Kemen PUPR Lanjutkan Pembangunan Sabo Dam di Jawa Tengah

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam di Provinsi Jawa Tengah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam di Provinsi Jawa Tengah. (Foto:Tagar/PUPR)

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam di Provinsi Jawa Tengah, untuk mengantisipasi banjir lahar dari Gunung Merapi. 

Berdasarkan hasil kajian Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Ditjen SDA Kementerian PUPR melalui Konsultan Yachiyo Engineering Consultant masih diperlukan penambahan Sabo Dam baru sebanyak 95 unit dengan daya tampung 12,79 juta meter kubik.

Kalau bendungan menahan air, sedangkan Sabo Dam menahan pasir dan batu sementara airnya tetap bisa lewat

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Sabo Dam dibangun untuk menahan dan mengurangi kecepatan aliran lahar yang membawa material vulkanik sehingga dapat meminimalisir risiko bencana banjir lahar di hilir sungai serta menjaga kelestarian lingkungan sekitar Gunung Merapi.

"Kalau bendungan menahan air, sedangkan Sabo Dam menahan pasir dan batu sementara airnya tetap bisa lewat," kata dia.

Sampai saat ini telah dibangun sebanyak 272 unit sabo dam di wilayah DI. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Dimana sejak tahun 2018 hingga tahun 2020, telah dibangun tujuh Sabo Dam baru yang tersebar di Kabupaten Magelang dan Sleman.

Letusan dahsyat Gunung Merapi pada tahun 2010 mengakibatkan banjir lahar dingin di 15 sungai yang berhulu di Gunung Merapi, sehingga menyebabkan tertutupnya jalan Nasional Yogyakarta Magelang dan menyebabkan kerusakan di beberapa Sabo Dam termasuk di Kali Putih. 

Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi Sabo Dam di Kali Putih, Kali Gendol, Kali Pabelan, dan Kali Lamat pada tahun 2018-2020. 

Lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan satu sabo baru di Kali Putih, rehabilitasi tiga sabo di Kali Gendol, rehabilitasi dua sabo dan pembangunan dua sabo baru di Kali Pabelan, serta pembangunan satu sabo baru dan rehabilitasi satu sabo di Kali Lamat. 

Konstruksi sabo dibangun secara bertingkat dengan ukuran berbeda, dimana yang terbesar berada di atas untuk menahan batu-batu besar dan yang paling kecil untuk menahan pasir. 

Secara teknis, Sabo Dam dibangun dengan ketinggian yang berbeda di tengah bendung. Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan air, sehingga sedimen atau endapan lahar dingin akan tertampung oleh bendung, tetapi air tetap mengalir. Apabila bendung tidak mampu membendung semua aliran debris, maka akan dilewatkan melalui bagian atas.

Selanjutnya aliran debris yang masih mengalir akan ditampung oleh bendung lain yang ada di bawahnya. Hal ini berlangsung terus menerus sesuai dengan jumlah bendung yang ada. Sehingga aliran lahar Gunung Merapi dapat dicegah untuk tidak sampai ke hilir sungai yang dapat merusak permukiman warga maupun memutus konektivas jalan dan jembatan yang mengganggu aktivitas warga. []

Baca juga:

Berita terkait
Kemen PUPR Selesaikan Tanggul Sepanjang 7,2 km di Pekalongan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Infrastruktur Pengendalian Banjir dan Rob Pekalongan.
Kemen PUPR Revitalisasi Dua Pasar Rakyat Agar Tidak Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tuntaskan pembangunan dua buah pasar rakyat.
Menpora & Menteri PUPR Bahas Kesiapan Infrastruktur PON 2024
Pertemuan di luar ruangan, Menpora dan Menteri PUPR bahas kesiapan infrastruktur PON 2024 yang akan diadakan di Aceh dan Sumtera Utara.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.