KBRI Pulangkan Ratusan WNI dari Timor Leste Akibat Lockdown

KBRI di Dili, Timor Leste, telah memulangkan 226 warga negara Indonesia (WNI) ke Indonesia selama Januari 2021.
Dua warga negara asing (WNA)ikuti proses karantina setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 29 Desember 2020. Pemerintah Indonesia memutuskan melarang seluruh WNA masuk wilayah Indonesia mulai 1 Januari hingga 14 Januari 2021, hal tersebut dilakukan guna mencegah munculnya varian baru virus corona yang memiliki daya tular yang sangat cepat yang tengah marak di inggris dan Eropa. (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)

Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili, Timor Leste, telah memulangkan 226 warga negara Indonesia (WNI) ke Indonesia selama Januari 2021. Mereka dipulangkan karena diberlakukannya penutupan sementara atau lockdown akibat adanya Covid-19.

Para WNI dipulangkan ke tanah air melalui Kupang, Nusa Tenggara Timur, melalui program repatrasi mandiri.

"Awal Januari 2021 ada 118 orang WNI yang kami fasilitasi menggunakan pesawat NAM Air. Lalu Kemarin (22/1) kami juga sudah pulangkan 108 orang menggunakan maskapai Citilink," kata Dubes Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus, Sabtu, 23 Januari 2021.

Mereka yang pulang adalah pekerja migran Indonesia seperti pekerja konstruksi, tenaga mekanik/mebel karyawan perusahaan serta pengusaha yang membuka usaha di negara ini.

Baca juga: Telkomcel Rilis MyTimor, Aplikasi Transportasi Online Pertama di Timor Leste

Hal ini disampaikan berkaitan dengan pemulangan WNI di Timor Leste menggunakan fasilitas repatrasi mandiri, akibat adanya penutupan sementara atau lockdown akibat adanya Covid-19 di negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia itu. 

Sahat mengatakan bahwa WNI yang ingin pulang ke Indonesia adalah WNI yang memang sudah bertahun-tahun tidak pulang bertemu keluarga. Sehingga KBRI pun memfasilitasi mendatangkan pesawat dan melakukan nego sehingga harganya sesuai dan WNI yang membayarnya. 

"Mereka yang pulang adalah pekerja migran Indonesia seperti pekerja konstruksi, tenaga mekanik/mebel karyawan perusahaan serta pengusaha yang membuka usaha di negara ini," tuturnya. 

Ia pun berterima kasih kepada pemerintah Provinsi NTT khususnya kepada gubernur NTT Viktor B Laiskodat dan jajarannya yang sudah memfasilitasi menerima kedatangan WNI dari Timor Leste tersebut. 

Saat ini ujar dia ada kurang lebih 60 ribuan WNI yang adan di Timor Leste. Kebanyakan adalah mereka yang menjalankan bisnis di daerah itu.Seperti pekerja informal, yang bekerja di toko, hotel pengusaha informal keluarga KBRI, pegawai BUMN seperti Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, PT WIKA dan BUMN lainnya. 

Baca juga: BPS: Timor Leste Negara Asal Turis Terbanyak di RI

Lebih lanjut ujar dia jika ada WNI yang ingin kembali ke Timor Leste diperbolehkan di masa pandemi ini namun, hanya bisa kembali jika jadwal buka PLBN Timor Leste an mendaftar di Kedubes dan Konsultan Timor Leste di Atambua, sambil menunjukan visa kerjanya. 

"Sementara bagi yang visa turisbelum boleh masuk selama negara masih dalam keadaan darurat. Tetapi kalau pekerja migas, diplomat dan situasi darurat bisa masuk,"ujar dia. 

Terkait kondisi keamanan, ujar dia hubungan baik dan koordinasi penjgaan di batas negara lancar dan tertib saja. Pintu keluar masuk melalui darat di PLBN di NTT hanya di buka dari Timor Leste setiap 17 hari untuk orang. Sementara Rabu dan Jumat untuk logistik barang. []

Berita terkait
Pemprov NTT Tutup Pintu Perbatasan ke Timor Leste
Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona, maka Pemprov NTT menutup pintu perbatasan antara Indonesia dengan Negara Timor Leste
Xanana Gusmao Bentuk Koalisi Baru di Timor Leste
Sebuah koalisi yang terdiri dari enam partai siap membentuk pemerintahan baru di Timor Leste yang dipimpin oleh Xanana Gusmao.
Tim Timor Leste, Ujian Pertama PSM di Piala AFC
PSM Makassar menghadapi ujian pertama di Piala AFC. Di laga pertama playoff, mereka menghadapi juara Liga Timor Leste, Laleno United.
0
Untuk Pertama Kali Korea Selatan Ikut KTT NATO
Korea Selatan diundang sebagai negara mitra untuk menghadiri pertemuan puncak aliansi militer yang terdiri dari 30 negara itu