Jurnalis Perempuan, Kartini di Tengah Covid-19

Jurnalis perempuan yang berjuang di tengah Covid-19 saat memperingati hari lahirnya RA Kartini.
Sri Darni, Jurnalis perempuan di Padang saat melaporkan secara langsung kondisi salah satu daerah terisolir di Sumbar. (Foto: Tagar/Istimewa)

Padang - Wabah virus corona (Covid-19) bertepatan dengan bulan kelahiran RA Kartini. Pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi itu lahir di Jepara, 21 April 1879 dan meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904.

Meski begitu, semangat perjuangan Kartini terus diwarisi perempuan-perempuan Indonesia. Beragam cara kaum hawa berkontribusi untuk negara, bangsa dan masyarakat. Salah satunya dengan menjadi seorang jurnalis yang menyajikan berita berkualitas dan mencerdaskan masyarakat dengan tulisan.

Rasa khawatir pasti ada, apalagi saya seorang ibu. Tapi tugas dan kewajiban, mengalahkan rasa takut itu.

Bagi perempuan, menjadi seorang jurnalis memiliki tantangan tersendiri. Tidak banyak jurnalis perempuan yang bertahan menghadapi kondisi di lapangan hingga tingginya tekanan deadline. Namun, tidak sedikit pula dari jurnalis perempuan yang konsisten menyuarakan hak-hak masyarakat, khususnya kaum hawa.

Pandemi Covid-19 membuat ruang gerak jurnalis dibatasi, bahkan sebagian media sudah memberikan kebijakan untuk work from home (bekerja dari rumah) untuk para wartawannya. Namun, masih banyak jurnalis yang tidak bisa mengikuti kebijakan tersebut. Mereka harus tetap ke lapangan karena memerlukan gambar dan suara, seperti yang dialami jurnalis radio dan televisi.

Salah seorang wartawati Radio Republik Indonesia (RRI) Padang, Sri Darni mengatakan reporter bertanggung jawab memberikan informasi aktual kepada masyarakat. Itulah konsekuensi yang harus diterimanya hari ini, bekerja di tengah bencana virus.

"Rasa khawatir pasti ada, apalagi saya seorang ibu. Tapi tugas dan kewajiban, mengalahkan rasa takut itu," kata jurnalis kelahiran 18 Januari 1980 itu, Selasa, 21 April 2020.

Istri Fira Eka Putra ini meyakini selama memiliki niat yang tulus, Tuhan akan memberikan jalan dan kemudahan dalam menjalankan tugas. Meski demikian, manusia tetap berupaya mencegah dengan melakukan hal-hal yang dianjurkan pemerintah.

"Dengan mematuhi aturan yang berlaku, insyaallah semuanya berjalan baik. Kalau kita sudah berusaha dan berdoa, namun tetap juga kena, maka itu sudah ketentuan dari Allah SWT," kata perempuan yang mengawali karir jurnalisnya sejak 2001 itu.

Tidak hanya rasa khawatir, selama liputan di tengah Covid-19 ini, Sri Darni juga mendapatkan hambatan dan kendala. Salah satunya saat liputan ke daerah perbatasan atau ke daerah pedalaman. Kerap kali kehadirannya menimbulkan rasa takut dan khawatir bagi masyarakat karena dianggap warga asing.

Namun setelah dia meyakinkan, barulah masyarakat dapat memahami kehadirannya. Bahkan, tidak hanya meliput kondisi masyarakat, Sri Darni juga memberikan edukasi bagaimana menghadapi kondisi pandemi sekarang agar rantai penyebaran Covid-19 dapat segera putus.

"Alhamdulillah semua berjalan lancar. Beberapa waktu lalu saya liputan ke Sijunjung, lima jam lebih ke sana. Boleh dikatakan lancar, hanya saja kadang sulit meyakinkan masyarakat karena ada ketakutan dan rasa khawatir mereka saat menerima kita orang asing. Namun setelah dijelaskan, mereka akhirnya mengerti juga," katanya.

Darni memang menyenangi liputan ke daerah-daerah pedalaman. Namun, dia kerap juga mendapatkan tugas meliput kegiatan pemerintahan. Pada saat inilah, dia harus bisa mengakali agar bahan berita tetap didapatkan.

"Kalau harus ke lapangan, ya saya pergi. Saya berusaha patuhi aturan, pakai masker, jaga jarak 2 meter. Apalagi dari kantor kami juga dibekali masker, sarung tangan, handsanitaizer dan vitamin. Tapi kalau bisa by phone saja, saat kondisi wabah ini," tuturnya.

Sri Darni mengaku selalu mendapatkan dukungan penuh dari sang suami, meski bekerja di tengah Covid-19. Bahkan, jika memiliki waktu luang, suaminya juga ikut serta menemani Sri Darni meliput ke daerah-daerah pedalaman dan meliput kondisi kekinian seputar Covid-19 di Sumbar.

Dia tak lupa mengucapkan selamat hari Kartini, jayalah perempuan Indonesia, saatnya melakukan pergerakan dan perubahan yang dimulai dari diri sendiri. Salah satunya, yang bisa dilakukan saat ini adalah melindungi diri dan keluarga dengan mentaati peraturan pemerintah. []

Berita terkait
Hari Kartini, Polwan di Lebak Bagikan 1000 Sembako
Puluhan anggota Polisi Wanita (Polwan) dari Polres Lebak Polda Banten melakukan aksi simpatik dalam rangka memperingati Hari Kartini.
Senyum Kartini di Tengah Muram Pandemi Covid-19
Di tengah muram pandemi Covid-19, senyum terulas di bibir Hilda Agustini, dara berjiwa Kartini yang tak takut bermimpi setinggi bintang di langit.
Pesan Hari Kartini dari Perempuan di ICU RS Covid-19
Bersamaan dengan Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, sebuah pesan datang dari perempuan di ICU penanganan pasien terinfeksi Covid-19.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.