Ketika Corona Meniadakan Salat Jumat di Papua

Wabah corona membuat gaduh dunia. Aktivitas salat Jumat pun terpaksa dihentikan demi menghindari terpapar dari virus covid-19.
Petugas keamanan Masjid Raya Baiturrahim Kota Jayapura berbincang dengan seorang warga di depan gerbang yang dipasangi spanduk bertuliskan peniadaan sementara salat Jumat. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Jumat, 27 Maret 2020, aktifitas di Masjid Raya Baiturrahim yang berada di pusat Kota Jayapura, Papua, begitu sepi. Gerbang utamanya digembok, lalu ditempeli spanduk bertuliskan peniadaan sementara salat Jumat dan salat lima berjamaah dialihkan ke rumah masing-masing.

Siang itu, Tagar yang mencoba bertemu pengurus masjid hanya bisa melihat dari luar pagar. Di dalamnya terlihat deretan mobil operasional terparkir rapi. Beruntung, petugas keamanan masjid mau bercakap-cakap dengan cara menjaga jarak.

Lebih baik kita mencegah daripada mengobati. Ini juga anjuran Bapak Gubernur untuk kebaikan seluruh umat di Papua.

Social distancing, istilah digunakan pemerintah untuk meminta masyarakat memutus rantai penyebaran wabah virus corona (covid-19) yang menghantui dunia saat ini. Warga diminta berdiam di rumah masing-masing hingga 14 hari ke depan. Ini pula yang diterapkan di Bumi Cenderawasih, termasuk di rumah ibadah umat Islam.

Matahari masih bertengger di atas kepala. Teriknya mulai membuat gerah ketika petugas masjid bernama Nazarudin itu menyatakan masjid mulai ditutup sejak Kamis, 26 Maret 2020.

"Sudah tidak ada salat berjamaah dan salat lima waktu sejak 26 Maret kemarin. Terakhir salat Jumat pekan lalu dan tadi sudah ditiadakan," katanya dari ujung gerbang Masjid Raya Baiturrahim.

Selain salat berjamaah, kata Nazarudin, pengurus masjid juga meniadakan sementara kegiatan keagamaan yang bersifat massal. Langkah ini menindaklanjuti keputusan Gubernur Papua Lukas Enembe yang menaikkan status pencegahan, pengendalian dan penanggulangan bencana virus corona menjadi tanggap darurat.

BandaraAktifitas yang sepi di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Status ini berlaku sejak 17 Maret sampai 17 April 2020 mendatang. Dalam tahap ini, pembatasan sosial (social distancing) diperluas hingga ke 29 kabupaten dan kota di Papua. Tim Satgas Covid-19 Papua menjadi garda terdepan dalam mencegah hingga menanggulangi kasus ini di wilayahnya. Mereka bekerja lebih ekstra bersama para dokter spesialis.

“Tidak ada lockdown atau apa pun istilahnya, hanya pembatasan sosial diperluas. Untuk transportasi barang boleh masuk, manusia yang tidak boleh masuk (lewat bandara dan pelabuhan laut),” tegas Enembe usai rapat bersama para pimpinan daerah dan instansi terkait di Gedung Negara, Kota Jayapura, Selasa, 24 Maret 2020.

Memang, Gubernur Lukas dalam keputusannya telah menghentikan sementara penerbangan maskapai penumpang masuk dan keluar melalui bandara transit seperti Sentani, Merauke dan Timika. Ini berlaku hingga 9 April 2020 mendatang. Selanjutnya, menyesuaikan situasi yang ada. Demikian juga dengan transportasi penumpang laut, pelabuhan pun ditutup.

Pemerintah Papua hanya mengizinkan pesawat dan kapal cargo beroperasi demi memenuhi segala kebutuhan barang dan bahan makanan bagi masyarakat. Selebihnya, Pesawat Garuda Indonesia diberikan jam terbang khusus membawa sampel swab pasien terduga terpapar corona ke Jakarta, untuk diperiksa Litbang Kemenkes RI.

Dari pantauan Tagar, sepanjang jalan protokol, aktivitas pengunjung sepanjang pertokoan dan pusat perbelanjaan di Kota Jayapura kian sepi. Sejumlah masjid telah memasang tanda pemberitahuan tidak adanya pelaksanaan salat Jumat maupun salat lima waktu berjemaah.

Demikian juga di Masjid Al-Askar Bucend II, Entrop, Distrik Jayapura Selatan. Pengurus Masjid, Syahwan Rustyawan menuliskan tiga poin yang menjadi dasar ditiadakannya salat berjamaah. Pertama, Fatwa MUI Pusat Nomor 14 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi terjadinya wabah virus corona.

Poin kedua, Maklumat MUI Papua Nomor 001/C/MUI-Papua/III/2020 tentang wabah covid-19. Terakhir, Rapat Pemerintah Papua tanggal 24 Maret 2020 tentang pencegahan hingga pengendalian virus corona.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua KH Saiful Islam Al Payage membenarkan fatwa tersebut. Pihaknya memandang tiga fatwa itu sebagi langkah mencegah potensi penyebaran virus corona melalui aktivitas massal di dalam masjid. Potensi ini pula menurutnya sangat mengkhawatirkan masyarakat khusunya umat Islam di Papua.

"Dalam agama apa pun memberikan keringanan. Ketika umat Islam dalam kondisi sangat darurat, saya lakukan sosialisasi kepada umat agar salat Jumat (dan lima waktu) dilakukan di rumah masing-masing,” kata putra Papua itu.

