Pertama Kali, Festival Sastra Digelar di Yogyakarta

Festival Sastra Yogyakarta atau Jogja Literature Festival (Joglitfest) untuk pertama kalinya digelar pada tahun ini.
Dinas Kebudayaan DIY bekerja sama dengan Indonesiana menggelar Festival Sastra Yogyakarta untuk pertama kalinya. (Foto: Tagar/Switzy Sabandar)

Yogyakarta- Festival Sastra Yogyakarta atau Jogja Literature Festival (Joglitfest) untuk pertama kalinya digelar pada tahun ini.

Rangkaian acara sudah berlangsung sejak akhir Agustus 2019 dan puncak acara pada 27-September 2019 di Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Perhelatan ini diinisiasi oleh Indonesiana, platform gotong royong Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY.

Acara yang menghadirkan bursa buku, workshop, pemutaran film, dan pameran naskah, ini juga mengundang sejumlah sastrawan Tanah Air untuk berbagi cerita dan keterampilan menulis.

"Festival ini bertujuan untuk mendekatkan dunia sastra dengan publik, sekaligus menjalin relasi dengan masyarakat sastra di dalam dan di luar Yogyakarta," ujar Suharmono Arimba, ketua panitia Joglitfest, Selasa 3 September 2019.

Tidak hanya itu, untuk jangka panjang kegiatan ini ingin menjadikan Yogyakarta sebagai poros sastra nasional.

Dalam pembacaan sastra ada juga sembilan peserta dari sembilan negara di Afrika, Asia, dan Amerika

Ia menilai Yogyakarta dipilih sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan ini karena Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kebudayaan yang aktif melahirkan seniman dan sastrawan dari waktu ke waktu.

Secara umum, kegiatan Joglitfest dibagi menjadi dua kategori, yakni pertunjukan dan non pertunjukan. Kegiatan pertunjukan meliputi, pembacaan karya sastra, pemanggungan karya sastra, dan pagelaran seni sastra.

Sedangkan non pertunjukan, terdiri dari, workshop, pertemuan penerbit, instalasi rupa sastra, dan sebagainya.

Suharmono menyebutkan, peserta aktif Joglitfest sebanyak 100 orang dengan persentase 50 persen berasal dari luar DIY.

"Dalam pembacaan sastra ada juga sembilan peserta dari sembilan negara di Afrika, Asia, dan Amerika," ucapnya.

Kurator Indonesiana, Ade Tanesia, mengungkapkan sastra di Yogyakarta memiliki sejarah panjang dan ekosistem yang kuat.

"Memang sebagian perhelatan sastra sudah dilakukan secara mandiri di Yogyakarta, tetapi pemerintah juga punya tanggung jawab untuk mengkonsolidasikan secara rutin, caranya lewat Joglitfest ini," tutur Ade. []

Berita terkait
Festival Band Selawat Buktikan Musik-Sastra Tidak Haram
Festival Band Selawat yang terselenggara di Yogyakarta menegaskan, apabila ada yang memandang musik-sastra haram, itu adalah anggapan yang keliru.
Gus Mus: Saatnya Sastra Menjadi Panglima Perbaikan Bangsa
'Kini sudah saatnya perbaikan bangsa ini panglimanya adalah sastra. Ekonomi yang menjadi panglima sudah, namun terbukti ambruk.'
Gunung Ungaran, Karya Pamit NH Dini pada Sastra Indonesia
Novel Gunung Ungaran karya NH Dini baru saja dirilis pada tahun 2018.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.