Lhokseumawe – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) merilis laporan, sepanjang tahun 2019 daerah tersebut mengalami peningkatan terjadinya bencana sebanyak dua kali lipat dan total kerugiannya mencapai Rp 168 miliar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ir. Sunawardi mengatakan, pada tahun 2018 lalu hanya terjadi bencana sebanyak 362 kali dan pada tahun 2019 mencapai 797 kali.
“Selama tahun 2019 memang telah terjadi peningkatan, bencana yang paling banyak adalah kebakaran permukiman yang telah terjadi sebanyak 285 kali dan pada tahun sebelumnya hanya terjadi sebanyak 97 kali saja,” ujat Sunawardi dalam keterangannya, Kamis, 2 Januari 2020.
Sunawardi menambahkan, begitu juga dengan persoalan kebakaran hutan yang mengalami peningkatan, selama tahun 2019 telah terjadi kebakaran sebanyak 220 kejadian, dibandingkan tahun 2018 hanya terjadi 65 kali.
Bencana pada tahun 2019 mencapai 797 kali.
Untuk bencana alam puting beliung, telah terjadi sebanyak 95 kali, bencana banjir yang terdapat di beberapa wilayah di Aceh, telah terjadi sebanyak 70 kali, longsor sebanyak 26 kali, banjir luapan 24 kali dan gempa bumi berkekuatan sekitar 5,0 hingga 5,3 Skala Richter, telah terjadi sebanyak 14 kali.
“Beberapa daerah yang paling banyak terjadinya bencana, yaitu Kabupaten Aceh Besar, disusul Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Utara, Bireuen dan Aceh Tengah,” ujar Sunawardi.
Baca juga: Bencana Alam Menerjang Aceh 294 Kali Sepanjang 2018, Kerugian Rp 848 Miliar
Tambahnya, daerah yang mengalami kebakaran permukiman paling banyak, yaitu di Aceh Besar, Aceh Utara dan Aceh Tengah. Kebakaran Hutan dan Lahan juga masih banyak terjadi di Aceh Besar, Gayo Lues dan Nagan raya.
“Sedangkan banjir genangan paling banyak terjadi Aceh Selatan, Aceh Tenggara, Singkil dan Simeuleu. Banjir bandang paling parah menerjang Kabupaten Aceh Tenggara, sejumlah 406 rumah milik 509 rusak,” kata Sunawardi. []
