Perwali PSBB, Penjagaan Ketat Perbatasan Surabaya

Pemkot Surabaya akan menjaga ketat 17 titik pintu masuk di perbatasan Surabaya untuk membatasi warga luar Surabaya masuk.
Pemkot Surabaya melakukan screening di Jalan Jenderal A Yani Surabaya untuk mencegah pandemi virus corona di Kota Surabaya. (Foto: Pemkot Surabaya/Tagar)

Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyetujui dan telah mendatangani Peraturan Wali Kota (Perwali) tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya. Perwali PSBB merupakan turunan dari Peraturan Gubernur (Pergub) PSBB yang telah disetujui oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan Perwali PSBB disusun berpatokan pada Pergub nomor 18 tahun 2020 dan Keputusan Gubernur nomor 188/2020/KPTS/013/2020 tentang pemberlakuan PSBB dalam Penanganan Covid-19 di wilayah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik.

Malam ini kami dari gugus tugas Surabaya akan presentasi pelaksanaannya di Grahadi.

“Perwali itu langsung kami sosialisasikan hingga Senin depan. Kemudian pada Selasa, 28 April 2020 hingga Senin 11 Mei 2020 langsung pelaksanaan PSBB,” kata Fikser melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Jumat, 24 April 2020.

Mantan Kepala Bagian Hubungan Masyarakata Pemerintah Kota Surabata ini mengungkapkan isi Perwali PSBB tidak berbeda jauh dengan surat edaran Wali Kota Surabaya yang sudah diedarkan dan disosialisasikan kepada masyarakat beberapa waktu lalu. 

Dalam surat edaran itu tercantum detail protap-protap dan protokol-protokol harus dilakukan di masing-masing unit untuk mencegah dan menangani wabah Covid-19 ini.

“Malam ini kami dari gugus tugas Surabaya akan presentasi pelaksanaannya di Grahadi (Gubernur Jatim),” tuturnya.

Sementara Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Eddy Christijanto memastikan bahwa perbedaan surat edaran dengan Perwali ini sebenarnya hanya pada poin sanksi. Jika surat edaran tidak ada sanksinya, tetapi di Perwali dilengkapi sanksi apabila melanggarnya.

“Yang lain sebenarnya sama, sudah kami terapkan sesuai dengan SE Wali Kota Surabaya,” kata Eddy.

Satu diantara sejumlah poin dalam Perwali yakni penjaga ketat chek point di 17 titik perbatasan Surabaya. Nantinya, di pos perbatasan itu akan dilakukan pemeriksaan bagi warga hendak memasuki Surabaya.

“Nanti akan dicek tujuannya apa. Kalau tujuannya atau kepentingannya tidak terlalu darurat, maka kami akan meminta untuk balik lagi dan akan akan sampaikan bahwa Surabaya sedang menerapkan PSBB, apalagi berbagai fasilitas umum banyak tutup,” kata dia.

Sementara untuk pekerja kantoran dan kegiatan-kegiatan berhubungan dengan pangan serta sembako, serta fasilitas vital, kebencanaan, media dan beberapa pekerja lainnya diatur dalam perwali tetap diperbolehkan. Meski begitu, ia tetap meminta untuk mengurangi karyawannya masuk kantor hingga 50 persen.

“Selain itu, kami nanti akan cek suhu mereka akan masuk ke Surabaya. Jika suhunya sudah diangka 38 (derajat celcius), maka dia akan kami bawa ke puskesmas terdekat untuk dilakukan rapid test,” tutur.

Dalam menjalankan PSBB ini, Eddy memastikan bekerja sama dengan pihak kepolisian dan jajaran TNI. Oleh karena itu, ia meminta seluruh masyarakat untuk mematuhi PSBB ini selama dilakukan selama 14 hari nanti.

“Hal ini dilakukan semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya dan ini harus dilakukan bersama-sama,” tuturnya.

Terminal Purabaya SurabayaKepala Terminal Purabaya Surabaya Imam Hidayat. (Foto: Dokumen Tagar/Haris D Susanto)

Jumlah Penumpang Terminal Purabaya Anjlok

Memasuki Ramadan hari pertama, Terminal Purabaya mengalami penurunan penumpang. Bahkan penurunan itu sampai 95 persen dibanding hari-hari biasanya.

Kepala UPT Terminal Purabaya, Imam Hidayat mengatakan, saat ini hanya ada penumpang beberapa orang saja tiap harinya. Ia memprediksi saat Ramadan akan ada 4 sampai 5 persen penumpang yang datang.

"Penurunan penumpang ada penurunan 95 persen lah total keseluruhannya. Jadi penurunannya banyak, ini penumpang yang ada 4 sampai 5 persen saja," kata Imam, Jumat 24 April 2020.

Iman bercerita, saat ini penumpang yang datang sehari hanya ada 1.500 orang. Padahal kalau hari biasa sebelum ada corona atau covid-19 38.300 orang.

"Kalau biasanya hari biasa itu 38.300-an penumpang, kalau sekarang ini penumpangnya hanya 1.500 saja," tutur dia.

Sementara itu, penurunan jumlah penumpang ini berdampak pada sejumlah PO yang memilih mengandangkan busnya. Imam menambahkan memang sejumlah bus terkadang hanya mengangkut satu atau dua penumpang, bahkan ada yang tidak mengangkut penumpang sama sekali.

"Tapi kebanyakan PO kalau berangkat ya ada penumpang satu orang kadang juga ndak ada penumpang," ujar Imam.

Kendati demikian, Imam tetap menyiapkan standar pencegahan covid-19 di Terminal. Baru-baru ini, Imam menambahkan telah memiliki camera scanner yang mendeteksi suhu tubuh penumpang.

"Ini ada baru di sini camera scanner, kalau bilik sterilisasi sudah lama dan wastafel ada. Kalau ini scanner suhu tubuh. Nanti Kalau ada yang 37,5 ke atas kita data, kalau 38 kita serahkan ke PMI. Ini baru datang kok kemarin baru dioperasikan," kata Imam. []

Berita terkait
Dinkes Banyuwangi Lakukan Rapid Test 11 Santri
Sebelas santri Al Fatah Temboro, Magetan menjalani rapid test karena Ponpes tersebut adalah klaster baru penyebaran Covid-19.
Sambut Ramadan, 15 Pasien Covid-19 di Jatim Sembuh
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mengungkapkan pelaksanaan PSBB di Surabaya Raya akan dimulai pada 28 April 2020.
Jemaah Masjid Kemayoran Tergeletak Usai Salat Magrib
Setelah kejadian tersebut, Masjid Kemayoran Surabaya langsung disemprot disinfektan untuk mencegah Covid-19.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.