Jansen: SAE Nababan Pantas Terima Penghargaan Negara

Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengungkapkan kekagumannya pada sosok Pdt SAE Nababan dan dia layak menerima penghargaan dari negara.
Pdt Dr SAE Nababan (kiri). (Foto: Twiiter @jansen_jsp)

Medan - Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat yang juga putra Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Jansen Sitindaon mengungkapkan kekagumannya pada sosok Pendeta Dr Soritua Albert Ernst Nababan atau beken disebut SAE Nababan. Dia menilai sosok ini layak menerima penghargaan dari Negara.

SAE Nababan adalah seorang teolog terkenal dan pernah menjabat pimpinan tertinggi di Huria Kristen Batak Protestan atau HKBP. Nababan dikenal luas di kalangan gereja di dunia, Asia dan Tanah Air.

Tak hanya di kalangan gereja, pria kelahiran Taurutung, Kabupaten Tapanuli Utara pada 1933 itu juga dikenal di kalangan aktivis dan politikus Tanah Air, mulai dari Aburrahman Wahid alias Gus Dur, Megawati Soekarnoputri dan Amin Rais.

"Akhirnya besok buku itu terbit juga. Berjudul 'Selagi Masih Siang'. Sebuah kata sederhana tapi bermakna dalam yang berpuluh tahun ini biasa beliau ucapkan. Namanya Pdt Dr SAE Nababan. Seorang teolog terbaik Indonesia bahkan dunia yang pikiran dan sikapnya paling saya kagumi," tulis Jansen di akun Twitter @jansen_jsp pada Jumat, 14 Agustus 2020.

Dalam cuitan yang cukup panjang itu, Jansen menyebut, SAE Nababan yang kini berusia 87 tahun, peraih sarjana theologi dari STT Jakarta tahun 1956. Di usia sangat muda 30 tahun, meraih doktor teologi dari Universitas Heidelberg Jerman tahun 1963.

"Sebuah prestasi membanggakan dari putra Indonesia yang di masa sekarang pun sulit dicari padanannya," tukas Jansen.

Jejaknya mendunia, sambungnya, sejak muda dia telah melanglang dunia dan bicara di banyak panggung dunia. Merepresentasikan wajah Indonesia. Dan pandangannya terhadap berbagai hal. Pada bidangnya ilmunya teologia, dalam lima dekade terakhir, dialah salah satu terbaik yang dimiliki Indonesia

Di lingkup internasional Nababan pernah jadi Sekretaris Pemuda Dewan Gereja Asia 1963-1967, Presiden Dewan Gereja Asia 1990-1995, Wakil Ketua Komite Dewan Gereja Dunia 1983-1998, Wakil Presiden Federasi Lutheran se-Dunia, Ketua Vereinte Evangelische Mission.

Selamat untuk peluncuran bukunya Oppui Pdt Dr SAE Nababan 'sang mercusuar Kristen dari Indonesia dan Tanah Batak

Puncaknya dalam Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja se-Dunia (WCC) di Porto Alegre, Brasil tahun 2006, Nababan terpilih menjadi Presiden World Council of Churches (Persekutuan Gereja Sedunia).

"Sebuah capaian prestisius yang ditorehkan putra Indonesia. Teolog Indonesia di panggung dunia," katanya.

Jansen SitindaonWakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon. (Foto: Instagram/@jansensitindaon)

Jauh sebelum mendunia, di level Indonesia SAE Nababan pernah menjadi Sekretaris Umum Dewan Gereja Indonesia 1967-1984, Ketua Umum PGI 1984-1987, dan Ephorus HKBP 1987-1998.

"Di dalam negeri dia mencapai puncak pengabdian. Juga di level dunia. Semoga teolog Indonesia berikutnya mengikuti," tulis Jansen.

SAE Nababan ini kata dia, disiplinnya sangat tinggi. Termasuk ketegasannya tak kenal kompromi. Sulit ditawar. Karena inilah SAE Nababan pernah menghadapi cobaan serius di masa Orde Baru. 

Sebagai Ephorus HKBP, kepemimpinannya diintervensi Bakorstanasda. Sehingga terjadilah kisruh bertahun-tahun di tubuh HKBP.

Satu yang unik kemana pun SAE Nababan ini pergi selalu pakai peci, kopiah, topi songke dll. Termasuk di acara-acara internasional yang diikutinya.

"Saya pernah bertanya apa alasannya memakai ini? Beliau menjawab, 'peci ini identitas Indonesia, jadi kita harus lestarikan dan bangga memakainya," ungkapnya.

Pada masanya ketika Gus Dur masih hidup, SAE Nababan teman baiknya. Dan bersama tokoh agama lain bahu-membahu menjaga kerukunan Indonesia yang pluralis dan beragam. Menurut Jansen, SAE Nababan inilah salah seorang tokoh Kristen Indonesia paling besar dan kontributif yang sekarang masih hidup.

"Beberapa hari ini lagi ramai soal bintang penghargaan yang diberikan Presiden Jokowi. Jika bicara kontribusi dan pengabdian Pdt Dr SAE Nababan ini sangat pantas menerimanya dari negara. Apalagi ditambah pencapaiannya di dunia yang telah membanggakan Indonesia. Dunia saja telah memberi," tukasnya.

Jansen membeber, walau berusia 87 tahun, SAE Nababan masih sehat. Ingatannya masih tajam, dan suara masih lantang. Koran Der Spiegel pun masih dilahapnya. Kalau diskusi dengannya masih sulit menang.

"Selamat untuk peluncuran bukunya Oppui Pdt Dr SAE Nababan 'sang mercusuar Kristen dari Indonesia dan Tanah Batak. Penutup! Foto iconic Pdt Dr SAE Nababan bersama sahabatnya Desmon Tutu yang juga seorang teolog dan penentang apartheid. Yang oleh Nelson Mandela disebut: Seorang yang tak pernah takut menyuarakan suara, dari mereka yang tak dapat bersuara. Di sebelahnya Gunter Gassman teolog besar Jerman," cuit Jansen sambil menautkan sebuah foto SAE Nababan saat bersama Desmon Tutu.

Basar Daniel selaku koordinator kegiatan menyebut, launching buku dilakukan secara virtual dengan platform zoom meeting dan disiarkan secara live lewat akun Facebook dan YouTube SAE Nababan.

Peluncuran ini diisi diskusi dan refleksi terkait hal-hal yang diunggah dalam buku. 

Selain penulis, Dr SAE Nababan, buku ini juga akan ditanggapi beberapa panelis, yakni Ketua Umum PGI 2014-2019 Pdt Dr Henriette Lebang, mantan Menristek Muhammad AS Hikam PhD, dan Uskup Agung Jakarta Prof Dr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo.[]

Berita terkait
Peluncuran Buku SAE Nababan Teolog Kesohor dari HKBP
Buku catatan perjalanan Dr Soritua Albert Ernst Nababan berjudul "Selagi Masih Siang" akan diluncurkan pada Sabtu, 15 Agustu 2020.
Pemuda Gereja HKBP Padang Bantu APD Tenaga Medis
Pemuda-pemudi Huria Kristen Batak Protestan di Padang turut membantu pengadaan alat pelindung diri bagi tenaga medis.
Ephorus HKBP Minta Ibadah Paskah Dilakukan di Rumah
Ephorus mengatakan Peringatan Jumat Agung, Pesta Paskah I, dan Pesta Paskah II ibadah sebaiknya dilakukan di rumah masing-masing.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.