Jual Narkoba untuk Resepsi Nikah di Hotel Mewah

Kekuatan cinta membuat Triadi Setia Budi berani melakukan sesuatu untuk pertama kali. Jualan narkoba demi pesta pernikahan di hotel mewah.
Triadi Setia Budi (kiri) menjalani prosesi akad nikah di hadapan penghulu di Masjdi Al Ikhsan Mapolrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 24 November 2019. (Foto: Tagar/Muhammad Ilham)

Makassar - Laki-laki muda itu duduk bersila di hamparan sajadah, mengucap ijab kabul di hadapan penghulu. Prosesi nikah bukan di hotel mewah, tapi di masjid dekat penjara di lingkungan Markas Kepolisian Resor Kota Besar Makassar. Tragedi bermain-main dengan narkoba.

Keinginan menggelar resepsi nikah dengan gadis pujaan hati di hotel mewah selamanya menjadi mimpi. Kenyataan berbanding terbalik. 

Hal itu terjadi pada laki-laki muda itu. Namanya Triadi Setia Budi. Usianya baru 21 tahun. Sirna segala rencana indah. Kepahitan terhampar di depan mata. Masa depan tak jelas arah. 

Gara-gara menerjemahkan kekuatan cinta dengan salah kaprah. Menjual narkoba jenis sabu dengan maksud mencari uang untuk membiayai pesta di hotel mewah. Yang didapat dirinya ditangkap polisi, diborgol, dilempar ke balik jeruji besi. Lenyap segala angan indah. 

Hanya mau nikah jadi saya cari uang.

Namun cinta mempunyai logikanya sendiri. Si gadis pujaan hati, walau calon suami menunjukkan perilaku tidak terpuji, ia tetap ingin dinikahi. Jadilah pernikahan dilakukan di Masjid Al Ikhsan di lingkungan Markas Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, Minggu pagi, 24 November 2019. Jauh dari kesan mewah. Prihatin mengiris hati.

Triadi Setia Budi mengenal gadis pujaan hati yang tidak disebutkan namanya itu lima bulan lalu. Ia ingin mempersembahkan kesan indah pada hari pernikahan di sebuah hotel mewah di Kota Makassar. Tanggal telah ditentukan. Undangan telah disebar. 

Tiga hari jelang hari H, Triadi ditangkap personel Tim Hiu Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Makassar. Ia diduga pelaku peredaran dan penyalahgunaan narkotika jenis sabu.

“Saya jualan sabu kurang lebih ada dua minggu, sebelumnya belum pernah. Hanya mau nikah jadi saya cari uang. Untuk uang panainya itu dari orang tua sebesar Rp 50 juta dan jualan sabu ini untuk membuka kamar di hotel,” kata Triadi di kantor polisi.

Pesta SabuIlustrasi narkoba jenis sabu. (Foto: Pixabay)

Minggu itu sekitar pukul sepuluh pagi, Triadi memakai jas berwarna hitam, celana kain warna abu-abu, dan kopiah. Ia keluar dari sel tahanan Kepolisian Resor Kota Besar Makassar, berjalan masuk ke dalam masjid. Ia duduk bersila di hamparan sajadah, mengucapkan janji suci di hadapan penghulu, disaksikan sanak keluarga.

Beberapa di antara yang hadar tampak sedih dan berlinang air mata. Mereka menyesali nasib Triadi.

Sang pujaan hati hadir dengan riasan sederhana. Ia tidak dapat menahan air matanya, melihat sang suami yang dicintainya ditahan di kantor polisi

Triadi adalah warga BTN Asabri, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ia mengaku berurusan dengan narkoba kali ini adalah pengalaman pertama. Ia belum pernah melakukan sebelumnya. Ia dua minggu mengedarkan sabu sampai kemudian dibekuk polisi.

Triadi mengatakan menjual narkotika jenis sabu untuk menambah biaya resepsi pernikahan yang terbilang cukup mahal yang rencananya akan digelar di salah satu hotel di Makassar. 

