Jelang PSBB, Pemkot Surabaya Salurkan Paket Sembako

Pemkot Surabaya akan menyalurkan paket sembako yang merupakan donasi dari pengusaha kepada masyarakata berpenghasilan rendah di Surabaya.
Pemkot Surabaya akan menyalurkan paket sembako yang merupakan donasi dari pengusaha untuk masyarakat miskin di Surabaya. (Foto: Pemkot Surabaya/Tagar)

Surabaya - Jelang diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya akan terlebih dahulu menyalurkan bantuan paket sembako (sembilan bahan pokok) kepada 67.319 KK di 31 kecamatan Surabaya. Bantuan tersebut merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) atau donasi dari pengusaha di Surabaya.

Asisten Administrasi Umum Kota Surabaya Hidayat Syah mengatakan mengatakan paket sembako tersebut merupakan bantuan dari masyarakat mau pun pengusaha di Surabaya dikumpulkan oleh Pemkot Surabaya. Dalam paket bantuan sembako tersebut berisi diantaranya beras, mie instan, ikan kering, tempe, bumbu pecel dan abon.

Kita harus menyiapkan ini dari kecamatan ke kelurahan dan pasti ketika pembagian nanti jangan sampai ada antrean-antrean.

"Tapi kita sudah siapkan nanti 68.000 KK,” kata Hidayat melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Minggu, 26 April 2020.

Hidayat menjelaskan untuk pendistribusiannya, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan skema agar tidak ada warga yang berkumpul. Hidayat menyebutkan nanti paket sembako tersebut akan dikirim ke empat kecamatan di Surabaya, yakni Tegalsari, Genteng, Bubutan dan Simokerto.

“Kita harus menyiapkan ini dari kecamatan ke kelurahan dan pasti ketika pembagian nanti jangan sampai ada antrean-antrean,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, M Fikser mengatakan, paket sembako yang disalurkan ke MBR ini murni berasal dari para pengusaha atau elemen masyarakat. Donasi bantuan ini karena mereka menilai keseriusan pemkot dalam upaya menangani Covid-19.

“Jadi bantuan yang disalurkan besok (Senin), murni dari CSR, murni bantuan dari masyarakat. Jadi bukan berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah),” kata Fikser.

Fikser mengaku untuk bantuan paket sembako disalurkan itu, terdiri dari beras, mie instan, ikan kering, tempe, bumbu pecel dan abon. Beberapa produk bahan makanan ini merupakan hasil produksi mandiri dari UMKM Surabaya.

“Jadi pemkot menyiapkan itu, ada beras 5 kilogram per KK,” katanya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya ini mengaku bantuan tersebut nanti akan didistribusikan sementara ke kantor kecamatan dan kelurahan. Ia mengakui, masih mengkaji pola penyalurannya pas ke masyarakat. Namun, yang terpenting adalah ketika penyaluran nanti warga tidak sampai bergerombol dan tetap menerapkan physical distancing.

“Bantuannya ini dikemas di Gedung Convention Hall dan selanjutnya dikirim ke kecamatan-kecamatan. Ini masih kita bahas juga untuk pola pendistribusiannya ke warga,” pungkasnya.

Hasil Uji Ulang Swab Pasien Banyuwangi Dinyatakan Negatif

Hasil uji swab Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya menyatakan satu pasien asal Banyuwangi dinyatakan negatif terinfeksi virus corona atau Covid-19. Pria asal Kecamatan Singojuruh sedang dirawat di Surabaya ini terbukti tidak terjangkit virus corona, seperti kemarin diumumkan Pemprov Jatim yang kemudian disusul pengumuman Pemkab Banyuwangi.

"Tadi malam, Sabtu 25 April 2020 kami dikabari ulang oleh Dinas Kesehatan Jatim tentang koreksi data dari ITD Unair sebagai pihak melakukan pemeriksaan sampel swab. Bahwa ada perubahan hasil swab pasien dari Banyuwangi sedang dirawat di salah satu rumah sakit swasta Surabaya, dari semula positif menjadi negatif," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dr Widji Lestariono.

”Nanti sore koreksi ini juga akan diumumkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operation Center) Kementerian Kesehatan dan Pemprov Jatim. Namun, kami memohon izin untuk mengumumkan terlebih dahulu dengan pertimbangan untuk kebaikan keluarga pasien yang tinggal di Banyuwangi,” imbuh Rio, sapaan akrab Widji Lestariono.

Untuk diketahui, mekanisme pengumuman pasien positif harus melalui uji swab laboratorium, yang kemudian diotorisasi oleh PHEOC Kementerian Kesehatan. Setelah itu, PHEOC mengirim data ke pemerintah secara berjenjang dari pusat, provinsi, sampai kabupaten/kota.

Rio menjelaskan, selang beberapa jam dari pemberitahuan ke Dinkes Banyuwangi pada Sabtu sore 25 April 2020, ITD Unair kembali melakukan uji ulang dan memberi tahu bahwa hasil pasien tersebut negatif.

”ITD kemudian mengubah menjadi negatif. Ini kabar gembira tentunya untuk keluarga dan kita semua," kata dokter alumnus Universitas Airlangga tersebut.

Seperti diketahui, pada Sabtu sore 25 April 2020, Dinas Kesehatan Banyuwangi mendapat kabar dari Dinkes Pemprov bahwa ada satu pasien asal Banyuwangi yang hasil uji swabnya dinyatakan positif. Bersamaan dengan pemberitahuan tersebut, Pemprov Jatim mengumumkan penambahan satu pasien positif asal Banyuwangi.

"Pasien dan keluarganya sudah mendapat informasi terkait perubahan hasil uji laboratorium ini," imbuhnya.

Pasien tersebut dirawat di salah satu rumah sakit di Surabaya sejak 17 April karena mengalami gangguan saluran kencing.

Dengan demikian, untuk saat ini, pasien terkonfirmasi positif corona di Banyuwangi tidak berubah, yakni ada 3 orang. Dengan rincian satu sembuh, satu dalam masa pemulihan, dan satu meninggal.

"Nanti yang mengubah datanya langsung dari Pemprov Jatim," tutur Rio. []

Berita terkait
Senyum Penjual Bunga Kuburan di Tengah Covid-19
Tradisi nyekar atau ziarah kubur jelang Ramadan menjadi berkah bagi penjual bunga kuburan di tengah krisis ekonomi akibat Covid-19.
Dua Lansia di Jawa Timur Sembuh Lawan Covid-19
Dua orang lansia mematahkan anggapan bahwa mereka rentan dan sulit untuk sembuh jika sudah terinfeksi Covid-19
Perwali PSBB, Penjagaan Ketat Perbatasan Surabaya
Pemkot Surabaya akan menjaga ketat 17 titik pintu masuk di perbatasan Surabaya untuk membatasi warga luar Surabaya masuk.