Yogyakarta - Puluhan pengunjung ada di Taman Pintar Book Store, Yogyakarta, siang itu, Selasa, 21 Juli 2020. Sebagian memilih-milih buku di kios-kios, beberapa membuka-buka halaman buku yang dipegangnya. Para pedagang dengan ramah menyilakan pengunjung untuk memilih buku yang dicarinya. Sesekali mereka masuk ke dalam kios untuk mencarikan buku yang dibutuhkan calon pembeli.
Pedagang lain yang sedang tidak melayani pembeli, tampak menikmati semangkuk mie ayam pesanannya, sambil sesekali menyapa pengunjung yang melintas dan menawarkan dagangannya.
Taman Pintar Book Store terletak hanya beberapa ratus meter ke arah selatan Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Ada 124 kios buku di kompleks penjual tersebut. Sebagian pedagang telah menjual buku sejak puluhan tahun lalu, saat kios-kios penjual buku masih terletak di pusat perbelanjaan, sekitar seratus meter dari lokasi sekarang.
Sejak masih terletak di kawasan pusat perbelanjaan hingga di lokasi saat ini, kios penjualan buku itu sangat populer bagi warga Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk di kalangan pelajar atau mahasiswa dari luar Yogyakarta yang menempuh studi di kota ini.
Selain harga buku yang cukup miring, di tempat ini para pelanggan juga bisa menemukan buku-buku lawas atau buku bekas, yang sebagian tidak lagi dijual di tempat lain.
Beberapa belas tahun lalu, para pedagang buku itu juga menyediakan kliping hingga skripsi atau karya ilmiah lain. Tapi sekarang buku-buku itu tidak lagi tersedia, sebab peminatnya semakin hari semakin berkurang.
Kalau yang jutaan itu buku-buku kedokteran, kan mahal-mahal. Ada yang Rp 1,5 juta. Kalau yang Rp 5 ribuan kayak komik, majalah, ada yang second ada juga yang baru harga Rp 5 ribuan, kayak cerita-cerita anak.
"Dulu ada kliping, skripsi, tapi sekarang sudah enggak laku," ucap seorang pedagang, Rahmatullah, 60 tahun, yang mengaku berdagang buku sejak 1982.
Ada beberapa faktor yang menurut perkiraannya mempengaruhi penjualan di tempat itu, di antaranya adalah e-book dan mudahnya mencari literatur di internet. Hal lain adalah gencarnya toko-toko buku besar menggelar pameran dengan memberikan diskon atau potongan harga.
Harga Dua Ribu Hingga Jutaan
Salah satu keunggulan kios-kios buku di Taman Pintar Book Store adalah harga buku yang cukup miring. Untuk buku-buku tertentu, pengunjung dapat membeli dengan harga Rp 2 ribu per eksemplar, meski ada juga buku-buku yang harganya mencapai jutaan rupiah.
Buku-buku yang harga jualnya mencapai jutaan rupiah adalah buku-buku ilmu kedokteran, sementara buku-buku yang kisaran harganya antara Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu adalah buku komik dan buku cerita anak.
"Kalau yang jutaan itu buku-buku kedokteran, kan mahal-mahal. Ada yang Rp 1,5 juta. Kalau yang Rp 5 ribuan kayak komik, majalah, ada yang second ada juga yang baru harga Rp 5 ribuan, kayak cerita-cerita anak," kata pria yang memiliki delapan kios buku ini.
Mengenai perbandingan peminat buku bekas dan buku baru, Rahmatullah mengatakan saat ini persentasenya jauh lebih banyak peminat buku-buku baru, yakni mencapai 70 hingga 80 persen dari total pembeli.
Minat pembeli mengalami pergeseran dibandingkan beberapa tahun lalu. Dulu, jumlah peminat buku baru dan buku bekas, jumlahnya hampir sama. Apalagi sekarang sudah sangat jarang orang yang datang menawarkan buku-buku lawas atau buku-buku antik, demikian pula dengan peminatnya.
"Sekarang lebih besar buku baru, sekitar 70 banding 30 sampai 80 banding 20. Kalau sekarang yang laku buku-buku baru. Kalau dulu bisa fifty-fifty, tahun 2000-an. Sekarang cenderung baru yang dicari," ujarnya.
