Jakarta - Tiga anak punk di Berau, Kalimantan Timur, tewas usai pesta minuman keras (miras) yang dioplos dengan cairan hand sanitizer yang diberikan remaja berinisial HK (17).
Menurut Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono, HK melakukan prank miras hand sanitizer ke anak punk karena kesal kerap dipalak oleh para korban. Saat menemui para korban, HK mengaku botol yang dibawanya berisi miras.
"Mereka minum bersama di kos salah satu korban. Tersangka hanya minum beberapa teguk tapi langsung memuntahkannya di dapur, sedangkan ketiga korban meminum sampai habis satu botol hand sanitizer ini yang dikira miras," kata Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono, melalui Kasat Reskrim AKP Ferry Putra Samodra saat dihubungi, Selasa, 14 September 2021.
Baca Juga : RUU Mirol, Seberapa Besar Pendapatan Cukai dari Miras
Hand sanitizer ramai diproduksi untuk membantu menjaga kebersihan tangan di tengah pandemi Covid-19, tapi sebagian orang menyalahgunakannya untuk mabuk.
Hand sanitizer memang dapat membuat seseorang menjadi mabuk karena kandungan alkohol di dalamnya. Namun, sebenarnya cairan ini tidak boleh diminum.
"Hand sanitizer banyak mengandung zat berbahaya jika tertelan, tidak boleh diminum," kata Jamie K Alan, PhD, asisten profesor farmakologi dan toksikologi di Michigan State University.
Alan menjelaskan, setidaknya ada kandungan 60 persen alkohol di dalam hand sanitizer. Selain itu, a hand sanitizer mengandung metanol yang sangat berbahaya jika tertelan.
Paparan metanol dalam jumlah besar dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, dan penglihatan kabur. Bahkan, efek samping yang lebih serius dapat menyebabkan kebutaan permanen, kejang, koma, kerusakan permanen pada sistem saraf, dan bahkan kematian.
- Baca Juga : Benarkah Minum Miras Sebagai Pintu Masuk HIV/AIDS
- Baca Juga : Pesta Miras, 2 Remaja Hanyut di Irigasi Serayu Banyumas
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan dari bulan Mei hingga Juni 2020 ada 15 orang dewasa dari kota Arizona serta New Mexico yang dirawat di rumah sakit (RS) karena mengonsumsi hand sanitizer. Mereka mengalami gejala keracunan karena kandungan metanol yang sebetulnya ilegal. Dari 15 orang tersebut, sebanyak empat orang meninggal dunia dan tiga mengalami kebutaan.
Laporan CDC mendeskripkan salah satu contoh kasus terjadi pada seorang pria berusia 44 tahun. Ia dilaporkan mengalami kejang-kejang usai mengonsumsi hand sanitizer sehingga perlu diberi obat fomepizol untuk menyelamatkan ginjalnya. Pria tersebut berhasil selamat, namun nyaris kehilangan seluruh fungsi indra penglihatannya. []