di DPRD. Dengan jumlah tersebut partai berlambang banteng itu dapat mengusung satu pasangan calon sendiri untuk maju di Pilkada 2020. Namun partai ini justru mengusung kandidat non-kader dan yang sudah diusung parpol lainnya lebih awal.

Soal itu, Timbul menjelaskan bahwa pemilihan Asner sebagai kandidat yang diusung PDIP telah melalui rangkaian panjang proses penjaringan termasuk survei internal partai.

"Memutuskan calon ini sudah mengikuti proses. Mulai dari mendaftar, survei, disekolahkan partai, baru diputuskan siapa. Dan dari hasil surveinya beliau, Asner paling tinggi. Hanya beda 0,9 persen dari wali kota yang saat ini," tuturnya.

Dia menyebut, jika ada yang kecewa PDIP mengusung Asner dan Susanti sehingga ada calon tunggal, justru PDIP yang pertama melakukan pembukaan pendaftaran kepada Asner Silalahi. 

"Jadi bukan asal-asal milih Asner. Sudah melalui proses yang panjang dan survei kami jelas," tukasnya.

Asner Silalahi dan Susanti Dewayani kini sah menjadi satu-satunya calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar setelah KPU setempat menutup masa pendaftaran calon pada 14 September 2020.

Pasangan ini maju diusung delapan partai politik pemilik 30 kursi di DPRD hasil Pemilu Legislatif 2019 lalu. []

Berita terkait
Pilkada Siantar Tanpa Petahana, Ini Kata Akademisi
Akademisi dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Medan mengatakan, Pilkada Siantar tanpa petahana, berbeda dari Pilkada lainnya di Indonesia.
Mahfud MD Sebut Pilkada Harus Digelar Desember 2020
Mahfud MD menegaskan Pilkada harus tetap digelar pada Desember 2020 dengan mematuhi protokol kesehatan.
Pilkada Siantar Calon Tunggal, Kolom Kosong Bergerak
Sebanyak 25 daerah di Indonesia menghadirkan kolom kosong melawan pasangan calon tunggal, termasuk di Kota Pematangsiantar, Sumut.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.