Rahmatullah mengatakan tidak tahu pasti penyebab bergesernya minat pembeli tersebut, tapi menurutnya kemungkinan besar disebabkan perubahan kurikulum. "Ra iso le nerangke, Mas (Saya nggak bisa menjelaskan, Mas) Pokoknya bedalah Mas."
Persentase keuntungan penjualan buku bekas lebih besar daripada keuntungan menjual buku baru, kata Rahmat, perputaran uang juga jauh lebih cepat dari penjualan buku baru. "Yang dijual di sini itu buku umum, buku pelajaran, buku untuk perguruan tinggi, agama, dan lain-lain. Yang paling laku buku pelajaran dan buku agama."
Omzet Turun Sebesar 80 % Saat Pandemi
Pandemi Covid-19 menurut Rahmatullah, cukup mempengaruhi omzet para pedagang buku di lokasi itu. Omzet mereka menurun drastis sampai 80 persen dari hari-hari normal. Penurunan omzet ini terjadi sejak Maret 2020. Kabar baiknya, saat ini perlahan kondisi stabil, pengunjung pun mulai kembali berdatangan.
Pada saat terjadi penurunan omzet dan beberapa pemilik kios menutup lapak, Rahmatullah berusaha tetap bertahan. Dia tidak menutup kios, meski harus nombok untuk menggaji karyawan selama pandemi. "Saya buka terus, walaupun turun drastis penjualan tapi alhamdulillah enggak sampai zonk. Ya kadang nombok, tapi enggak banyak. Kalau pas lakunya sedikit, itu untuk bayar karyawan saja enggak cukup."
Rahmat merasa beruntung, "Dibandingkan nombok dengan enggaknya ya lebih banyak enggaknya. Walaupun sedikit tetap ada pemasukan."
Selain duka akibat berkurangnya pembeli saat pandemi, Rahmatullah mengaku banyak juga suka yang dialaminya selama menjadi pedagang buku. Salah satunya adalah saat musim tahun ajaran baru, sebab omzetnya bisa meningkat hingga dua kali lipat. "Sukanya itu kalau pas borongan, misale borongan dari sekolahan. Paling ramai kalau pas tahun ajaran baru. Omzet bisa naik sampai dua kali lipat."
Tempat Tujuan Utama
Taman Pintar Book Store menjadi tujuan utama orang-orang yang berniat membeli buku. Seperti dikatakan seorang pengunjung, Nurhadi, 40 tahun.
Menurut Nurhadi, dirinya selalu menuju kawasan Taman Pintar Book Store jika membutuhkan buku. Baik itu buku pelajaran untuk anak-anaknya maupun buku-buku lain seperti komik, buku cerita anak, maupun buku mewarnai.
Bahkan saat dirinya masih sekolah, yakni sekitar tahun 1996, toko-toko buku di kawasan ini menjadi pilihan utama sebelum ke tempat lain. "Istilahe nggo jujugan. Nek misale buku sing digoleki ora ono neng kene, lagi golek neng tempat liyane. (Istilahnya untuk tujuan utama. Kalau buku yang dicari tidak tersedia di sini, baru cari ke tempat lain)."
Nurhadi mengatakan tidak menemukan buku yang dicari adalah sangat jarang terjadi. "Pokoke lengkap, Mas. Arep golek buku kisah nabi yo ono. Golek TTS yo ono, komik lawas koyo Donal Bebek karo Bobo yo ono juga. (Pokoknya lengkap, Mas. Mau cari buku kisah nabi, ada. Cari TTS - teka teki silang - juga ada, komik lawas seperti Donal Bebek atau Bobo juga ada)."
Selain koleksi buku yang dijual cukup lengkap, alasan lain Nurhadi memilih tempat ini sebagai tujuan utama adalah lokasinya yang mudah dijangkau dan dekat dengan pusat perbelanjaan. Sehingga sekali jalan dia bisa menyelesaikan beberapa urusan, termasuk mengantar sang istri berbelanja. []
Baca cerita lain:
- Bahan Klepon Halal Semua Kok Dibilang Enggak Islami
- Jenazah Covid Siap Masuk Liang Lahat, Tanah Ambrol