Alasannya, tak lain untuk menjaga keutuhan jiwa sebagaimana dalam syariat Islam. Selain itu, menjaga kesehatan dan keselamatan umat. "Lebih baik kita mencegah daripada mengobati. Ini juga anjuran bapak gubernur untuk kebaikan seluruh umat di Papua," katanya.

Kiai asal Wamena ini memastikan jika seluruh masjid yang bersebar di 29 kabupaten dan kota di Papua telah menjalankan fatwa tersebut. Saat ini, katanya, terdapat hampir seribu masjid di Bumi Cenderawasih.

Al Payage pun mengajak seluruh umat Islam agar menjalankan ibadah di rumah masing sampai nantinya pemerintah menyatakan Papua aman dari ancaman virus corona.

Jumlah ODP dan PDP Corona Bertambah

Pasien positif corona di Papua saat ini mencapai tujuh orang. Jumlah ini terdiri dari empat pasien yang diisoasi di RSUD Jayapura, dan tiga pasien di RSUD Merauke. Total orang dalam pengawasan (ODP) oleh Satgas Penanganan Covid-19 Papua mencapai 2.311 jiwa, hingga Minggu, 29 Maret 2020. Sementara, status 43 jiwa lainnya sebagai pasien dalam pengawasan (PDP). Jumlah ini terus bertambah dari hari-hari sebelumnya.

"Jumlah PDP sebelumnya 41 jiwa kini menjadi 43 pasien. Ada yang telah mengisolasikan diri di rumahnya yaitu dua pasien di Kabupaten Mappi, dan satu orang di Kota Jayapura," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua, dr Silwanus Sumule.

Tidak ada lockdown atau apa pun istilahnya, hanya pembatasan sosial diperluas. Untuk transportasi barang boleh masuk, manusia yang tidak boleh masuk.

Hal yang menggembirakan juga ada. Di mana, empat orang PDP sudah dinyatakan sehat dan telah kembali ke rumahnya masing-masing. Selain itu, Satgas Covid-19 Papua juga mengumumkan hasil sampel swab dari 21 warga Kabupaten Mappi yang kontak dengan pasien positif corona di RSUD Merauke, negatif corona.

ODP PapuaSatgas Covid-19 Papua sedang mengambil sampel swab dari 21 warga kontak dengan pasien positif corona yang kini dirawat di RSUD Merauke. (Foto: Tagar/Dok.Dinkes Provinsi Papua)

Sebanyak 22 daerah dari 29 kabupaten dan kota di Papua, telah melaporkan upaya pencegahan covid-19 di wilayahnya. Baik menyangkut ODP, PDP, dan upaya pencegahan lainnya. Sedangkan tujuh kabupaten lagi belum.

"Tujuh daerah itu yakni Kabupaten Puncak, Nduga, Yalimo, Dogiyai, Deiyai, Intan Jaya, dan Sarmi,” katanya.

Ketua Tim Satgas Covid-19 Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum mengatakan 21 ODP di Mappi negatif corona. Hal itu berdasarkan hasil pemeriksaan sampel swab oropharynx, swab nasopharynx dan sampel darah oleh Tim Laboratorium Kesehatan Provinsi Papua bekerjasama dengan Litbang Kemenkes.

"Kami melakukan pengambilan sampel swab 21 warga Mappi yang kontak erat dengan pasien positif corona yang dirawat di RSUD Merauke. Tim juga memberikan penguatan dengan melakukan on the job training bagi empat tenaga analis kesehatan di Mappi,” katanya, Sabtu, 28 Maret 2020 malam.

Ia bersama sejumlah dokter spesialis baru saja mengunjungi Mappi guna melakukan surveilans dan peguatan tim satgas covid-19 di daerah itu. Pihaknya pun mendorong pemerintah setempat untuk menjadikan RSUD Mappi sebagai rumah sakit rujukan.

"Kami jembatani komunikasi antara Bupati Mappi dan Kadinkes Papua. Akhirnya RSUD Mappi sudah masuk dalam 16 RS rujukan covid-19 di Papua,” katanya.

Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas perekonomian di Kota Jayapura tampak lesu. Warga memilih berdiam di rumah, dan keluar pun jika ada keperluan seperti membeli bahan sembako. Situasi ini pun menyusul peraturan pemerintah yang memberlakukan pembatasan jam usaha dan aktifitas masyarakat.

Biasanya, pukul 18.00 WIT pertokoan dan segala tempat usaha lainnya sudah mulai tutup. Pukul 20.00 WIT Jayapura tampak seperti kota mati. Lengang dan melompong. Jika ada warga keluyuran, dipastikan akan mendapat peringatan dan disuruh pulang oleh aparat keamanan yang bertugas mencegah keramaian sepanjang masa tanggap darurat penanggulangan covid-19. []

Berita terkait
Libur Corona, Anak Aceh Main Game di Rental Play Station
Anak-anak Aceh harus belajar di rumah sepanjang libur karena wabah corona Covid-19. Anak yang main game di rental play station ditangkap petugas.
Gerakan Massal Melawan Virus Corona di Dairi
Tidak saling mengetahui, tidak ada komando, hampir di seluruh wilayah Dairi, melakukan gerakan massal melawan virus corona.
Tertipu Lowongan Kerja Abal-abal di Semarang
Kisah nyata seorang pencari kerja asal Wonogiri yang kena tipu lowongan kerja perusahaan abal-abal di Semarang.