Kasus DBD di Aceh Singkil Meningkat 4 kali Lipat

Kasus DBD di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh meningkat drastis tahun 2019.
Demam berdarah identik dengan penyakit yang muncul pada musim penghujan saat ini. Semakin dini seseorang diketahui menderita demam berdarah, makin mudah ditangani dan tidak mudah jatuh ke berbagai komplikasi seperti syok dan perdarahan yang lebih sulit ditangani. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

Singkil - Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil mencatat angka kasus luar biasa wabah Demam Berdarah Dengua (DBD) meningkat drastis untuk wilayah Aceh Singkil tahun 2019.

"Tahun 2019 berdasarkan data dari sejumlah Puskesmas di Aceh Singkil, ada 187 kasus luar biasa DBD, jika dibandingkan dengan tahun 2018 lalu yang hanya 57 kasus, atau hampir empat kali lipat," kata Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil, Lisna Winda, Rabu 18 Desember 2019.

Kata Lisna kasus DBD di Aceh Singkil sangat meningkat drastis mulai bulan September hingga akhir Desember 2019. Namun dari 11 Kecamatan di Aceh Singkil hanya tujuh kecamatan yang terjangkit kasus DBD, yakni Kecamatan Pulau Banyak Barat, Singkil, Singkil Utara, Gunung Meriah, Simpang kanan, Singkohor dan Danau Paris.

Lisna menyebutkan kasus DBD, di Kecamatan Pulau Banyak 5 orang, Singkil 25 orang, Singkil Utara 14 orang, Gunung Meriah 119 orang, Simpang Kanan 20 orang, Singkohor 2 orang dan Danau Paris 2 orang.

"Akibat faktor perubahan musim pancaroba dari kemarau ke musim hujan, dimana perindukan (tempat nyamuk bertelur) berkembang sangat cepat akibat banyak genangan air," tutur Lisna.

Baca juga: Warga Aceh Singkil Resah DBD, Fogging Habis Biaya

Menurut Lisna Fogging atau mesin pengasapan dilakukan tidak begitu efektif, sebab penanganannya hanya membunuh nyamuk dewasa saja pada saat itu. Lebih efektif lagi selain fogging perindukan nyamuk dibersihkan.

Artinya, ujar Lisna, fogging tanpa Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) itu tidak berarti, karena perindukan jentik nyamuk akan berkembang lagi.

Kemudian terkait anggaran dana fogging, Lisna mengatakan tidak ada digelontorkan ke Puskesmas-puskesmas, tapi Puskesmas yang mengadakan anggaran karena dana fogging Dinas Kesehatan sangat minim, yakni hanya Rp 100 juta di tahun anggaran 2019 ini.

"Tapi fogging dilimpahkan untuk mengurus anggarannya hanya untuk Puskesmas tertentu, yakni Puskesmas Singkil, Singkil Utara, Gunung Meriah dan Simpang kanan,"jelasnya.

Untuk tahun 2020, fogging direncanakan difokuskan 100 titik rawan, guna memaksimalkan penanganan DBD, namun hendaknya masyarakat juga ikut Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). 

"Selama ini masyarakat minta fogging, tapi saya harapkan masyarakat juga bisa PSN secara menyeluruh, agar searah dan maksimal, yakni Menguras, Menutup dan Membersihkan (3M)," ujarnya.

Selanjutnya petugas Dinas Kesehatan akan turun lapangan survei angka bebas jentik di atas lima persen atau penyelidikan Epidemologi, selama lima hari guna memutus mata rantai perkembangbiakan DBD.

"Memang yang sangat dikhawatirkan pada kasus DBD pada pasien adalah adanya pendarahan, akibat trombositnya rendah, karena berakibat fatal jika tidak intensif dalam perawatan," ucapnya.

Sedangkan terkait laporan kasus DBD nantinya akan dikaitkan, pada tiga kategori, yakni Pateki, trombosit dibawah 100 ribu, dan penurunan hematokrit.

"Bila tiga kriteria ini sudah ada pada korban pengidap, maka positif DBD. tapi jika kurang dari tiga kriteria tersebut, berarti statusnya hanya demam Dengue," jelasnya.

Saat sekarang ini, tuturnya, Dinas Kesehatan di penghujung tahun tak sanggup melakukan fogging terkait minimnya anggatan. 

"Saya berharap masyarakat memakai lotion anti nyamuk karena nyamuk DBD hanya menyerang pada siang hari," tuturnya. []

Berita terkait
Kakek 54 Tahun Cabuli Anak Di Bawah Umur di Aceh
Warga Aceh Utara, Aceh, berinisial S, 54 tahun diduga telah mencabuli tiga orang anak yang masih berusia di bawah umur.
Seorang Bocah yang Hanyut di Aceh Ditemukan Tewas
Seorang anak dikabarkan tewas saat sedang berenang di aliran Sungai Desa Meunasah Kumbang Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, Aceh.
Dugaan Korupsi Rp 21 M di Aceh Singkil Mangkrak
Kejaksaan Tinggi Aceh diminta mengambil alih kasus dugaan korupsi jalan Singkil-Teluk Rumbia senilai Rp 21 miliar.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.