Jakarta - Hasil survei lembaga Indikator Politik Indonesia atas tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sejumlah lembaga, DPR dan partai politik menduduki urutan paling rendah.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut, survei nasional dilakukan sejak 1-3 Februari 2021, metode telepon dengan sampel sebanyak 1.200 responden yang dipilih secara acak.
Data 1.200 ini diperoleh dari 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh nusantara yang pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang dua tahun terakhir.
Dari hasil survei soal tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi hingga Februari 2021, TNI dengan tingkat kepercayaan mencapai 89,9 persen, presiden 82,0 persen, gubernur 80,0 persen.
Kemudian, KPK sesuai hasil survei September 2020 mencapai 73,2 persen, berikutnya Polri mencapai 74,4 persen, Kejaksaan 71,3 persen, DPD mencapai 55,7 persen, DPR mencapai 52,6 persen dan parpol hanya 47,8 persen.
Disebutkan, tingkat kepercayaan pada lembaga-lembaga politik dan publik adalah ukuran stabilitas sebuah sistem politik termasuk demokrasi yang saat ini dijalani.
Fakta ini menjelaskan bahwa partai belum bisa dijadikan sandaran untuk membangun stabilitas politik
Secara umum, ungkap dia, publik percaya pada lembaga-lembaga publik seperti TNI, Presiden, KPK, Polri, Kejaksaan, DPD, DPR, dan gubernur.
"Tapi kepercayaan pada DPR adalah yang terendah di banding yang lain, dan apalagi kepercayaan pada partai politik. Kurang dari 50 persen warga yang percaya pada partai politik," papar Burhanuddin Muhtadi dalam rilis dan diskusi yang digelar Senin, 8 Februari 2021 dengan topik Aspirasi Publik terkait UU Pemilu dan Pilkada.
Baca juga:
- Survei Indikator: Masyarakat Masih Ingin Presiden Dipilih Langsung
- Kopel: Belum Ada Parpol di Indonesia yang Punya Keuangan Sehat
Dikatakannya, partai tidak bisa menjadi modal politik untuk membuat sistem stabil kalau tingkat kepercayaan publik menjadi ukuran.
Rendahnya kepercayaan pada partai ini lebih memprihatinkan lagi kalau dilihat dari tingkat ikatan psikologis pemilih dengan partai.
Di survei terakhir hanya 6,8 persen warga secara nasional yang merasa dekat dengan partai tertentu.
"Fakta ini menjelaskan bahwa partai belum bisa dijadikan sandaran untuk membangun stabilitas politik," tukas Burhanuddin Muhtadi.[]