Semarang - Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, jawa Tengah terus diupayakan Kementerian Perindustrian (Kemenprin). Sebab, pembangunan ini diyakini dapat memacu perekonomian daerah dan nasional, terutama untuk pemulihan kembali akibat pandemi Covid-19.
"Diharapkan KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang khususnya dan Jawa Tengah secara umum," kata Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin, Ignatius Warsito di Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 5 Februari 2021.
Menurut Warsito, pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut. Sebab, diyakini mampu mendatangkan APBD yang cukup besar.
Kemenperin sangat intens berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk BUMN yang ada dalam konsorsium
"Strategi pengembangan KIT Batang tentu dengan pemberian insentif sebagai kawasan industri prakarsa pemerintah, yang saat ini peraturannya sedang disusun oleh Kemenperin," ujarnya.
"Kemenperin sangat intens berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk BUMN yang ada dalam konsorsium. Kami juga berharap dukungan dari DPR dalam upaya percepatan pembangunan KIT Batang," sambung Warsito.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji menyebut bahwa pembangunan KIT Batang ini akan mendukung tujuan pemerintah dalam upaya penciptaan lapangan kerja. Saat ini sudah terbentuk joint venture dengan nama perusahaan PT. Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
"Adapun PT. Pembangunan Perumahan (PP) memiliki saham 35 persen, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar 30 persen, PTPN IX dengan 25 persen, dan Perusda Batang juga punya 10 persen," sebutnya. Menurut Wihaji, para tenant sudah banyak yang antri untuk berinvestasi di KIT Batang. []
Baca juga:
- Kemenperin Genjot Produsen Tahu Tempe Agar Lebih Higienis
- Menperin: Dua Kunci untuk Bangkitkan Industri Nasional
- Kemenperin Dorong IKM Bertransformasi Digital