Kebakaran Hutan dan Lahan Mengacaukan Sumatera Utara

Kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan berimbas mengacaukan penerbangan, pertanian hingga kesehatan warga Sumatera Utara.
Pelajar SD Negeri 173134 Lumban Baringin Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara memakai masker antisipasi dampak kabut asap. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang).

Tarutung - Hari ini, Selasa, 24 September 2019 di Balai Data Kantor Bupati Tapanuli Utara digelar rapat koordinasi dan antisipasi dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berimbas pada gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Sumatera Utara, khususnya daerah Tapanuli Utara (Taput).

Kondisi cuaca buruk akibat kabut asap dan debu kiriman di Kabupaten Tapanuli Utara tidak hanya mengganggu kesehatan, melainkan turut merusak tanaman pertanian dan mengganggu arus penerbangan.

Tentu dampak buruk yang harus sangat diwaspadai manusia adalah ISPA.

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai demam. Penyakit ini rentan mewabah jika melihat kondisi kepulan asap akibat karhutla di Pulau Sumatera yang tak kunjung padam. 

ISPA cenderung menimbulkan peradangan pada saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru.

Pelajar di Tapanuli UtaraPelajar SD Negeri 173134 Lumban Baringin Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara memakai masker antisipasi dampak kabut asap. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang). 

Melihat cuaca buruk dampak kabut asap kiriman di beberapa daerah seperti di Kabupaten Tapanuli Utara, Direktur RSUD Tarutung, dr Janri Aoyagie membagikan tips sederhana menghadapi kabut asap akibat karhutla.

"Sebisa mungkin menghindari aktivitas di luar rumah. Jika pun harus ke luar upayakan memakai masker, dan secara personal agar setiap orang agar banyak minum air putih, makan buah, dan minum Vitamin C untuk menjaga kebugaran tubuh," kata Janri Aoyagie.

Janri mengatakan, asupan vitamin dari buah segar mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan melawan infeksi virus maupun bakteri.

"Risiko manusia mengalami infeksi ketika kekebalan tubuh kita melemah. Maka perlu meningkatkan pola makan teratur dengan selalu konsumsi buah segar. Buah segar sumber antioksidan seperti jambu, jeruk, mangga, lemon dan lain-lain serta sayuran segar," katanya.

Edaran Dinas

Merespons kabut asap kiriman yang terjadi saat ini, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melalui Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Utara, Aleksander Gultom sudah menyurati tiap instansi untuk menjalankan pola hidup sehat.

Dinas Kesehatan menyarankan agar menunda atau tidak melaksanakan kegiatan olahraga di luar ruangan selama kondisi cuaca belum membaik akibat terpaan kabut asap.

Kemudian bila melakukan aktivitas di luar ruangan agar menggunakan masker. Lalu, apabila masyarakat mengalami gangguan pernafasan, harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Tidak boleh terlambat.

"Kami harapkan partisipasi camat menyebarluaskan informasi itu kepada masyarakat melalui lurah, kepala desa dan kepala UPT Kesehatan. Sudah kita surati sejak tanggal 19 Setember lalu," kata Aleksander Gultom.

Pantauan Tagar, dalam tiga hari terakhir di Kabupaten Tapanuli Utara, intensitas kabut asap justru meningkat. Sejak pagi hingga sore hari terlihat jarak pandang makin pendek dan sejauh 100 meter warna di sekitar pandangan nampak membiru.

Pantauan terbaru di beberapa unit sekolah, para pelajar sebagian besar sudah memakai masker. Mereka memperoleh masker dari warung-warung di sekitar sekolah.

"Kami beli di warung dengan harga seribu rupiah satu buah. Ibu guru menyarankan menjaga kesehatan," kata Markus, pelajar kelas 3 SD Negeri 173134 Lumban Baringin, Tapanuli Utara, Senin 23 September 2019.

Rapat Koordinasi Penanggulangan Karhutla

Parsaoran HutagalungParsaoran Hutagalung Plt Sekretaris Daerah Tapanuli Utara paparan dampak asap Karhutla di balai data kantor Bupati Taput, Selasa 24 September 2019. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang). Pagi tadi, rapat koordinasi penanggulangan dan antisipasi dampak karhutla dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah dan jajaran Pimpinan OPD Taput, Kasdim 0210/TU, Kabag Ops Polres Taput, UPT Kehutanan XII Tarutung, GM Bandara, Camat, Danramil, dan Kapolsek se-Tapanuli Utara.

