Kepulangan Mahasiswa Aceh dari China Ditanggung

Pemerintah Aceh menyatakan siap untuk mengganti biaya kepulangan mahasiswa asal Aceh dari China yang terjebak virus Corona.
Ita Kurniawati bersama mahasiswa Aceh lainnya yang masih bertahan di Kota Wuhan,Provinsi Hubei, China. (Foto: Tagar/Dok Pribadi)

Banda Aceh - Pemerintah Aceh menyatakan akan mengganti biaya kepulangan mahasiswa asal Aceh dari China. Saat ini, 40 mahasiswa Aceh yang menempuh pendidikan di China sudah pulang ke Tanah Rencong sejak Desember 2019 lalu.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Hendra Budian mengatakan, legislatif bersama eksekutif akan sama-sama memikirkan terkait pengganti biaya kepulangan mahasiswa asal Aceh dari China. Selain itu, pihaknya juga telah membahas soal pemulangan sisa 8 mahasiswa Aceh lainnya di luar Kota Wuhan.

Harga tiket tidak masuk akal pak, dari sebelumnya ada dua juta, sekarang meningkat sampai delapan bahkan sepuluh juta.

“Saya rasa sejauh kita tidak melanggar aturan dan mekanisme penganggaran kita siap, dan DPRA wajib siap untuk itu (mengganti biaya kepulangan),” kata Hendra Budian dalam konferensi pers di Dinsos Aceh, Jumat, 31 Januari 2020.

Hendra mengapresiasi proses penanganan mahasiswa asal Tanah Rencong di Wuhan dan di berbagai kota lainnya di China oleh Pemerintah Aceh. Menurutnya, sejuah ini proses penanganan sudah berjalan cukup baik, mulai dari pemberian bantuan logistik, koordinasi kepulangan hingga dukungan kesehatan.

“Kami dari DPRA akan memberikan dukungan sepenuhnya, full support untuk proses ini, apa yang harus kita lakukan, kita akan bersama-sama Pemerintah Aceh,” ujarnya.

Dalam konferensi pers tersebut, Pemerintah Aceh bersama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) juga melakukan komunikasi bersama lima mahasiswa Aceh yang masih terjebak di Kota Wuhan.

Alfi, salah seorang mahasiswa asal Aceh di Wuhan meminta agar Pemerintah Aceh menanggung biaya pemulangan siswa mahasiswa asal Aceh di China. Hal ini perlu dilakukan mengingat melonjaknya harga tiket dari China ke Indonesia.

“Harga tiket tidak masuk akal pak, dari sebelumnya ada dua juta, sekarang meningkat sampai delapan bahkan sepuluh juta,” kata Alfi.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri mengatakan bahwa Pemerintah Aceh akan membicarakan permintaan tersebut bersama semua pihak. Namun, saat ini yang menjadi fokus Pemerintah Aceh adalah 13 mahasiswa yang masih tertahan di Wuhan.

“Menyangkut evakuasi yang di luar Wuhan, itu pasti kita terus berjalan. Yang sudah pulang, terkait biaya pasti akan kita pikirkan nanti, tetap kita pikirkan, itu sudah ada diskusi kami, tidak usah dijebak dulu, tetap kita pikirkan, harus transparan semua, begitu kira-kira,” ujar Alhudri. []

Baca Juga: 

Berita terkait
Peneliti Aceh Dukung Rafli Usul Ekspor Ganja
Peneliti ganja dari Universitas Syiah Kuala, Profesor Musri Musman mendukung ekspor ganja Aceh ke luar negeri.
PKS Sebut Ganja Diekspor Kurangi Kemiskinan di Aceh
Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Sukamta mengatakan ganja jadi komoditas ekspor dapat mengurangi angka kemiskinan di Aceh.
Profesor Musri: Ganja Lebih Banyak Maslahatnya
Peneliti ganja dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mendukung sepenuhnya jika ganja dilegalkan di Indonesia.
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"