Jurus Ribuan Pendekar untuk Indonesia Damai

Ribuan pendekar dari berbagai daerah di Indonesia dan luar Indonesia unjuk kebolehan dalam Pencak Malioboro Festival 2019.
Pendekar dari perguruan pencak silat tradisional memperagakan jurus di depan panggung kehormatan di Malioboro Yogyakarta, Minggu 8 September 2019. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Ribuan pendekar dari berbagai daerah di Indonesia unjuk kebolehan dalam Pencak Malioboro Festival 2019, Minggu 8 September 2019. Pesilat dari sejumlah negara seperti Malaysia, Jerman, Hungaria, Jepang dan lainnya, ikut berpartisipasi dalam acara itu.

Mereka pawai menyusuri sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta. Tercatat ada 6.995 pendekar dari 70 perguruan silat tradisional atau Tangtungan dari berbagai aliran meramaikan acara itu.

Di depan panggung, para pendekar ini menunjukkan jurus-jurus andalan masing-masing perguruan silat. Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X yang duduk di panggung tampak terkesima dengan jurus-jurus yang diperagakan.

Begitu juga tamu kehormatan lainnya dan para penonton di sekitar panggung.  Tepuk tangan membahana di sela-sela para pendekar memperragakan jurus hasil kreasinya. "Jurusnya keren-keren. Seperti adegan di film-film mandarin," kata Fahmi, 40 tahun.

Humas Tangtungan Project Shinta Kertasari  mengatakan, pawai para pesilat ini merupakan satu dari rangkaian Pencak Malioboro Festival 2019. Pawai diikuti 6.995 peserta, baik pemerhati dan praktisi pencak silat tradisional dari berbagai daerah dan luar negeri.

Menurut dia, pawai pendekar ini bertujuan lebih memasyarakatkan pencak silat sebagai budaya leluhur bangsa. "Masyarakat bisa melihat lebih dekat keberagaman pencak silat tradisional Indonesia serta atraksi (jurus) yang diperagakan," kata dia.

Di depan panggung itu, beberapa perguruan tinggi silat memperagakan  jurus yang menjadi andalan atau inovasi masing-masing. Ada atraksi atau jurus yang dimainkan secara induvidu dan kolektif. Ada juga jurus berbasis tangan kosong maupun bersenjata seperti tongkat, pedang, parang, celurit dan lainnya.

Even ini merupakan ajang silaturahmi dengan satu semangat yang sama. Semangat melestarikan dan mencintai budaya bangsa, serta semangat menghargai keberagaman dalam satu kesatuan keluarga pencak silat.

Menurut dia, pencak silat sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan Indonesia. Keberadaannya tidak sekedar sebagai olahraga, tapi lebih menitik beratkan dalam membangun pendidikan karakter. "Nilai filosofinya adalah pendidikan karakter," kata dia.

Pada kesempatan itu, ribuan pesilat juga membacakan ikrar Indonesia Damai. Pembacaan ikrar diwakili oleh Nazarius Sudaryono selaku sesepuh silat tradisional Indonesia.

Dua hal dalam ikrar itu. Pertama, menggunakan momentum dan acara ini untuk membangun, merawat dan mengembangkan persaudaraam sejati sebagai sesama anak bangsa yang berperikemanusiaan.

Beragam perbedaan ekonomi, sosial, budaya dan politik yang menjadi latar belakang kami adalah kekayaan kehidupan berbangsa yang justru semakin mendorong kesatuan kami.

Kedua; menjaga, merawat dan mengembangkan pencak silat sebagai warisam budaya keluhur; tempat kami menempa diri menjadi ksatria berbudi pekerti luhur, samapta jasmani, serta cerdas berkreasi dalam jalinan hubungan tulus saling asih, asah dan asuh demi tumbuh kembangnya talenta anak bangsa yang merdeka hingga mengharumkan negeri.

Selama acara ini,  panitia penyelenggaraan selalu berusaha mandiri, menjauhkan dari donatur agar tidak jauh dari beebagai kepentingan dan politik. "Kami mengemban amanat para guru untuk menjauhkan budaya pencak silat dari berbagai kepentingan dan politik," ujar Shinta.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X berharap even Pencak Malioboro Festival dari Yogyakarta ini, misi Indonesia Damai dapat tersebar luas ke seluruh Nusantara. "Pencak silat mampu menyatukan banyak perbedaan dalam satu kecintaan demi Indonesia Damai," katanya.

Dia mengatakan, pencak silat yang merupakan budaya leluhur bangsa harus terus dirawat, dijaga dan dikembangkan. Pencak silat mampu mengharumkan Indonesia, sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata bagi daerah, termasuk Yogyakarta. []

Baca juga:

Berita terkait
Penampakan Langit Yogyakarta Sepanjang Hari Minggu
Sepanjang Minggu, 8 September 2019, Kota Yogyakarta sejak pagi sampai menjelang Magrib cuaca sangat cerah. Langit di Yogyakarta sangat memesona.
Ribuan Pendekar Seluruh Dunia Berkumpul di Yogyakarta
Ribuan pendekar dari seluruh dunia akan meramaikan Malioboro Festival. Ini rangkaian kegiatannya
Ketika Iriana Jokowi di Pasar Beringharjo Yogyakarta
Semua mata tertuju pada Ibu Negara Iriana Jokowi yang berjalan anggun di tengah keramaian Malioboro hingga Pasar Beringharjo Yogyakarta.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.