Plt Sekretaris Daerah Tapanuli Utara, Parsaoran Hutagalung menyebut dampak polusi kabut asap akibat karhutla sudah begitu merugikan kesehatan, penerbangan, dan perekonomian masyarakat.

"Kita minta tidak membuka lahan dengan cara membakar, supaya aparat lakukan tindakan hukum, imbauan agar tidak melakukan pembakaran hutan, pastikan api padam apabila menemukan titik api, hindari keluar rumah untuk menghindari asap," kata Parsaoran.

Dinas Kehutanan yang diwakili Kepala UPT KPH Wilayah XII Tarutung, Elvin Situngkir menginformasikan bahwa di tingkat provinsi saat ini sudah terbentuk tim terpadu penanggulangan karhutla.

"Kami berharap, tim karhutla di Kabupaten Tapanuli Utara dibentuk sehingga masing-masing bagian sudah tahu berbuat apa," kata dia.

Sementara itu Kepala Staf Kodim 0210/TU Mayor Arh Kelles Sinaga juga menyatakan risiko dan dampak karhutla sudah nyata, seperti polusi dan kerusakan lingkungan. Dia meminta segera dibentuk tim terpadu untuk menanggulangi menjalarnya api di hutan Pulau Sumatera.

"Kami berharap posko karhutla sudah ada dibentuk. Dengan membentuk Tim Terpadu Penanggulangan karhutla di Taput. Dan jika ada temuan titik api, segera kita laksanakan kerjasama sama pemadaman titik api," kata Kelles.

Dia menekankan agar berbagai instrumen mempercepat informasi ke seluruh pemangku kepentingan, untuk segera dibentuk tim media karhutla.

"Harus dibentuk media grup, baik WhatsApp atau lainnya, untuk percepatan informasi, sehingga pemadam titik api akan lebih cepat terlaksana. Berharap jajaran Danramil dan Kapolsek, agar mengingatkan masyarakat untuk tidak bertani atau buka lahan dengan cara membakar," tegas Kelles.

Bandara Silangit Sempat Lumpuh

M Iwan Sutisna GM Bandara Internasional Sisingamaraja XII SilangitM Iwan Sutisna (kemeja biru), Executive General Manager Bandara Internasional Sisingamaraja XII Silangit diwawancara Tagar di balai data kantor Bupati Tapanuli Utara, Selasa 24 September 2019. (Foto : Tagar/Jumpa P Manullang). 

Secara terpisah Executive General Manager Bandara Internasional Sisingamangaraja XII Silangit M Iwan Sutisna mengatakan, kondisi akibat kabut asap mulai mengganggu penerbangan sejak Minggu, 22 September 2019. Akibatnya jarak pandang di sana sempat hanya 500 meter.

"Kebetulan hari ini ada perkembangan yang menggembirakan tadi laporan dari BMKG pukul 11.30 WIB visibility pada posisi 3.000. Kondisi saat ini untuk dari Halim dan Batik Air dari Cengkareng sudah boarding," katanya.

Namun jumlah kerugian materi akibat pembatalan penerbangan dari dan menuju Bandara Silangit belum bersedia dia beberkan.

"Kalau untuk kerugian masih belum bisa dihitung. Harus koordinasi dulu dengan Air Lines karena mereka lebih tahu berapa jumlah penumpang nanti baru bisa kita terakumulasikan," kata Sutisna.

M Iwan Sutisna meminta penuntasan kasus Karhutla yang sudah merongrong sendi-sendi perekonomian termasuk lumpuhnya arus perhubungan udara lewat bandara yang dikelolanya.

"Harapan kita kepada pemerintah segera diatasi kebakaran hutan ini. Kemudian kalau ada memang pelakunya harus ditindak tegas. Ini hanya segelintir orang yang diuntungkan, namun sedemikian banyak yang terdampak," tuturnya.

M Iwan Sutisna juga menawarkan kepada pemerintah, agar digagas upaya hujan buatan.

"Sangat memungkinkan di sini, karena terus terang kami pun kaget sebab dilihat dari hot spot seharusnya di Silangit tidak kena tapi nyatanya terimbas. Setelah kita lihat data dari meteorologi ada juga sempat pembakaran juga di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan," kata Sutisna.

Kondisi Terkini Cuaca Versi BMKG

Kepala Stasiun Klimatologi Deli Serdang, Klaus Johannes Apoh Damanik.Kepala Stasiun Klimatologi Deli Serdang, Klaus Johannes Apoh Damanik. (Foto : Ist) 

Kondisi cuaca di Sumatera Utara yang diterima Tagar melalui keterangan resmi Kepala Stasiun Klimatologi Deli Serdang, Klaus Johannes Apoh Damanik menuturkan, kondisi dinamika atmosfer mendapat gangguan siklonik.

