Hoaks Video Viral Ma'ruf Amin, Ini Faktanya

Beredar video viral Ma'ruf Amin mengatakan tidak ada zikir di istana.
Beredar video viral Ma'ruf Amin mengatakan tidak ada zikir di istana. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 21/3/2019) - Tersebar luas di media sosial video yang menampakkan gelaran doa bersama yang dihadiri ratusan jamaah, yang diduga terselenggara di Istana. Dalam video berdurasi 1 menit 26 detik itu seorang ustaz menyerukan untuk memilih Ma'ruf Amin di Pemilu 2019.

Sebab, apabila paslon 01 kalah, tak ada lagi lantunan zikir di Istana Negara, tak ada lagi Hari Santri. Bahkan, salah satu seruan dalam acara itu, NU akan menjadi fosil jika Jokowi-Ma'ruf Amin kalah.

Dalam video itu, nampak hadir cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin duduk di tengah-tengah acara yang belum diketahui kapan dan di mana terjadinya. Sambil duduk, beliau mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh salah satu ustaz.

Berikut kutipan narasi yang diterangkan oleh seorang ustaz dalam video yang  viral di masyarakat:

"Sesuatu yang musyrik yang kafir dan lain sebagainya dan mereka ini akan membuat sebuah kekuatan yang apabila terjadi maka akan menjadikan Islam mainstream seperti ini, seperti pesantren ini, hanya akan menjadi fosil di masa depan."

"Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada di istana, jangan berpikir masih ada hari santri apabila sampai Ma'ruf ini kalah."

"Semuanya masih ingin hari santri? Masih ingin zikir berkumandang di Istana? Masih ingin budaya NU dan ahli sunah terus berkembang di Indonesia? Jawabnya hanya satu, kalau ingin semuanya masih, 17 April yang akan datang semua kita jaga untuk memenangkan kiai Amin."

Menanggapi tudingan kabar negatif, Ma'ruf Amin mengatakan bahwasannya tidak ada gelaran doa bersama di Istana.

"Ah itu hoaks itu, itu bohong saja, itu fitnah," kata Ma'ruf Amin pada awak media usai seminar publik bertajuk Strategi Pemberantasan Korupsi untuk Kembalikan Uang Negara di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).

"Wah enggak ada, enggak ada. Pokonya pilpres itu mencari pemimpin yang baik," katanya.

Tanggapan BPN

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Ferdinand Hutahean, mengkritik keras dugaan kampanye bermuatan fitnah dalam acara doa bersama untuk cawapres 01.

Ferdinand mengatakan, apa yang disampaikan dalam video yang beredar tersebut merupakan fitnah. Menurut dia, Ma'ruf Amin, semestinya membuktikan janji dirinya memberantas hoaks seperti yang selama ini ia canangkan

Ma'ruf Amin, kata Ferdinand, harus membuktikan sumpahnya dalam memberantas hoaks. Selain itu, ia juga mendorong sejumlah pihak turut mengusut dugaan fitnah ini, baik Bawaslu maupun pihak kepolisian.

Lebih lanjut, kata dia, apa yang disampaikan seorang ustaz dalam video tersebut sama halnya dengan kampanye hitam yang dilakukan tiga ibu-ibu di Karawang, yang menyebut Jokowi akan melarang azan dan melegalkan pernikahan sesama jenis jika menang.

Respon TKN

Sementara itu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menilai, video yang menampilkan calon wakil presiden nomor urut 01 dalam sebuah pengajian bukan merupakan kampanye hitam.

"Jadi tidak ada unsur hoaks di situ atau misalnya mengandung unsur kampanye hitam. Menurut saya jangan kebakaran jenggot gitu," ujar Ace saat ditemui awak media di Jakarta, Selasa (19/3).

Ace mengatakan, video yang tersebar di media sosial itu berbeda dengan kasus tiga ibu-ibu di Karawang atau seorang ustadz di Banyuwangi, yang memuat materi kampanye hitam yang merugikan Presiden Joko Widodo.

Beda misalnya dengan apa yang disampaikan oleh tiga ibu-ibu di karawang atau ustadz Supriyanto di Banyuwangi

"Kalau ini kan tidak ada sama sekali. Jadi tidak ada menurut kami satu pun dari pernyataan ustadz yang di dalam video itu menyatakan bahwa dia menjelekkan kampanye hitam capres lain," kata Ace. []

Baca juga: 

Berita terkait