Jokowi Didesak Coret Capim KPK yang Rekam Jejak Buruk

Masyarakat Anti Korupsi (MARS) Sulsel mendesak Presiden Joko Widodo mencoret nama-nama Calon Pimpinan (Capim) KPK yang punya rekam jejak dan buruk.
Suasana persidangan terdakwa Henock Budiman Setiawan alias Ming Ho anak Parman dengan agenda pembacaan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum. Jumat 30 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Dzul Achmad)

Makassar - Masyarakat Anti Korupsi (MARS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mendesak kepada Presiden RI, Joko Widodo agar mencoret nama-nama Calon Pimpinan (Capim) KPK yang punya rekam jejak yang buruk dalam pemberantasan korupsi dan kepatuhan dalam melaporkan harta kekayaan (LHKPN).

Desakan kepada orang nomor satu di Indonesia ini diserukan saat puluhan masyarakat yang tergabung dalam MARS menggelar aksi damai di pertigaan jalan Ap Pettarani - Boulevard, Kecamatan Panakkung, Kota Makassar, Sulsel, Jumat 30 Agustus 2019.

Dalam orasinya Koordinator lapangan, Ali Asrawi Ramadhan mengatakan, Panitia seleksi calon pimpinan KPK kini telah meloloskan 20 nama calon pimpinan KPK dalam tes profile assessment, ini merupakan hasil dari seleksi 40 nama calon pimpinan KPK sebelumnya. Dari hasil seleksi ini terpilih beberapa nama yang berasal dari instansi Polri, Kejaksaan, auditor BPK, akademikus, advokat, ASN dan Hakim.

Di antara dua puluh nama yang diloloskan panitia seleksi, terdapat nama-nama yang sedari awal Panitia seleksi bekerja telah disebut-sebut oleh masyarakat sipil mempunyai rekam jejak yang buruk dalam pemberantasan korupsi dan kepatuhan dalam melaporkan harta kekayaan (LHKPN).

Dalam perjalanannya, lanjut peneliti ACC itu, bahwa Panitia seleksi kerap mengabaikan masukan dan informasi dari publik, bahkan pansel mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tidak berdasar dan kontroversial di antaranya, Pansel Menginginkan Unsur penegak hukum yang harus jadi pimpinan KPK, Pansel Ingin Agar KPK Fokus pada Isu Pencegahan Korupsi, Menurut Pansel Kepatuhan LHKPN bagi Pimpinan KPK bukanlah hal yang utama, serta pansel tidak transparan dan terbuka ke publik.

Seharusnya informasi tersebut dijadikan pertimbangan oleh pansel dalam melakukan seleksi, namun faktanya tim seleksi tidak mempertibangkan masukan tersebut.

Hal lain menjadi sorotan masyarakat sipil yakni salah satu tim panelis calon pimpinan KPK, yang merupakan pengacara dari salah satu tersangka koruptor yang saat ini sementara menjalani proses penyidikan di KPK, dan tentunya punya potensi conflik of interest (COI) Logika panitia seleksi ini justru membuat masukan KPK dan masyarakat sipil menjadi tidak bermakna.

"Seleksi calon pimpinan KPK kini tinggal menunggu 10 nama yang akan dipilih oleh presiden Joko widodo sebelum nama-nama tersebut diberikan kepada DPR RI. Olehnya itu presiden Jokowi harus mempertimbangkan masukan semua pihak sebelum memutuskan nama-nama yang nantinya akan menjadi pimpinan KPK," tambahnya.

Selain mendesak Presiden RI untuk mencoret nama Capim KPK yang mempunyai rekam jejak buruk, MARS juga meminta kepada Presiden RI agar memberhentikan panitia seleksi pimpinan KPK yang punya konflik kepentingan dalam menjalankan tugas sebagai panitia seleksi.

"Mendesak Kepada panitia seleksi pimpinan KPK agar transparan dan akuntabel kepada rakyat Indonesia. Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu selamatkan KPK dari segala bentuk pelemahan KPK," seruannya.

Perlu diketahui, Masyarakat Anti Korupsi (MARS) ini merupakan gabungan dari berbagai elemen atau lembaga yakni, ACC-Sulawesi, LBH Makassar, LBH Pers Makassar, SPAK Sulsel , PeRAK Institute, AJI Makassar, Institutet of Community Justice (ICJ) Makassar, Dewi Keadilan, KPI Sulsel, Walhi Sulsel, KontraS Sulawesi, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Sulsel, FOSIS UMI, LPMH Unhas, YASMIB Sulawesi, JAMPER Sulsel. []

Baca juga:

Berita terkait
Demi Nafkahi Anak, IRT di Makassar Bisnis Sabu
IRT di Makassar menjual sabu demi menafkahi anak dan keluarganya. Akibatnya dia di tangkap tim ubur Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Makassar
Sarabba, Minuman Penghangat Badan Khas Makassar
Sarabba, minuman tradisional khas Kota “Daeng” Makassar, Sulsel, yang terbuat dari jahe dan gula merah. Populer di masyarakat dan wisatawan
Polisi Bongkar Gudang Kosmetik Ilegal di Makassar
Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar membongkar peredaran kosmetik ilegal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.