"Berupa pusat tekanan rendah di wilayah Vietnam dan Thailand, Laut Cina Selatan, serta perairan Utara dan Timur Filipina. Hal ini mengakibatkan pola angin di Sumatera Utara didominasi dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan 5-12 knots," kata Damanik, Selasa 24 September 2019.

Dengan demikian, lanjutnya, wilayah Sumatera Utara menjadi daerah belokan angin atau shearline

Akibatnya, kata Damanik, uap air yang dibawa dari Selat Malaka ke wilayah Sumatera Utara mengalami perlambatan, sehingga pembentukan awan konvektif penyebab hujan cukup signifikan terjadi, terutama di wilayah pantai dan lereng timur Sumatera Utara.

Berikut prakiraan cuaca di Sumatera Utara yang berhasil Tagar himpun:

Kota Medan

Pagi hari diprakirakan, Kota Medan berawan hingga turun hujan ringan. Siang hari diprakirakan berawan dan sore hingga malam hari diprakirakan berawan hingga hujan ringan. Suhu udara berkisar antara 24-32°C.

Wilayah Pantai Timur dan Lereng Timur

Seperti di Stabat, Rantau Prapat, Pematang Siantar, Kota Pinang, Aek Kanopan, Lubuk Pakam, Kisaran, Sei Rampah, Lima Puluh, Tanjung Balai, Binjai Kota dan Tebing Tinggi, pagi hari diprakirakan berawan dan berpeluang hujan lokal, siang hari diprakirakan berawan, sore hingga malam hari diprakirakan berawan hingga hujan ringan dengan suhu udara berkisar antara 24-32°C.

Wilayah Pegunungan

Seperti di kota Pematang Raya, Kabanjahe, Balige, Sidikalang, Salak, Dolok Sanggul, Pangururan, dan Gunung Tua, pagi hari diprakirakan berawan, siang hingga sore hari diprakirakan berawan dan berpeluang hujan lokal dan malam hari diprakirakan berawan dengan suhu berkisar antara 16-28° C.

Wilayah Lereng Barat dan Pantai Barat

Seperti di Pandan, Tarutung, Panyabungan, Sibolga, Padang Sidempuan dan Sibuhuan, pagi hingga siang hari diprakirakan berawan, sore hingga malam hari diprakirakan berawan dan berpeluang hujan lokal dengan suhu berkisar antara 21-31° C.

Kepulauan Nias

Seperti di Kota Gunung Sitoli, Teluk Dalam, Sogawu, Lahomi, Lotu, Lahewa dan sekitarnya, secara umum pagi hingga siang hari diprakirakan berawan, sore hingga malam hari diprakirakan berawan dan berpeluang hujan lokal dengan suhu berkisar antara 24- 31° C.

Potensi Hujan Asam

Sedangkan berdasarkan pantauan konsentrasi polutan partikulat PM10 di Stasiun Klimatologi Deli Serdang, pada Senin, 23 September 2019, kata Klaus Johannes Damanik, berada pada kisaran kategori sedang hingga tidak sehat.

"Update data pada tanggal 24 September 2019 jam 07.00 WIB, konsentrasi polutan saat ini berada pada angka 116,5 µgram /m3 yang berarti kategori sedang," kata Damanik.

Namun mengingat masih adanya peluang kenaikan konsentrasi polutan, BMKG mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar senantiasa menggunakan masker pelindung.

"Sesuai hasil monitoring konsentrasi partikulat PM10 di Stasiun Klimatologi Deli Serdang, kabut asap yang melanda sebagian wilayah Sumatera Utara secara umum memiliki trend yang menurun. Dengan kata lain, konsentrasi polusi udara semakin berkurang akibat adanya hujan yang terjadi pada malam hingga pagi hari tanggal 23-24 September 2019," tuturnya.

Sedangkan pantauan partikulat PM10 tanggal 23 September 2019 berada pada kategori sedang hingga tidak sehat. Kemudian perkembangan pada 24 September 2019 pukul 10.00 WIB konsentrasi partikulat PM10 sudah menurun menjadi kategori sedang karena turunnya hujan.

"Namun, di sisi lain hujan asam berpeluang terjadi akibat adanya asap dan partikel debu yang terkandung dalam air hujan yang turun di wilayah tersebut," ujarnya.

