JCH Aceh di Tanah Suci Terima Dana Wakaf 21 Miliar

Jemaah Calon Haji Aceh tahun ini mendapatkan pembagian dana wakaf dari Baitul Asyi di Mekkah, Arab Saudi Rp 21 miliar.
Prosesi upacara pelepasan JCH Aceh Kloter 9 di Asrama Haji setempat, Rabu 31 Juli 2019 tadi malam. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Jemaah Calon Haji (JCH) Aceh tahun ini mendapatkan pembagian dana wakaf dari Baitul Asyi di Mekkah, Arab Saudi dengan total 6 juta riyal atau sekitar Rp 21 miliar.

Dana wakaf tersebut dibagi kepada 4.688 jemaah Aceh yang berangkat haji tahun 1440 H/2019 M.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Daud Pakeh menyebutkan, jemaah Aceh yang sudah berada di Mekkah mulai menerima dana wakaf Baitul Asyi pada Minggu 28 Juli 2019 lalu.

Dana itu diserahkan langsung Syeih Abullatif Baltou selaku nazir wakaf kepada 393 jemaah yang tergabung dalam kloter pertama di Mushalla Ghasalah 228 Syisyah, Kota Mekkah. Masing-masing jemaah mendapat uang wakaf sebesar Rp 4,5 juta.

"Jemaah Aceh kloter 1 yang menerima dana tersebut berasal dari Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara dan Sabang ditambah lima orang petugas kloter," kata Daud, Kamis 1 Agustus 2019.

Selain kloter pertama, kata Daud, pada hari yang sama dana wakaf tersebut juga diserahkan kepada jemaah kloter dua yang berasal dari Kabupaten Aceh Timur, Banda Aceh dan Aceh Besar.

"Apapun besaran dana masing-masing menerima SAR 1200 atau sekitar 4,5 juta rupiah," katanya.

Ia menjelaskan, penyerahan dana wakaf dilakukan dengan cara tim dari Baitul Asyi menemui langsung jemaah di masing-masing hotel. Saat menerima dana wakaf, para jemaah diharuskan menunjuk kartu Baitul Asyi yang telah diserahkan oleh panitia saat keberangkatan di Asrama Haji Embarkasi Aceh.

Baca juga:

Kata Daud, berdasarkan informasi yang ia terima dari petugas Baitul Asyi yang berada di Mekkah, Jamaluddin, selain mendapat dana wakaf jemaah Aceh juga mendapat hadiah satu Alquran.

"Sebelum penyerahan dana Baitul Asyi, Syekh Baltou menyampaikan pesan kepada JCH Aceh, di antaranya agar uang wakaf Habib Bugak Asyi yang diberikan kepada jemaah Aceh supaya mempergunakan kepada hal-hal bermanfaat," katanya.

Juru Bicara PPIH Embarkasi Aceh, Muhammad Nasril menjelaskan, wakaf dari Baitul Asyi itu merupakan tanah wakaf yang diberikan oleh Habib Bugak Asyi pada 1224 H atau sekitar 1800 Masehi.

Di depan mahkamah pencatatan wakaf, Habib yang disebut-sebut pernah bermukim di Bugak, Kabupaten Bireuen, Aceh itu menyatakan tanah wakaf dan manfaatnya hanya ditujukan kepada jemaah haji asal Aceh atau warga Arab Saudi keturunan Aceh atau warga Aceh yang menjadi mukimin di Arab Saudi.

Tanah wakaf yang lokasinya di samping Masjidil Haram tersebut kemudian dikelola oleh seorang nazir.

Awalnya di atas tanah itu didirikan bangunan untuk menampung jemaah haji asal Aceh. Kemudian ketika ada proyek perluasan Masjidil Haram, tanah tersebut dialihkan menjadi aset-aset yang kini berbentuk bangunan hotel.

"Pembagian wakaf itu sudah berjalan 13 tahun. Tahun ini ada sekitar Rp 21 miliar lebih yang diberikan untuk jemaah asal Aceh," kata Nasril.

Sebelumnya, Bupati Bireuen, Saifannur menyebutkan, untuk menghargai jasa Habib Bugak, pihaknya kini telah memugar makam tersebut yang berada di Desa Pante Peusangan, Kecamatan Jangka, Bireuen pada akhir Januari 2019 lalu.

"Kita telah menganggarkan dana satu miliar untuk pemugaran Makam Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi (Habib Bugak Al-Asyi) di Bireuen," kata Saifannur, saat pelepasan JCH Kloter 9 di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Rabu 31 Juli 2019 malam.

Karena itu, Saifannur meminta kepada para jemaah Aceh agar mempergunakan dana wakaf tersebut kepada hal-hal bermanfaat. Selain itu, ia juga menyerukan pada jemaah agar berziarah ke makam tersebut saat pulang dari Tanah Suci.

"Jangan membelanjakan hal-hal yang tidak bermanfaat dari dana wakaf tersebut," kata Saifannur. []



Berita terkait
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.