Ketika Goenawan Mohammad Menampar Felix Siauw

Goenawan Mohammad tak mau berbicara di International Book Fair 2019 karena ada Felix Siauw di sana. Tulisan opini Denny Siregar.
Goenawan Mohammad. (Foto: whiteboardjournal)

Beberapa hari lalu, Goenawan Mohammad sastrawan, mencuit lewat akun Twitter-nya bahwa ia batal datang sebagai pembicara di acara International Book Fair 2019.

Apa pasal?

Ternyata karena acara IIBF juga mengundang Felix Siauw, untuk melakukan bedah buku di sana.

Sontak, ributlah jagat maya mendengar kabar itu. Goenawan Mohammad atau biasa dipanggil GM adalah seorang jurnalis sangat senior, jadi cuitan dia dibaca banyak orang termasuk jurnalis dari berbagai media. Dan hidung merekapun membaui ada sesuatu yang tidak beres di sana.

Berita kejadian itu bergulir seperti bola salju. Badan Ekonomi Kreatif atau Bekraf juga bereaksi akan menghentikan dana bantuan untuk Ikatan Penerbit Indonesia atau IKAPI karena kejadian itu, yang membuat panitia kalang kabut.

GM punya idealisme yang sangat kuat yang tidak bisa dihadang. Ia dengan prinsipnya mencoba melawan situasi yang dalam matanya terbalik-balik.

Seharusnya perlawanan itu datang dari mereka yang peduli, bahwa radikalisme berbaju agama itu berbahaya dan harus diadang. Seperti yang dilakukan seorang Goenawan Mohammad.

Felix SiauwFelix Siauw. (Foto: Ummat Pos)

Seperti yang dilakukan seorang Goenawan Mohammad.

"Buku, dalam masa ini, di Tanah Air kita, adalah untuk mencerdaskan bangsa, membangkitkan jiwanya, membuka pikiran dan hati, bukan memperkeras fanatisme. IKAPI perlu punya komitmen untuk itu. Felix Siauw tidak," begitu bunyi tweet-nya.

GM menyentil IKAPI yang tidak sadar bahwa dalam konsep perlawanan terhadap kebodohan, fanatisme dan radikalisme, IKAPI yang punya konsep mencerdaskan harus melawan, bukan cuma diam. Dan GM menunjukkan bahwa ia konsisten pada perlawanannya.

Hizbut Tahrir Indonesia sudah dilarang, tetapi pentolannya masih bebas berkeliaran, karena mereka menunggangi demokrasi demi mematikan demokrasi itu sendiri.

Pemerintah tidak bisa seenaknya menangkap seorang Felix Siauw sebagai pentolan, karena belum ada bukti hukum kuat ia melanggar.

Tetapi bukan karena itu masyarakat tidak bisa melawan. Seharusnya perlawanan itu datang dari mereka yang peduli, bahwa radikalisme berbaju agama itu berbahaya dan harus diadang.

Seperti yang dilakukan seorang Goenawan Mohammad.

Seruput kopinya.

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Baca juga:

Berita terkait
Andi Arief Terjerat Narkoba, Goenawan Mohamad: Saya Sedih
Sastrawan Goenawan Mohamad Prihatin dengan kasus Andi Arief yang terjerat penyalahgunaan narkoba.
Goenawan Mohamad Sebut Prabowo Munahong, Sok Membela Rakyat
Goenawan Mohamad sebut Prabowo Subianto munahong, sok membela rakyat. Ini catatan GM selengkapnya.
Najwa, Putu Wijaya, Goenawan Mohamad Pun Bisa Jadi Dosen
Ilmu pengetahuan adalah produk penerapan metodologi yang mengandung dua elemen epistemik, yakni rasionalisme dan empirisme.