Hujan asam secara umum membahayakan kesehatan dan merugikan petani, karena dapat menjadi rusak hasil pertanian.

"Berdasarkan hasil pengukuran kimia air hujan di Laboratorium Kualitas Udara di Stasiun Klimatologi Deli Serdang pada hari Senin, 23 September 2019, derajat keasaman air hujan berada pada pH 5,5 dan sudah termasuk kriteria hujan asam," kata Damanik.

Untuk diketahui masyarakat umum, kategori hujan asam terjadi bilamana air hujan memiliki pH berkisar antara 4,1-5,5. Sementara untuk kategori hujan asam tinggi apabila pH mencapai 3-4 dan hujan asam terkategori ekstrem apabila pH kurang dari 3.

"Sedangkan, pH air hujan dikatakan ideal bila berada pada rentang pH 5,6-6,0," kata dia.

Damanik melanjutkan, saat ini sebagian besar wilayah Sumatera Utara telah memasuki musim hujan dan berdasarkan analisis dinamika atmosfer berupa analisis arah angin (streamline), sudah menunjukkan terjadinya perubahan di wilayah Sumatera Utara, dari yang sebelumnya arah angin berasal dari Tenggara hingga Selatan, saat ini menjadi dari arah Timur hingga Tenggara.

Selain itu, berdasarkan pantauan titik api (hotspot) update tanggal 24 September 2019 pukul 10.00 WIB, belum terpantau adanya hotspot di wilayah Sumatera Utara.

"Berdasarkan analisis citra sebaran asap di wilayah Sumatera Utara, umumnya sebaran asap terlihat sudah berkurang, namun masih signifikan di sebagian wilayah pantai timur hingga lereng timur seperti di Kota Medan, Kab. Deli Serdang, Kab. Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kab. Simalungun, Kab. Asahan, Kota Tanjung Balai, dan Kab. Labuhan Batu", kata Damanik.

Siswa di SumutPelajar SD Negeri 173134 Lumban Baringin Desa Simanungkalit, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara memakai masker antisipasi dampak kabut asap. (Foto: Tagar/Jumpa P Manullang) 

Dalam beberapa hari ke depan, BMKG memprakirakan di sebagian besar wilayah Sumatera masih berpeluang terjadi hujan dengan kategori ringan hingga sedang pada malam hingga dini hari.

"Namun, untuk mengantisipasi kerugian akibat terjadinya hujan asam, diharapkan masyarakat dan stakeholder terkait tetap mengupayakan langkah yang harus ditempuh untuk mengurangi dampak yang dapat terjadi, khususnya di bidang pertanian dan kesehatan," tuturnya.

Tanaman Ikut Terdampak

Sesuai penuturan petani cabai di wilayah itu, pengalaman beberapa tahun silam dari dampak kabut asap bisa merusak tanaman.

"Ciri khasnya menguning, keriting daun dan bakal buah. Jelas akibat minimnya proses asimilasi bantuan sinar matahari," kata Halomoan Simanjuntak, 43 tahun, petani cabai di Sipoholon.

Kerusakan tanaman itu dibenarkan petani lainnya, Mangasi Simanungkalit, 51 tahun. "Kami mengalami dampak kerugian akibat kerusakan oleh kabut asap. Apalagi setelah turun hujan, akan disiram dengan hujan asam akibat kabut asap itu," kata Mangasi.

Petani meminta pemerintah agar menurunkan tim pemberi solusi dampak asap kepada petani seperti di Sipoholon.

"Sebenarnya kami butuh penanganan untuk menangkal dampak kabut asap ini," kata dia.

Menanggapi tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Tapanuli Utara, Ir Sondang EY Pasaribu, memberi tips penanggulangan kepada petani.

"Cara mengatasinya, menyemprot dengan air bersih satu kali dua hari (sore hari) dan menambah bahan organik/kompos untuk menjaga kelembaban tanah. Dan kalau bisa menunda dulu jadwal tanam sampai musim penghujan turun," kata dia, di Tarutung, Sabtu 21 September 2019. [] 

Berita terkait
Kabut Asap Kebakaran Hutan Mulai Mengepung Aceh
Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Pulau Sumatera mulai meluas ke Banda Aceh. Diharapkan masyarakat memakai masker.
Kebakaran Hutan di Pulau Seram Mulai Mereda
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, mulai mereda.
Semeru dan Empat Gunung yang Terdampak Kebakaran Hutan
Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami kebakaran lahan, apinya menjalar hingga Ranu Kumbolo. Selain itu terdapat empat gunung lain di Jawa, hangus.