Pematangsiantar - Delapan partai politik (parpol) pemilik 30 kursi di DPRD Kota Pematangsiantar, Sumut, kompak mengusung satu pasangan calon, yakni Asner Silalahi dan Susanti Dewayani.
Hampir bisa dipastikan pasangan ini akan melawan kolom kosong dalam pemungutan suara pilkada serentak pada Rabu, 9 Desember 2020 mendatang.
Ketua Tim Pemenangan Pasangan Asner-Susanti, Ferry SP Sinamo mengatakan, penyerahan rekomendasi parpol kepada satu pasangan calon di Pilkada Pematangsiantar murni penilaian objektif dan berdasarkan hasil survei internal masing-masing parpol.
"Jadi bukan karena beliau punya uang, sehingga memborong semua partai. Itu berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan DPP masing-masing partai kepada beberapa kandidat calon," ujar Ferry kepada Tagar, Kamis, 10 September 2020.
Ferry menyebutkan, berdasarkan hasil survei ke delapan partai politik, nama Asner selalu unggul.
Survei bahkan dilakukan sebanyak tiga kali, Asner terus menempati posisi teratas dari beberapa nama yang mencalonkan diri.
Tidak benar karena itu. Uang, saya tidak banyak. Tidak mungkin dapat borong semua pakai uang
Dia pun meyakinkan bahwa Asner merupakan representasi keinginan masyarakat terhadap figur yang layak memimpin Kota Pematangsiantar.
Baca juga:
- Pegiat Literasi Dukung Pilih Kotak Kosong di Siantar
- Penenun Ulos Kaget Pilkada Siantar Calon Tunggal
- Konvoi Naik Becak Asner-Susanti Daftar ke KPU Siantar
"Memilih calon pemimpin itu ada dua sistem. Satu aklamasi, satu voting. Ini juga voting, tapi melawan kolom kosong. Saat ini semua partai mengusung satu kandidat ya kenapa, karena partai sudah bertanya pada rakyat Kota Siantar melalui survei dan hasilnya Asner dan Susanti," ujar dia.
Kolom Kosong
Kendati demikian, politikus PDIP itu tidak menampik adanya peluang pemilih kolom kosong pada 9 Desember 2020 mendatang.
Namun hal itu menurut Ferry, justru merugikan masyarakat Kota Pematangsiantar nantinya.
"Ya, kalau ada yang memilih kolom kosong itu demokrasi juga. Namun tentu merugikan masyarakat, karena nantinya mendagri dan gubernur yang akan menunjuk wali kota pengganti. Rakyat Siantar yang rugi, namun saya kira tidak mungkin karena rakyat kita cerdas memilih," tuturnya.
Bantah Pakai Uang
Sebelumnya, Asner juga membantah tudingan dia memborong parpol menggunakan uang.
Asner mengatakan, keberhasilannya mendapat semua rekomendasi parpol berkat kesungguhan dan terjalinnya komunikasi politik yang baik kepada pengurus parpol, mulai tingkat daerah hingga pengurus pusat.
"Tidak benar karena itu. Uang, saya tidak banyak. Tidak mungkin dapat borong semua pakai uang. Saya punya cara pendekatan, serius mengikuti tahapan, punya visi misi membangun Siantar. Partai melihat kandidat dengan objektif tentunya," terangnya.[] PEN