Jokowi, Calon Presiden di Tengah Lautan Hoaks dan Fitnah

Panah-panah hoaks dan fitnah ditancapkan pada calon presiden nomor urut 01 Jokowi. Ini yang ia lakukan.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo akrab disapa Jokowi. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Jakarta, (Tagar 23/3/2019) - Tak berbilang sudah panah-panah hoaks dan fitnah ditancapkan kepada calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. 

Jokowi sejak jelang Pilpres 2014 hingga ia terpilih sebagai presiden adalah lelaki yang sedang berjalan di tengah lautan hoaks, berjalan di tengah lautan fitnah. Berkali ia meluruskan fakta, berkali pula hoaks dan fitnah ditancapkan padanya.

Hoaks dan fitnah berlangsung terus hingga ia maju sebagai capres dalam Pilpres 2019.

Di laman Facebooknya, Sabtu (23/3) Jokowi menyatakan dengan tegas tekadnya menghadapi segala rupa hoaks yang diarahkan padanya jelang hari H pencoblosan Pilpres 2019.

Hoaks yang diarahkan pada Jokowi di antaranya, "PKI, antek asing dan aseng, anti-Islam, anti-ulama, akan melarang azan jika jadi Presiden, akan menghapus pelajaran agama."

Kekuasaan tidak boleh diraih dengan menghalalkan segala cara. Tidak dengan memutarbalikkan fakta, apalagi mengarang cerita, atau menebar berita bohong yang ujung-ujungnya fitnah.

"Itu baru sebagian serangan fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada saya dan mudah ditemukan di media-media sosial. Belum lagi fitnah dan hoaks yang sangat menghina, menyangkut keluarga saya," tulis Jokowi.

"Inilah yang saya terima dan diamkan setidaknya 4,5 tahun ini. Difitnah, saya diam. Dihujat, saya diam. Tetapi hari ini saya sampaikan: fitnah dan hoaks seperti itu, saya akan lawan!" lanjutnya.

Jokowi menjelaskan perlawanan terhadap hoaks bukan untuk dirinya, tapi untuk kepentingan negara.

"Kekuasaan tidak boleh diraih dengan menghalalkan segala cara. Tidak dengan memutarbalikkan fakta, apalagi mengarang cerita, atau menebar berita bohong yang ujung-ujungnya fitnah," tuturnya.

"Sekali lagi, akan saya lawan!" tekad Jokowi.

JokowiCalon presiden petahana Joko Widodo menghadiri Deklarasi Alumni Jogja Satukan Indonesia di Stadion Kridosono,Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019). Jokowi mengajak seluruh pendukungnya untuk mengawal proses Pemilu 2019 dan menggunakan hak pilih untuk masa depan Indonesia. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Sebelumnya, saat menyampaikan sambutan di acara simakrama dengan tokoh adat dan masyarakat Bali di Panggung Terbuka Ardha Chandra, Bali, Jumat malam (22/3), Jokowi menyebut pemilu bukan ajang untuk berperang antar-lawan politik tetapi merupakan pesta demokrasi yang harus disambut dengan gembira.

“Pemilu bukan perang tapi pesta demokrasi untuk memilih pemimpin kita yang terbaik,” kata Jokowi dilansir kantor berita Antara.

Oleh karena itu, Jokowi mengatakan pesta demokrasi harus disambut dengan riang gembira.

“Jangan sampai ada yang menakut-nakuti apalagi menebar ancaman-ancaman, namanya juga pesta demokrasi,” katanya.

Mantan Gubernur DKI itu mengajak masyarakat untuk menyambut pesta demokrasi atau pemilu dengan cara-cara yang baik.

“Kita harus menyambut pesta demokrasi itu dengan cara beradab, bertata krama, dan beretika,” katanya.

Jokowi menambahkan, menyambut pesta demokrasi bukan dengan menyemburkan kabar bohong, kabar fitnah, yang bisa memecah-belah persatuan dan persaudaraan bangsa.

Presiden Jokowi mengajak masyarakat Indonesia untuk menatap masa depan dengan optimistis karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.