Ia seorang teknisi listrik, hasil pekerjaannya ini tidak cukup untuk membiayai acara pernikahan. 

***

Baru sekali jualan narkoba, Triadi ditangkap polisi, tiga hari sebelum jadwal menikah. Tepatnya pada Kamis, 21 November 2019 di Jalan Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan sekitar pukul 20.00 Wita. 

Pada saat tersebut, Triadi sedang bersama rekan bernama Ishak 22 tahun. Keduanya dibekuk polisi.

“Triadi ditangkap karena jualan sabu,” kata Kepala Satuan Narkoba Polrestabes Makassar, Komisaris Polisi Diari Astetika.

Triadi ditangkap sebagai pengedar sabu, sesuai aturan tidak bisa melangsungkan pernikahan di tempat yang telah direncanakan. Padahal undangan resepsi sudah disebar jauh-jauh hari.

Atas dasar kemanusiaan yang juga diatur dalam undang-undang, Triadi diizinkan menikah di Masjid Al Ikhsan Mapolrestabes Makassar.

"Saya tidak memberikan kebijakan dalam melaksanakan pernikahan di luar mako. Kalau Triadi mau melaksanakan pernikahan, harus di Mapolrestabes. Ya, di masjid saja," kata Diari.

Diari mengatakan Triadi nekat menjual sabu untuk menambah biaya pernikahan.

“Ia melangsungkan pernikahan nanti di hotel. Sehingga ia jual sabu untuk tambah-tambah biaya pesan kamar hotel nantinya," kata Diari.

Saat Triadi ditangkap, pihak kepolisian menemukan barang bukti berupa sabu sebanyak 17 saset siap edar dan satu saset narkotika jenis tembakau sintetis.

Triadi terancam hukuman 20 tahun penjara karena melanggar pasal 114 ayat 1 dan atau pasal 112 ayat 2 Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.

***

Triadi setelah mengucapkan ijab kabul, tampak wajahnya tersenyum gembira. Begitu juga kekasihnya dengan senyum manis. Walaupun setelah mengucap janji selalu bersama dalam suka duka, keduanya akan dipisahkan tebalnya dinding tembok sel tahanan kantor polisi.

Mereka harus menerima kenyataan tak ada pesta mewah, tak ada banyak tamu undangan. Hanya ada keluarga inti.

Saat Triadi harus kembali ke sel tahanan, dijaga ketat petugas, sang istri tak bisa tersenyum lagi. Hanya bisa menangis.

Orang tua serta sahabat juga pasrah, menyesalkan perbuatan Triadi tanpa bisa melakukan apa-apa untuk mengeluarkan Triadi dari penjara.

Seharusnya Triadi bersama sang istri duduk di pelaminan layaknya raja dan ratu sehari. Kenyataannya ia sendirian meringkuk di penjara, menanti ketukan palu sang pengadil yang akan menentukan hukuman yang akan dijalaninya nanti. []

Baca juga:

Berita terkait
Menelusuri Jejak Masjid Paling Kuno di Banten
Tidak banyak tahu kapan Masjid Baitul Arsy di Pandeglang dibangun. Tapi masjid yang dianggap keramat ini sering dikunjungi wisatawan luar daerah.
Misteri Akhir Hidup Tragis Pria Religius di Rembang
Kematian Supriyo Utomo, warga Rembang yang ditemukan gantung diri masih misterius. Namun ia berperilaku tak lazim sebelum ditemukan meninggal.
Cerita Jeurat Panyang, Kuburan 17 Meter di Aceh
Sepanjang jalan menuju Jeurat Panyang di Desa Blang Raja, Kecamatan Babahrot Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh kondisinya bebatuan dan berlubang.
0
Kekurangan Pekerja di Bandara Australia Diperkirakan Samapi Tahun Depan
Kekurangan pekerja di bandara-bandara Australia mulai bulan Juli 2022 diperkirakan akan berlanjut sampai setahun ke depan