Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan progres rehabilitasi Sungai Citarum selama dua tahun sudah sesuai Perpres 15/2018. Selain itu progresnya kondisi Sungai Citarum yang awalnya tercemar berat menjadi tercemar sedang.
"Tahun depan targetnya tercemar ringan, akhirnya menjadi kualitas air yang bisa berkehidupan yang baik," tuturnya dalam Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum tahun 2020 di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya, Bandung, 8 Februari 2020.
Lebih lanjut ia menjelaskan, program percepatan yang diupayakan Satgas Citarum Harum di antaranya penanganan lahan kritis, penertiban keramba jaring apung (KJA), penanganan limbah industri, sampah domestik, penegakan hukum lingkungan, perubahan perilaku dan edukasi masyarakat tentang lingkungan. "Contohnya, dalam penegakan aturan Satgas bersinergi dengan TNI/ Polri. Sudah ada 51 kasus yang diajukan ke pengadilan terkait kasus pencemaran lingkungan," jelas dia.
Adapun dari 51 kasus tersebut terangnya, 23 kasus diantaranya sudah berstatus P21, satu kasus penghentian penyelidikan, 8 kasus dilimpahkan ke DLH, 9 kasus proses penyidikan, dan 10 kasus dalam proses penyelidikan. "Untuk lahan kritis, progres penanganan di kawasan hutan cukup baik yakni mencapai 83% dari target yang ditentukan. Namun untuk kawasan luar hutan memang belum maksimal, karena berhubungan dengan lahan milik warga," terang dia.
Terkait penertiban KJA, Gubernur telah mengeluarkan keputusan bernomor 660.31/Kep.923.DKP/2019 tertanggal 1 November 2019 tentang Jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Cirata, Waduk Saguling dan Waduk Jatiluhur yang memenuhi daya dukung lingkungan. Maka kuota maksimal KJA yang diizinkan di tiga waduk tersebut masing-masing Waduk Cirata 7.204, Waduk Saguling 3.282, sedangkan di Waduk Jatiluhur paling banyak 11.306 KJA.
Adapun soal penanganan limbah industri dari sebanyak 1.242 pabrik di sekitar DAS Citarum, Satgas berhasil menertibkan IPAL 462 perusahaan atau memenuhi target sebanyak 37 persen. Adapun limbah domestik, pada DAS telah diangkut sampah sebanyak 112.933,92 ton. Sehingga 'waste management' adalah solusi yang tengah dirancang saat ini.
Sementara edukasi terhadap masyarakat terus gencar dilakukan lewat eco-village (masyarakat berwawasan lingkungan). Juga dengan menitipkan upaya sosialisasi lewat program kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa. "Intinya beritanya positif, per dua tahun dari yang sangat tercemar bahkan banjir berat kan. Kemarin sudah terbukti masih ada banjir tapi sudah berkurang dari 480 hektare genangan menjadi hanya 80 hektar," pungkas Emil. []