Jakarta - AS Roma telah bangkit. Kemenangan besar 4-0 atas Lecce di kompetisi Serie A Italia itu memutus tren buruk tim ibu kota. Kemenangan yang diraih di kandang sendiri di Stadion Olimpico, Senin, 24 Februari 2002 dini hari WIB itu memanaskan persaingan di 4 besar sekaligus mengancam Atalanta.
Roma yang sempat bersaing dengan rival satu kota, Lazio, mengalami keterpurukan selama beberapa pekan terakhir. Setelah bermain imbang 1-1 melawan Lazio dalam Derby della Capitale, Roma justru menelan tiga kekalahan berturut-turut, termasuk dipaksa menyerah 2-1 oleh Atalanta.
Kekalahan itu menghambat Roma untuk masuk 4 besar. Langkah mereka terganjal. Di saat bersamaan, Lazio menunjukkan tren positif sehingga bisa nangkring di peringkat dua dengan poin 59. Terpaut satu poin dengan Juventus yang bertengger di puncak klasemen.
Namun Roma akhirnya menunjukkan kebangkitannya saat menghadapi Lecce. Kemenangan atas tim tersebut menjadikan Roma mengantongi poin 42. Terpaut tiga poin dari Atalanta yang menduduki peringkat 4.
Hanya Atalanta menyimpan satu laga tunda melawan Sassuolo. Meski demikian, Edin Dzeko dkk berpeluang mengancam La Dea.
Lebih dari itu, kemenangan yang diraih tim asuhan Paulo Fonseca tersebut telah memulihkan kepercayaan pemain. Ini menjadi modal penting Giallorossi saat kembali mengarungi Liga Europa dan kompetisi domestik.
"Ini pertandingan penting yang harus dimenangkan. Kepercayaan diri kami telah pulih dan kami lebih siap menghadapi laga berikutnya," ujar gelandang Henrikh Mkhitaryan seperti dikutip laman klub.
"Pertandingan ini memang tidak mudah. Kami harus menemukan kembali cara kami bermain seperti di bagian pertama musim ini. Kami menunjukkan permainan terbaik dan berusaha keras masuk empat besar," katanya.
Menurut pemain pinjaman dari Arsenal ini, tim pun bisa kembali fokus di Liga Europa. Mereka juga fokus pada laga melawan Cagliari di Serie A.
"Kami fokus pada satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Kini, kami fokus menghadapi Gent di Liga Europa dan kemudian melawan Cagliari," ucap pemain yang mencetak satu gol dan assist di pertandingan tersebut.
Sedangkan gol lainnya dihasilkkan Cengiz Under yang menuntaskan assist dari Mkhitaryan. Selanjutnya, striker Dzeko yang mencetak gol ke-102 sekaligus menyamai rekor striker legendaris Roma, Vincenzo Montella. Gol terakhir Roma dihasilkan Aleksandar Kolarov.
Fonseca Ingin Mkhitaryan dan Smalling Dipermanenkan
Menurut Fonseca kemenangan atas Lecce telah mengangkat kepercayaan diri pemain. Mereka juga menjadi lebih berani. Sisi mentalitas memang berhasil diperbaiki melalui pertandingan tersebut.
"Jangan abaikan Lecce yang sebelumnya menang di tiga pertandingan terakhir. Kami bermain bagus, terutama 30 menit pertama. Pemain juga lebih percaya diri dan berani. Itu yang penting saat kompetisi memasuki periode penting seperti sekarang ini," ucap Fonseca yang berharap klub mengikat Mkhitaryan dan Chris Smalling secara permanen.
Diakui dia, Mkhitaryan sempat mengalami kesulitan di Roma. Apalagi, dia sempat mengalami cedera. Namun pemain asal Armenia ini telah kembali dan menunjukkan kualitasnya.
"Dia merupakan pemain yang selalu bisa mengambil keputusan besar di lapangan. Saya ingin mempertahankan Mkhi (sapaannya) di tim," kata Fonseca.
"Saya juga ingin Chris bertahan. Kami sudah membahas hal ini. Saya tidak bagaimana situasinya di Manchester United. Yang jelas dia pemain yang penting," ujarnya.
Menurut dia Smalling merupakan sosok profesional yang tak kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Italia. Tak hanya itu, siapa pun di klub sangat menyukai sosoknya. Ini yang membuat Fonseca berharap Roma memberikan kontrak permanen. []