Banda Aceh - Para penyintas perlu berbagi pengalaman bagaimana rasanya terinfeksi virus corona dan kemudian dirawat sebagai penderita penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Penyintas merupakan mereka yang pernah menderita Covid-19 dan kemudian sembuh kembali.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani mengatakan mereka disebut penyintas karena mampu mempertahankan hidupnya dari ancaman kematian akibat Covid-19.
“Para penyintas tersebut memiliki pengalaman merasakan sakit dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit. Bila pengalaman itu dibagi dengan orang lainnya memiliki daya persuasif yang tinggi dan mengubah persepsi yang keliru tentang virus corona,” kata, Saifullah, Selasa, 2 November 2020 di Banda Aceh.
Sebab, lanjut Saifullah, masih banyak kalangan di sekitar kita yang belum benar-benar yakin virus corona itu ada dan nyata meski tidak kasat mata. Pengalaman nyata para penyintas dapat mengubah persepsi keliru tersebut, sehingga mereka mau menjalankan protokol kesehatan dengan penuh kesadaran.
Bila pengalaman itu dibagi dengan orang lainnya memiliki daya persuasif yang tinggi dan mengubah persepsi yang keliru tentang virus corona.
Menurut Saifullah, para penyintas tidak perlu merasa malu mengakui pernah menderita Covid-19 dan berbagi pengalaman itu dengan orang-orang di sekitarnya. Penyakit Covid-19 bukanlah kutukan, dan bukanlah aib yang harus disembunyikan. Pengalamannya itu bahkan memiliki nilai dakwah dan bahkan amal ibadah.
Baca juga: Bertambah 31, Kasus Positif Corona di Aceh Menjadi 7.457
Para penyintas Covid-19 di Aceh, atau orang-orang yang sembuh dari Covid-19 sudah mencapai 5.654 orang, baik yang pernah dirawat di rumah sakit maupun Orang Tanpa Gejala (OTG) yang telah sembuh.
“Apabila setiap penyintas itu berbagi pengalamannya kepada 10 orang teman dekat dan juga tetangga, dampaknya sangat besar untuk memperpendek masa pandemi ini,” katanya. []