Riset Menyatakan Hanya Pemerintahan Jokowi yang Peduli Sungai Citarum

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla peduli terhadap upaya membersihkan Sungai Citarum.
Sungai yang tampak meliuk-liuk bagaikan ular itu berawal dari kisah cinta Sangkuriang. (Foto: instagram/friskamt28)

Bandung, (Tagar 22/02/2019) - BNPB RI bersama Kodam III Siliwangi, Dinas Lingkungan Hidup Jabar dan Citarum Institute menggelar acara seminar dan bedah buku dengan tema Kembalikan Citarum Harum di Grand Asrilia Hotel Bandung hari ini.

Kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk menggulirkan semangat  kembali merawat dan meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan dan mengurangi bencana salah satunya Sungai Citarum.

Dalam acara bedah buku tersebut, Penulis Buku Kembalikan Harum Citarum Paparan Telisik Jurnalistik, Joko Irianto menuturkan bahwa buku ini memaparkan berbagai isu soal Sungai Citarum dengan berbagai pendekatan dan narasi.

"Diawali dari sejarah Sungai Citarum yang dianggap agung yang melintasi 12 Kabupaten dan Kota, serta menjadi sungai terbesar di Jabar juga sebagai simbol kehidupan warga DKI karena hampir 80% warga DKI bertumpu pada air Citarum," tuturnya.

Namun ironisnya, kondisi Sungai Citarum mulai memburuk. Pada 2013 divonis NGO luar negeri. dinyatakan Sungai Citarum menjadi sungai paling kotor didunia. Begitu juga media Amerika yang melabeli sebagai sungai paling jorok di 2010. Hal itu dipaparkan dalam buku di beberapa bab.

"Nampak dalam kurang lebih 9 tahunan tidak ada pergerakan dalam menangani Sungai Citarum dan kita menangkap realitas tersebut yang kami ceritakan dalam buku ini," jelas dia.

Kemudian dari riset yang dilakukan dalam membuat buku ini. Ia mengungkapkan, bahwa baru masa pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang peduli terhadap upaya membersihkan Sungai Citarum, dengan turun langsung membuat Perpres No.15 tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran DAS Citarum.

Bahkan, Presiden Joko Widodo menargetkan 7 tahun bisa berhasil merevitalisasi Sungai Citarum. Artinya baru masa Pemerintahan Joko Widodo negara bisa hadir dalam sengkarut Sungai Citarum ini.

"Momentum ini (acara seminar khususnya bedah buku) bukan maksud saya mengaitkan pada ranah politik. Tetapi dalam riset yang kami lakukan dalam penyusunan buku ini. Kami menangkap adanya keseriusan dari Pemerintah Jokowi yang lebih baik dibandingkan pemerintah-pemerintah sebelumnya," terang dia.

Disamping keseriusan Pemerintahan Jokowi. Tim riset menangkap semangat dari Kodam III Siliwangi yang dimotori waktu itu oleh Letnan Jenderal TNI Doni Monardo yang saat ini menjabat sebagai Kepala BNPB RI.

"Yang menjadi trigger (Letnan Jenderal  Doni Munardo) menggerakkan semua elemen dalam menangani Sungai Citarum yang kotor akut yang memang telah divonis sebagai sungai paling kotor," kata dia

Tentunya dengan adanya buku ini dirinya sangat berharap bisa menggugah kesadaran masyarakat Jabar untuk sama sama bergerak, bergotong royong mengembalikan kelestarian Sungai Citarum. Sehingga akhirnya Sungai Citarum benar benar bisa dikonsumsi langsung oleh masyarakat lagi.

"Kami berharap buku ini menjadi diskursus dan semangat semua pihak dalam menangani Sungai Citarum," tutup dia.

Doni Munardo: Sungai Citarum Bukan Hanya Tanggung Jawab Negara 

Kepala BNPB RI Letnan Jenderal Doni Munardo menyampaikan bahwa semua pihak harus terlibat dalam mengatasi masalah Sungai Citarum ini. Dari korporasi hingga masyarakat yang ada di provinsi ataupun kabupaten dan kota. Termasuk para akademisi ataupun pakar harus ikut terlibat.

"Tidak terkecuali komunitas dan media agar bisa bekerjasama memberikan edukasi dan sosialisasi baik soal Sungai Citarum ataupun pemahaman apabila terjadi bencana dan tahu apa yang harus dilakukan. Karena tanpa ada kerjasama atau kolaborasi dari semua pihak rasanya sulit," tuturnya.

Bisa dibayangkan apabila tidak ada kerjasama dari semua komponen dan membiarkan Sungai Citarum semakin tercemar. Tentunya bisa meracuni diri dan anak cucu nanti.

Progres penanganan Sungai Citarum saat ini sudah menunjukkan arah yang lebih baik. Sehingga tidak benar apabila ada pihak yang menyatakan Sungai Citarum semakin buruk.

"Untuk Sungai Citarum, lihat kondisi awal 2017 akhir akhir ini banyak mengalami perubahan walaupun belum bisa sepenuhnya selesai," kata dia.

Tetapi dibandingkan dengan pemerintah sebelumnya, Pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla mampu memberikan perubahan pada perbaikan Sungai Citarum.

Bukti keberhasilan penanganan Sungai Citarum bisa dilihat salah satunya di hulu Sungai Citarum di Kawasan Gunung Wayang yang merupakan daerah konservasi. Awalnya daerah ini menjadi kawasan pertanian yang pupuknya mengotori Sungai Citarum, tetapi akhirnya bisa beralih fungsi kembali menjadi kawasan konservasi lagi.

"Dan ini (keberhasilan) hasil dari kerjasama semua pihak, melibatkan banyak pihak termasuk para ulama dan budayawan hingga seniman yang semua bergerak dalam mengembalikan fungsi konservasi secara berkelanjutan," tegas Doni. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.